Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 655 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Teguh Sri Pambudi
"CSR dapat dijalankan meialuf tiga pitar yaitu sosial, ekonomi dan Ungkungan. Kegiatan yang dilakukan dalam berupa community development yang kemudian dikembangkan untuk mencapal citra yang baik di mata para stakeholders perusahaan. Adanya beberapa pihak yang masih memandang pelaksanaan CSR dalam konteks profitabilitas perusahaan merupakan tantangan tersendiri, karena seyogyanya perusahaan juga hams memperhatJkan orang dan Ungkungan sekitarnya. Di sini kemitraan antara perusahaan dengan pemerintah dan masyarakat sipil merupakan kunci keberhasilan pelaksanaan CSR"
2006
EBAR-III-SeptDesl2006-9
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Karsten, Lucien
"Corporate Social Responsibility as a concept can be traced back as early as 19th century in Holland and early 20th century in United States. Since then the concept has been adopted with various responses around the world. Despite some ambiguities and differences that might prevail across nations, CSR gradually becomes a global concept, initiated with some MNCs which pay attention to their reputation. The experience in Dutch showed that although CSR was initiated by quite a few companies, the government has paid its attention to develop this concept in anticipating with the world development."
2006
EBAR-III-SeptDesl2006-21
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rahendrawan
"There are increasingly interest from many corporation, especially among those having business in relation with natural resources world wide, towards Corporate responsibility (CR) or Corporate social responsibility (CSR). Occasionally, CSR would only be viewed as a mere philanthropic and image building activities. Yet CSR activities should actually be fully integrated with the company's strategy to acquire competitive edge to be the basis for business development and efficiency. In a comprehensive CSR, the company is involving alt levels of the company and its stakeholders in a continuous and step-by step process. To increase support on CSR, it is very important that the government, chamber of commerce, the business sector, the accountants, and other stakeholders work together to create a favorable climate, policies and incentives to the business sectors to implement CSR in their operation."
2006
EBAR-III-SeptDesl2006-59
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan-Sedyono, Chrysanti
"Tidak ada keraguan bahwa CSR teiah dan akan terus berperan penting daiam wacana dan praktik bisnis didunia. Dengan berjaiannya waktu, pengertian CSR telah mengalami evoiusi, dan kini para pemangku kepentingan menuntut bahwa bisnis mencapai kinerjanya daiam triple bottom line dengan cara yang sesuai dengan nilai-nilai, kepentingan dan harapan masyarakat dimana perusahaan beroperasi. CSR mempunyai makna yang berbeda bagi orang yang berbeda. Karena itu menjadi penting untuk melakukan komunikasi yang tepat kepada para pemangku kepentingan. CSR is not only about doing good and doing well; it is also abot doing good and telling it well."
2006
EBAR-III-SeptDesl2006-71
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Hartanti
"Definisi CSR sejatinya telah diuraikan semenjak tahun 1950-an. Semanjak itu definisi CSR berkembang luas di kalangan bisnis. Namun demikian katan$an akademisi dan pendidikan memandans perlu untuk metakukan kajian ilmiah terhadap CSR karena terlihat bahwa CSR sefaagar suatu konsep berkembang luas yang berdampak pada kepentingan stakeholder perusahaan, dalam hal ini masyarakat umum,"
2006
EBAR-III-SeptDesl2006-113
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Jatmiko
"Riset ini mencoba membandingkan dan membuktikan teori tanggung jawab sosial korporat (Corporate Social Responsibility / CSR) yang dikembangkan oleh banyak ilmuan marketing tentang hubungan antara asosiasi korporat dan respons konsumen terhadap produk. Adakah hubungan yang spesial antara reputasi korporat-dalam hal ini PT HM Sampoerna, tiga besar dalam industri rokok-yang dibangun oleh aktivitas CSR dan respons konsumen untnk membeli produknya, khususnya dalam produk rokok yang terrnasuk unethical product?
Riset ini difokuskan pada lima masalah utama, yaitu (1) Apa bentuk hubungan antara kemampuan korporat dengan kepuasan konsumen terhadap produk? (2) Apa bentuk hubungan antara kemampuan korporat dan tanggung jawab sosial korporat dengan evaluasi terhadap produk? (3) Apa bentuk hubungan antara tanggung jawab sosial korporat dengan tanggung jawab sosial produk? (4) Apa bentuk hubungan kepuasan konsumen terhadap produk. asosiasi korporat dan tanggung jawab sosial produk dengan evaluasi terhadap produk? (5) Apa bentuk hubungan antara evaluasi produk, kemampuan korporat dan tanggung jawab sosial korporat dengan keinginan konsumen untuk membeli produk?
Dengan memakai teori yang dikembangkan oleh Brown dan Dacin (1997) yang dikombinasikan dengan teori dari Smith (2000). penelitian ini menyasar mahasiswa FISIP-UI dengan 262 sampel. Data lalu dianalisis dengan Model Persamaan Struktural (Structural Equation Model SEM) memakai perangkat lunak LISREL 8.54.
Beberapa temuan riset ini membuktikan bahwa: (1) Kepuasan terhadap produk dipersepsikan Oleh konsumen memiliki hubungan positif dengan kemampuan korporat. (2) Evaluasi korporat memiliki hubungan yang lebih kuat dengan kemampuan korporat ketimbang tanggung jawab sosial korporat. Walaupun tanggung jawab sosial korporat dan evaluasi korporat memiliki korelasi, tetapi hubungannya tidak signifikan. (3) Persepsi konsumen terhadap tanggung jawab sosial produk tidak dipengaruhi oleh tanggung jawab sosial korporat. (4) Evaluasi produk dipengaruhi secara signifikan oleh kepuasan terhadap produk, evaluasi korporat, dan tanggung jawab sosial produk. (5) Keinginan konsumen untuk membeli produk lebih dipengaruhi oleh kemampuan korporat dan evaluasi produk.
Secara umum, dengan memperhatikan batasan sampel dan kondisi penelitian ini, keinginan konsumen untuk membeli produk rokok Sampoerna Iebih dikarenakan kemampuan korporat yang didukung oleh teknologi yang canggih dan evaluasi positif terhadap produk, dan bukan karena aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan.

This research tries to compare and prove the Corporate Social Responsibility (CSR) theories developed by many scholars about the relationships between corporate associations and consumer product responses. Are there any special relations between reputations of corporate-PT HM Sampoerna, third big cigarette company-which is built by CSR activities and consumer responses to buy its products in this cases, especially to unethical product?
This research tocuses on five main questions (1) what are the relationships of corporate abilities to product sophistications? (2) What are the relationships of corporate abilities and corporate social responsibilities to corporate evaluations? (3) What are the relationships of corporate social responsibilities to product social responsibilities? (4) What are the relationships ofproduct sophistications, corporate associations, and product social responsibilities to product evaluations? (5) What are the relationships of product evaluations, corporate abilities, and corporate social responsibilities to purchase intention?
This research uses the theories developed by Brown and Daein (1997) with combination to Smith (2000). Data are collected by survey to the student of University of Indonesia (262 samples) and to be analyzed with Structural Equation Model (SEM) by LIS REL 8.54 software.
Some important findings are: (1) product sophistications are perceived have positive relationship with corporate abilities. (2) Corporate evaluations have stronger relationship with corporate abilities than corporate social responsibilities. Even though corporate social responsibilities and corporate evaluations have a correlation, but the relationships are insignificant (3) Consumer perceptions on product social responsibilities are not influenced by corporate social responsibilities (4) Product evaluations are significantly influenced by product sophistications. corporate evaluations, and product social responsibilities (5) Purchase intention is influenced by corporate abilities and product evaluation.
So, in this research with concern to the limited samples and condition, consumer purchase intention to Sampoerna product is merely droven by corporate abilities to produce high-end product beside the positive product evalution, not by the Sampoerna`s social responsibilities.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15795
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Voges, Daphne Desiree
"In the past few decades, the concept of social responsibility has emerged as an increasingly important feature of the business landscape. No longer can businesses base their decisions solely on economic criteria (profit), now they must also consider the legal, ethical, philanthropic and social impacts of each business decision.
The role of business is rapidly changing. In today's emerging global society, businesses have embraced corporate social responsibility (CSR) not only as a value reflective of their new role in contributing to societal goals, but also as a strategy for improving the bottom line.
Corporate Social Responsibility is business' responsibility, strategy, and contribution to sustainable development. It called business responsibility because of the basic principal that we are not the owner of nowadays, but we owned to the future. It called business strategy because through CSR, the company can use it as a strategy to prevent from threats.
Corporate Social Responsibility plays a key role in enhancing the business image of the company. The CSR is part of the company's strategy. CSR gives values to three stakeholders: company, community and local government.
The company needs the secure feeling condition in order to make it free from any threats caused by external that can affect to the going concern operation of the company. The company losses measurement because of environment threats result is the cost that has to be paid by the company. For example the cost of discontinue project that was blocked by the community for reasons like oil spill in the river or sea, etc. Therefore, CSR is a "must".
Thirty years ago, the Club of Rome stated that there were only 30 years' worth of oil reserves and that we should impose zero growth. Thirty years later, with sustained economic growth, there are still more than 40 years' worth of reserves in front of us. We should not conclude from this that the diagnosis was completely false. However, the researcher believes that if we try to do our best for this planet, we still can renew the wealth that is kept in the tummy of the earth. In conclusion, doing well for our lands benefits the entire stakeholder and the earth itself.
The researcher is trying to emphasize the CSR doing by oil and Gas Company in Indonesia named Total E&P Indonesia. Oil and gas industry is the industry that dealing with its activities within area of exploration and production of hydrocarbon resources to produce oil and gas. Its working area is often overlapped with the center activities of communities which will affect the stability of the environment.
Nowadays, the threats to the company like oil & gas have showed the scale that can harm the investment in mineral resources, and become the bilateral issue between the investor countries and our country Indonesia. The direct looses normally resulted by the interrupted of operation due to a blockage by the communities to Total E&P Indonesia have reached the cost between USS 70,000 - USS 75,000 per days.
To overcome those problems, the company develops an approaching method intensive program called Sustainable Development Program. If the company gets in trouble, it is not sustainable. Sustainable development is an essential parameter that impacts all the company's activities. Sustainable development is a basic element of business that cannot be seen as a constraint."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18197
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pramudyo Abdul Azis Sukodono
"Lingkungan hidup telah menjadi isu global pada abad 21 ini. Perdagangan internasional banyak diwarnai oleh isu lingkungan hidup. Kesadaran masyarakat
internasional tentang pentingnya melestarikan fungsi lingkungan telah mempengaruhi cara pandang mereka dalam melakukan transaksi perdagangan
antar bangsa. Pelestarian fungsi lingkungan dijadikan pertimbangan/tolok ukur oleh masyarakat internasional (negara-negara maju) untuk menerima atau menolak suatu produk barang memasuki pasar mereka. Produk barang yang ditengarai merusak lingkungan sudah pasti akan terkena embargo/sanksi dagang. Kini keunggulan suatu produk semata-mata tidak lagi dilihat dari mutu produk itu sendiri, melainkan dilihat pula dampak lingkungan dari pembuatan produk tersebut. Isu lingkungan hidup yang dikaitkan dengan perdagangan intemaslanal ini jelas akan merepotkan negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, di mana standar mutu iingkungannya masih jauh berada di bawah standar mutu lingkungan negara-negara maju. Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia membutuhkan devisa dari sektor non-migas. Caranya dengan mengekspor sebanyak mungkin produk barang ke manca negara,
terutama ke negara-negara maju. Dengan adanya isu lingkungan hidup ini,
maka mau tidak mau pemerintah dan pelaku bisnis di Indonesia harus menyikapinya dengan arif dan bijaksana. Pelaku bisnis di Indonesia harus bersikap proaktif menghadapi perkembangan ini apabila ingin menembus pasaran internasional. Sikap proaktif yang dimaksud ialah menerapkan audit lingkungan. Audit lingkungan akan memberikan nilai tambah bagi pelaku bisnis Indonesia di mata konsumen internasional. Mereka akan menilai bahwa pelaku bisnis di Indonesia memiliki komitmen kuat untuk melestarikan fungsi lingkungan. Hal ini jelas sesuai dengan konsep pembangunan berkelanjutan yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, di mana dinyatakan bahwa pembangunan yang dilakukan oleh generasi masa kini harus dilakukan sedemikian rupa tanpa mengurangi kemampuan generasi masa mendatang dalam memenuhi kebutuhannya. Penerapan audit lingkungan akan meningkatkan citra positif pelaku bisnis Indonesia di dunia internasional dan otomatis hal ini akan memudahkan produk barang buatan Indonesia melakukan perietrasi pasar internasional. Mulai saat ini pelaku bisnis di Indonesia harus disadarkan bahwa dalam rangka mengantisipasi era perdagangan babas, isu lingkungan dapat menjadi kendala untuk bersaing di pasaran internasional. Untuk memenangkan persaingan di pasaran internasional maka pelaku bisnis di Indonesia harus melakukan efisiensi secara total. Audit lingkungan merupakan salah satu cara untuk melakukan efisiensi. Dengan efisiensi ini maka pelaku bisnis sekaligus dapat menghemat biaya, menghemat energi, menghemat sumber daya alam/ bahan baku, mengurangi limbah buangan, mengurangi pencemaran lingkungan dan pada akhirnya akan melestarikan fungsi lingkungan. Melestarikan fungsi lingkungan berarti mewujudkan pembangunan berkelanjutan secara nyata untuk masa depan yang tak terbatas.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T18948
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Suhendi
"Permasalahan kemiskinan yang disandang keluarga akan berdampak kepada berbagai masalah sosial. Salah satu dari dampak kemiskinan tersebut adalah ketidakmampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan dasar anaknya di bidang pendidikan walaupun tingkat dasar. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting untuk bekal masa depan bagi anak sebagai generasi penerus perjuangan bangsa. Adalah PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. yang peduli dan peka terhadap kondisi sosial ekonomi komunitas atau masyarakat sekitar perusahaannya yang masih terdapat keluarga miskin atau keluarga prasejahtera dalam menyekolahkan anak-anaknya membutubkan bantuan biaya pendidikan yang dirasakan semaldn tinggi. Kepedulian dan kepekaan pemsahaan terhadap komunitas atau masyarakat sekitar, inilah yang dikenal dengan tanggung jawab Sosial perusahaan (corporate social responsibility). PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. dalam melaksanakan tanggungjawab sosialnya terhadap komunitas atau masyarakat sekitamya dengan melealisasikan pelaksanaan program pemberian beasiswa sekolah dasar. Pelaksanaan program tersbut dilakukan perusahaan dengan strategi pengernbangan masyarakat (community development). Program tersebut diberikan kepada para siswa yang berprestasi, berada pada ranking satu sampai sepuluh besar di kelasnya, dan diutamakan dari keluarga miskin atau prasejahtera. Berdasarkan Iatar belakang itulah dilakukan penelitian pelaksanaan program pemberian beasiswa sekolah dasar oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. sebagai wujud tanggung jawab sosialnya, melalui studi kasus di Sekolah Dasa: Negeri 06 Desa Sukadanau Kecamatan Cikarang Barat Kabupaten Bekasi. Penelitian ini bertujuan untuk memberi gambaran mengenai pelaksanaan program pemberian beasiswa sekolah dasar oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
Pendekatan dan jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, yaitu informasi tentang pemahaman, pandangan, dan tanggapan para informan di lapangan yang menghasilkan data deskriptif, yakni gambaran nyata pelaksanaan program secara sistematis dan faktual. Data tersebul diperoleh melalui teknik wawancara mendalam dengan para informan, disamping observasi, dan studi dokumentasi. Penentuan informan dilakukan secara purposive sampling (non probability), yakni pemilihan informan didasarkan pada tujuan penelitian. lnforman penelitian ini terdiri dari pelaksana program, kepala/guru sekolah dasar, aparat desa setempat, dan orangtua siswa penerima program beasiswa.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa terjadi kekurangtepatan dalam pengusulan siswa calon penerima program pemberian beasiswa sekolah dasar PT.Indofood Sukses Makmur Tbk. karena pihak sekolah "kurang mencermati kriteria sasaran program" dimaksud. Pada kenyataan di lapangan diperoleh informasi, bahwa terdapat dua dari enam penerima beasiswa sekolah dasar dimana orangtuanya tidak termasuk kedalam kategori keluarga miskin atau keluarga prasejahtera Hal tersebut diketahui berdasarkan informasi mengenai penghasilan kedua orangtua siswa yang mencapai antara 1.200.000-2.000.000 rupiah. Kasus yang terjadi dalam pelaksanaan program pemberian beasiswa sekolah dasar di atas, karena pihak sekolah dasar membuat kebijaksanaan sendiri dalam memilih dan menentukan calon penerima beasiswa antara lain berdasarkan "prestasi dan ranking teratas". Selain itu pihak sekolah dasar kurang mencermati kondisi sosial ekonomi keluarga siswa yang sebenamya, sehingga unsur penting dalam upaya pengembangan masyarakat yang harus "diutamakan" adalah komunitas keluarga prasej ahtera sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan perusahaan belum semua terwakili. Kepedulian sosial yang direalisasikan kedalam program tersebut, merupakan Salah satu wujud tanggung jawab sosial perusahaan.
Rekomendasi yang diajukan adalah : (a) Pihak perusahaan perlu didukung data mengenai "kondisi sosial ekonomi keluarga" siswa yang diserahkan pihak sekolah. Dengan demikian, diperoleh "sasaran yang tepat" yakni dari keluarga miskin atau keluarga prasejahtera selain prstasi dan ranking yang telah dicapai siswa tersebut; (b) Pihak sekolah perlu mendata prestasi, ranking, dan kondisi sosial ekonomi keluarga siswa, sehingga diperoleh sasaran yang tepat sesuai dengan kriteria yang ditentukan pihak perusahaan. Walaupun ada "Bauman Operasional Sekolah (BOS)" untuk sekolah dasar, namun pihak sekolah harus mengikuti ketentuan yang dibuat perusahaan. Jadi dalam hal ini pihak sekolah tidak membuat kebijaksanaan sendiri dalam memilih dan menentukan siswa yang dicalonkan menerima beasiswa dimaksud; dan (c) Pihak aparat desa setempat perlu ketegasan kepada pernohon berkaitan pembuatan Surat yang diperlukan, seperti pembuatan "Surat keterangan tidak mampu", maka harus didukung data penghasilan dan pengeluaran selama sebulan. Dengan demikian, surat keterangan yang dibuat dan dikeluarkan aparat desa setempatpun sudah sesuai dengan sasaran yang diinginkan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21921
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beny Yanis
"Program Corporate Social Responsibility Kampoeng Pendidikan Lengkong Mandiri (KPLM) adalah wujud berupaya untuk peningkatan kecerdasan intelektual, kreativitas, spiritual, emosional dan sosial kultural sejak usia dini menghasilkan anak-¬anak cerdas mandiri dan berakhlak di seluruh pelosok tanah air. Tujuan mulia ini diwujudkan atas kepedulian minimnya SDM di Indonesia yang berkualitas. Saat ini banyak anak bangsa yang tidak mengenyam pendidikan tinggi, bahkan terancam putus sekolah.
Pembuatan program CSR program KPLM ini terdiri dari beberapa program Pendirian Sekolah SMP Plus Berkualitas Lengkong Mandiri (inklusif), Pendirian Institut Lengkong Untuk Kajian Strategis (the Institute of Lengkong for Strategis Studies), Pendirian Perpustakaan Bumi, Pembuatan Rumah Sehat, Pembuatan Situs Sejarah Berupa Museum Sejarah Lengkong dan University of Lengkong.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan dan operasionalisasi CSR dikaitkan dengan penerapan kegiatan filantropi sosial. Apakah pelaksanaan CSR tersebut berkaitan dengan konsep empowerment atau pemberdayaan dalam peningkatan kesejahteraan sosial? Apakah ada kepentingan-kepentingan lain dan bagaimana pelaksanaannya dikaitkan dengankonsep CSR sebenarnya?
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian Deskriptif Data dan informasi diperoleh dari wawancara melalui wawancara tidak terstruktur atau indepth interview dengan sejurnlah informan yang dianggap cukup kompeten, yaitu Ketua Umum YBAI (Yayasan Bina Anak Indonesia), Direktur Eksekutif Yayasan Bina Anak Indonesia, Staf Pelaksana Program corporate social responsibility bidang Pendidikan YBAI (Yayasan Bina Anak Indonesia) dan Staf Penunjang atau Pendukung sebagai Kepala Bidang PerbukuanlPerpustakaan.
Dari penelitian ini ditemukan bahwa konsep, tujuan, paradigma lembaga independen terhadap CSR masih kurang memadai. Alhasil sering terjadi kesalahan dalam implementasi CSR dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal yang sering terjadi adalah CSR dilakukan untuk keperluan penciptaan citra dan peran dari badan-badan usaha.
Ketidakpedulian lembaga independen ini sering menyebabkan peran CSR di masyarakat akan menurun. Pandangan bahwa CSR hanya merupakan penggalangan dana dan mencari filantropi adalah kesalahan besar yang harus dihindari. Kesemua ini berangkat dari ketidakpahaman pimpinan lembaga independen terhadap kegunaan dan keberdayaan dari program CSR.
Program CSR jangan dipandang dari sisi komunikasi pemasaran, karena program CSR merupakan bentuk empowerment masyarakat terhadap investasi kehidupan sosial. Oleh sebab itu adalah keliru bila melihat CSR dari sisi perolehan uang saja. CSR seharusnya dikembalikan kepada bentuk kegiatan public relations bukan dalam keperluan penciptaan brand.
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukkan pada sisi akademis terutama kajian-kajian teori komunikasi organisasi, Public Relations, dan Corporate Social Responsibility dihubungkan dengan komunikasi antar pribadi. Dui sisi praktis jelas memberikan masukkan kepada lembaga independen, seperti Yayasan Bina Anak Indonesia untuk menyadari bahwa CSR sering digunakan oleh badan-badan usaha untuk keperluan penciptaan citra dan brand. Tugas mereka adalah mengembalikan fungsi CSR pada tugas Public Relations."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T22448
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>