Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 591 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raden Rara Yulia Anindya Pranawaningsih
"

Perspektif teori agensi tentang corporate social responsibility (CSR) menganggap CSR sebagai manifestasi dari agency problems dan terkait dengan ketidakefisienan sumber daya perusahaan, sementara di sisi lain, CSR Good Governance memandang perusahaan yang dikelola dengan baik yang mampu menekan agency problem pada umumnya memiliki peringkat CSR yang tinggi. Menggunakan sampel dari 157 observasi atas tahun dan perusahaan selama periode 2014-2018 dan menggunakan metode regresi, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh agency problem pada praktik-praktik keberlanjutan perusahaan publik di Indonesia. Agency problem diwakili oleh lima proksi yaitu kepemilikan kas, pengeluaran modal, arus kas bebas, rasio pembayaran dividen, dan leverage, sedangkan praktik keberlanjutan diwakili oleh nilai Environmental Social and Governance (ESG score) dari Thomson Reuters. Kami menemukan bahwa kepemilikan kas perusahaan, arus kas bebas dan rasio pembayaran dividen masing-masing secara signifikan dan positif berpengaruh pada praktik keberlanjutan perusahaan. Hasil penelitian kami konsisten dengan ekspektasi bahwa sesuai dengan pandangan tata kelola yang baik, manajemen menggunakan kebijakan manajemen kas dan kebijakan dividen untuk mengelola agency problem terkait dengan investasi CSR yang berlebihan pada perusahaan dengan peringkat CSR yang tinggi. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengeluaran modal dengan praktik keberlanjutan. Kami juga menemukan bahwa terdapat hubungan signifikan dan negatif antara leverage dan praktik keberlanjutan di mana manajemen solvabilitas memainkan peran penting dalam pengelolaan keuangan perusahaan. Secara keseluruhan, sejalan dengan pandangan tata kelola yang baik pada CSR, perusahaan yang mengekang masalah keagenan memiliki peringkat CSR yang tinggi.


Agency theory perspective of corporate social responsibility (CSR) considers CSR as the manifestation of agency problems and is related to inefficiencies of corporate’s resources, while on the other hand, the CSR good governance views good-governed corporation that is able to reduce agency problems usually has high CSR rating. Using a sample of 157 company-year observations over the 2014-2018 period and the regression method, this study aims to analyze the effect of agency problems on sustainability practices of Indonesia’s public companies. The agency problems are represented by five proxies which are cash holdings, capital expenditures, free cash flows, dividend pay-out ratio and leverage, while sustainability practices is represented by Thomson Reuters Environmental Social and Governance (ESG) score. We find that corporate cash holdings, free cash flow and dividend pay-out ratio each has a significant positive effect on sustainability practices. Our results are consistent with the expectation that in line with good governance view, management uses cash management and dividend policies to be able to manage agency problems related to overinvestment of CSR in high CSR companies. This study also shows that there is no significant relationship between capital expenditure and sustainability practices. We also find that there is significant negative relationship between leverage and sustainability practices in which solvency management plays an important role in managing the company’s finances. Overall, in line with the view of good governance on CSR, companies that curb agency problems have high CSR ratings.

 

"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gitawati Setianingrum
"Permasalahan yang dihadapi dunia usaha tidak lagi hahya masalah maksiMalisasi laba, efisiensi, produktivitas dan daya saing, tetapi juga masalah lingkungan dan kepedulian terhadaw pihak-pihak lain yano terkait. Perusahaan dituntut accountable tidak hanya bagi pemilik, tetapi juga terhadap publik. Akuntansi sebagai salah satu alat proses pengambilan keputusan harus dapat mengantisipasi semua itu. Akuntansi Pertangoungjawaban Sosial berusaha untuk mengembangkan-metode baru yang lebih baik untuk mengukur kinerja ekonomi dan sosial. Penelitian dilakukan dengan maksud untuk melihat sampai sejauh mana perkembangan konsep Akuntansi Pertanggungiawaban Sosial ini di indonesla, khususnya di suatu perusahaan manufaktur yang rentan terhadap pencemaran lingkungan. Metode penelitian berupa studi literatur dan survei lapangan ke perusahaan yang bersangkutan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bentuk keterlibatan sosial perusahaan itu berbeda-beda, tergantung dari masing-masing lingkungan sosial, bentuk, sifat dan keadaan masyarakat di mana perusahaan itu berada. Perbedaan persepsi dan kesadaran perusahaan dalam memenuhi tanggungjawab sosialnya itu mengakibatkan timbulnya beragam metode pengukuran dan penyajian laporan pertanggungjawaban sosial. Pada studi kasus perusahaan tekstil Unitex, nampaknya perusahaan tersebut telah berusaha untuk memperhatikan dan menyajikan dalam iappan keuangannya berbagai aspek tanggungjawab sosialnya. Sebagai saran dapat diusulkan bahwa penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial di Indonesia hendaknya diusahakan dengan memperhatikan situasi dan kondisi. Standar pengukuran dan pelaporan sebaiknya tidak jauh berbeda dengan proses pengukuran laporan keuandan konvensional, agar praktis dan mudah dibuat."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18703
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridhani Ramadhana
"Semakin berkembangnya sebuah industri, maka peran Public Relations (PR) semakin penting terutama bagi industri kelapa sawit yang sering menjadi sasaran kampanye negatif dengan berbagai isu lingkungan dan sosial. Munculnya laporan Associated Press pada 18 November 2020 terkait eksploitasi perempuan di industri kelapa sawit mendorong Public Relations PT Astra Agro Lestari Tbk untuk melakukan manajemen isu dalam rangka mempertahankan citra perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi manajemen isu PR di PT Astra Agro Lestari Tbk dalam menghadapi isu perempuan melalui program Agrovaria Lovepink. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme dengan pendekatan kualitatif dan strategi penelitian studi kasus. Untuk mengumpulkan data, teknik yang dilakukan adalah in-depth interview dengan berfokus pada langkah-langkah manajemen isu yang dilakukan mulai dari penyusunan rencana hingga evaluasi oleh Public Relations PT Astra Agro Lestari Tbk. Hasil penelitian ini menunjukkan PR PT astra Agro Lestari tbk melakukan proses manajemen isu ketika isu tersebut berada di ¬fase emerging issue dan melakukan program pengendalian melalui implementasi strategi event, publikasi, kolaborasi/kerjasama, dan social responsibility yang dibalut dalam sebuah program bernama Agrovaria Lovepink.

As an industry develops, the role of Public Relations (PR) becomes increasingly important, especially for the palm oil industry, which is often the target of negative campaigns on various environmental and social issues. The emergence of an Associated Press report on the exploitation of women in the palm oil industry on 18 November 2020 prompted the public relations department of PT Astra Agro Lestari Tbk to implement issue management in order to maintain the company's image. Therefore, this study aims to determine the implementation of PR issue management at PT Astra Agro Lestari Tbk in dealing with women's issues through the Agrovaria Lovepink programme. This study uses a constructivism paradigm with a qualitative approach and a case study research strategy. To collect data, the technique used was in-depth interviews, focusing on the issues management steps that were carried out from the preparation of the plan to the evaluation by the public relations department of PT Astra Agro Lestari Tbk. The results of this study show that PT Astra Agro Lestari Tbk. PR carries out an issue management process when the issue is in the emerging issue phase and carries out a control programme through the implementation of event strategies, publications, cooperation/collaboration and social responsibility wrapped in a programme called Agrovaria Lovepink."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irnintha Adjani
"Klinik kecantikan Sothys adalah sebuah klinik kecantikan yang berbasis di Paris, Perancis. Didirikan pada tahun 1946, Sothys telah menjadi salah satu brand ternama di Eropa. Sothys mengerti bahwa keinginan untuk memperoleh kecantikan adalah sesuatu yang universal sehingga ia membuka cabang di lebih dari 80 negara, salah satunya adalah Indonesia. Di Indonesia, klinik Sothys terdapat di Jl. Kyai Maja, Kebayoran baru, Jakarta selatan, dimana kawasan tersebut merupakan tempat yang sangat strategis untuk menjalankan sebuah bisnis. Klinik kecantikan ini telah berdiri selama 25 tahun sejak tahun 1999. Sothys Indonesia menargetkan pasarnya pada pria dan wanita yang berusia 35 tahun keatas, tingkat pendapatan untuk kelas atas, dan untuk para pelanggan tetap yang sudah ada semenjak pertama kali klinik ini dibangun.Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan pemilik klinik Sothys dan beberapa karyawan, diketahui permasalahan utama yang terjadi dalam perusahaan ialah tidak adanya regenerasi dalam perusahaan dimana seluruh karyawan yang ada dalam perusahaan seluruhnya berusia diatas 30 tahun, sehingga dengan begitu tidak ada informasi-informasi baru seperti saat ini beberapa pesaing usaha klinik kecantikan memiliki kisaran harga yang sama dengan Sothys, padahal target pasar pesaing dapat menjangkau seluruh lapisan umur. Oleh sebab itu, setelah diberikan informasi mengenai potensi untuk memperluas target pasar ini, pemilik klinik kecantikan  memberikan izin untuk membantu membuat program rencana humas dalam menambah target pasar klinik Sothys Indonesia. Pernyataan masalah yang ada di Klinik Sothys Indonesia secara spesifik ialah tingkat kesadaran masyarakat khususnya parah generasi muda tergolong rendah, karena belum mempunyai sistem publikasi yang optimal. Maka dari itu penulis membuat usulan program yaitu publikasi dan spesial event agar dapat menjadikan wadah informasi bagi masyarakat kemudian dapat memperluas target pasar yang nantinya akan menghasilkan keuntungan yang besar bagi perusahaan.

Sothys skincare is a beauty clinic that is based from Paris, France. Built since 1946, Sothys is one of the leading brand of beauty in Europe. Sothys understands that beauty is something universal so they opened their clinic at more than 80 country including Indonesia. In Indonesia, Sothys is located in Jl. Kyai Maja, South Jakarta. Which ia a very strategic location. Sothys Indonesia was build eversince 25 years ago at 1999. Sothys Indonesia targeted their consumer qith the  criteria  of male and female above 35 years old, high acquisition, and for their regular costumer. Based on interview with vice president of Sothys Indonesia and a few employees, it is known that the common problem at Sothys are there are no updated information about the market challenger. They assumed that their prices is only affordable by people of upper class so they do not reach the middle class, even when the other market challenger with the same price they can reach every ages. Therefore, after giving the information that they have potential to expand their target of costumer, they approved to make a marketing public relations plan to expand their consumer target. So, writer are suggesting a Marketing Public Relations program to rebrand Sothys’s image and to help increase market target."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Stangis, Dave
"This book presents a step-by-step process aimed at helping you create the most successful business possible in the 21st century competitive landscape, empowering corporate citizenship professionals to accelerate their credibility within their company as an effective contributor who understands their company's strategy and who creates value. "
United Kingdom: Emerald, 2017
e20469582
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang S. P.
"Perubahan yang tidak terprediksi (Unpredictable Change) dan berlangsung sangat cepat dalam dunia bisnis dan industri, menuntut Pertamina berusaha keras untuk dapat bersaing. Untuk bisa bersaing, proses dalam kilang harus dioperasikan secara efiesien, handal, dan aman untuk menghindari terjadinya kegagalan operasi (Operation Failfure).Tuntutan yang berat itu memerlukan support Kinerja Keselamatan yang maksimal (The Best Safety Performance). Meningkatnya kesadaran masyarakat dunia terhadap masalah keselamatan manusia dan peralatan telah mendorong para ahli keselamatan tingkat dunia untuk mengembangkan teknik pengelolaan keselamatan yang lebih baik dan terintegrasi yang dikenal dengan Manajemen Keselamatan Proses/Process Safety Management. Pertamina bidang Pengolahan Direktorat Hilir mulai tahun 1996 menyatakan komitmen untuk menerapkan MKP diseluruh unit operasinya. Perubahan dan perkembangan yang ada sekarang telah menempatkan penerapan MKP sebagai suatu strategis dalam pencegahan insiden. Sistem Manajemen Keselamatan Proses merupakan sistem manajemen yang mengindentifikasi, memahami, dan mengendalikan bahaya operasi guna mencegah dan menanggulangi kecelakaan, kebakaran, dan peledakan atau kerugian lain terhadap manusia, peralatan maupun lingkungan sekitar.
Untuk mengetahui pelaksanaan penerapan MKP di unit operasi dimana sampai saat ini pelaksanaan MKP belum sepenuhnya dan merupakan tugas sampingan bagi para pekerja. Untuk memeriksa dan membimbing penerapan MKP agar sesuai dengan pedoman MKP dan referensi MKP, maka diperlukan evaluasi sampai dimana tingkat pelaksanaan MKP dan sekaligus memberikan saran, rekomendasi dalam upaya pengembangan MKP secara berkesinambungan.

Implementation of Process Safety Management in Operation Unit II Dumai Riau Pertamina 2002 The rapid and unpredictable changes in business and industry, pursue Pertamina to work hard for the competition. To be able to compete, refinery process has to be operated efficiently, reliably and safely to avoid the operation failure. Great demand of it ne to be supported by the best safety performance.
The increasement of people awareness for the safety of human as well as the equipments has forced the world class safety specialist to develop the techniques for better and integrated safety system, known as Process Safety Management. Started in 1996, Pertamina Bidang Pengolahan Direktorat Hilir stated the commitment to implement the Process Safety Management as a strategy in avoiding incident.
Process Safety Management System identifies, is aware of and anticipating measures to prevent and overcome accidents, fires, explosions, and other detrimental consequences f losses to people, equipment, as well as the surrounding environment.
To know the implementation of Process Safety Management in the operation units, which is until now hasn't been done entirely and only a side job of the workers to check and lead the implementation of Process Safety Management, need to be evaluated how far the implementation of Process Safety Management as well as giving suggestions and recommendations in the effort of developing Process Safety Management Continuously.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T1143
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dachlan A. Bandu
"Statistik Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tahun 1999, menunjukkan bahwa usaha swasta di Indonesia khususnya Penanaman Modal Asing (PMA), mengalami kemajuan yang begitu pesat. Hal ini dapat dilihat bahwa jumlah Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia tercatat sebanyak 7.568 buah, tersebar di seluruh wilayah kesatuan Republik Indonesia (di luar sektor minyak dan gas, perbankan, Lembaga Keuangan non bank, Asuransi dan sewa guna usaha).
Di Nusa Tenggara Barat, tepatnya di Kecamatan Jereweh Kabupaten Sumbawa telah hadir satu perusahaan multinasional yaitu PT. Newmont Nusa Tenggara untuk melakukan berbagai aktivitas berupa eksploitasi dan pemanfaatan aset sosial masyarakat, berupa penambangan emas dan tembaga, sesuai dengan kontrak karya yang telah ditandatangani bersama antara pemerintah Republik Indonesia dengan PT. Newmont Nusa Tenggara, pada tanggal 2 Desember 1982.
Kehadiran PT. Newmont Nusa Tenggara tersebut diharapkan dapat memainkan peranan penting dalam memberikan sumbangan positif bagi peningkatan perekonomian nasional, menciptakan lapangan kerja, menjadi pembayar pajak yang taat, menunjang program pemerintah dan kebijakan-kebijakan tertentu, serta dapat melaksanakan tanggung jawab sosial di tempat beroperasinya perusahaan.
Oleh karena itu, dalam kajian penulisan ini akan menggambarkan dengan jelas tentang bagaimanakah aktivitas pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial PT. Newmont Nusa Tenggara terhadap masyarakat Lingkar Tambang serta faktor-faktor apakah yang menghambat dan mendorong pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial PT. Newmont Nusa Tenggara terhadap masyarakat Lingkar Tambang.
Dalam kaitan dengan tersebut di atas, maka teori yang digunakan adalah teori-teori yang mengarah kepada pemahaman yang lebih luas tentang Tanggung Jawab Sosial suatu perusahaan, artinya pandangan yang berorientasi kepada shareholders beralih kepada orientasi pada stakeholders.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, oleh Bogdan dan Taylor (1995), didefinisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang bisa diamati. Salah satu pertimbangan pendekatan tersebut adalah karakteristik data yang lebih informasi kualitatif, sebab untuk memahami substansi Tanggung Jawab sosial, implementasi dan dampak bagi masyarakat sekitar perusahaan diperlukan proses penelitian pada ?latar alamiah" atau konteks dari suatu keutuhan (entity). Langkah ini harus ditempuh karena "Ontologi alamiahn menghendaki adanya kenyataan-kenyataan sebagai keutuhan yang tidak dapat dipahami jika dipisahkan dari konteksnya (Lincoln dan Guba, 1985; hal 39).
Dari penelitian yang dilakukan, ditemukan dua hal penting berkaitan dengan pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial PT. Newmont Nusa Tenggara terhadap masyarakat Lingkar Tambang yaitu: Pertama, berbagai aktivitas dan program yang mengarah kepada tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat di sekitarnya seperti sentuhan program pada sektor kesehatan, pendidikan, sosial budaya, infrastruktur, pengembangan usaha masyarakat sampai kepada perhatian dan perlindungan terhadap hak-hak karyawan telah memberikan manfaat yang cukup besar bagi kesejahteraan masyarakat. Kedua, di sisi lain masih banyak persoalan-persoalan sosial kemasyarakatan yang merupakan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat lingkar tambang yang belum mendapatkan perhatian yang optimal dan sungguh-sungguh seperti perlakuan dan perhatian kepada bahaya limbah tailing, perlakuan dan perhatian pada reklamasi kawasan yang rusak sebagai akibat dari proses dan aktivitas penambangan, perlakuan dan perhatian pada pencemaran sungai, belum lagi berbicara keinginan yang sungguh-sungguh untuk membantu pemerintah dan masyarakat di sekitarnya dalam rangka mengembangkan potensi pariwisata, sampai kepada persoalan "Culture Shock" bagi masyarakat lingkar tambang.
Berdasarkan temuan di atas, dipandang perlu bagi semua pihak terutama pemerintah daerah, DPRD tokoh masyarakat serta pihak perusahaan untuk memperkuat komitmennya terhadap perbaikan kondisi tersebut dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T1124
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pusparida Syahdan
"Mengharapkan perusahaan memiliki tanggung jawab sosial merupakan sesuatu yang muskil. Sejak lama ada anggapan dalam masyarakat bahwa perusahaan adalah institusi yang semata mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Pendapat ini diwakili oleh Milton Friedman yang mengatakan bahwa tangguung jawab sosial perusahaan adalah mencari keuntungan. Akan tetapi ada pula pendapat yang mengatakan bahwa perusahaan harus memperhatikan mereka yang kehidupannya secara langsung atau tidak langsung terpengaruh oleh perusahaan. Teori ini disebut teori stakeholder. Teori ini sejalan dengan pendapat Vetica bahwa perusahaan merupakan bagian dari budaya masyarakat dan tidak sekedar bagian dari ekonomi pasar.
Masyarakat Amerika menempatkan institusi perusahaan pada tempat yang khusus. Pada satu sisi perusahaan adalah simbol kekuatan ekonomi tapi disisi lain perusahaan juga dapat dilihat sebagai simbol kekuatan yang arogan yang tidak memperhatikan masyarakat sekelilingnya. Kedua kekuatan inilah yang terus-menerus saling berebut pengaruh.
Perusahaan tidak lagi dapat berbuat seenaknya karena besarnya tuntutan masyarakat lebih memperhatikan masyarakat sekitarnya. Dalam masyarakat muncul lembaga-lembaga swadaya masyarakat yang turut menjadi kelompok penekan terhadap perusahaan-perusahaan. Perusahaan pun mencoba mempertahankan kepentingannya dengan menggunakan pengaruh mereka di dalam maupun diluar pemerintahan.
Ketika perusahaan Amerika beroperasi di negara lain seperti Indonesia maka pertarungan serupa juga terjadi pada mereka. Dalam kasus PT. Freeport Indonesia kita dapat melihat bagaimana perusahaan ini mendefinisikan tanggung jawab sosial mereka disetiap kurun waktu. Ketika pertama kali beroperasi praksis tanggung jawab sosial mereka masih sangat terbatas tetapi pada era 1990-an praksis tanggung jawab sosial PT. Freeport Indonesia menjadi lebih beragam. Hal ini tidak terlepas pada tarik-menarik wacana tanggung jawab sosial perusahaan yang berkembang di Amerika dan juga di Indonesia. Tentu keterlibatan lembaga-lembaga swadaya masyarakat memegang peran penting dalam ini."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T7567
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahjoedi
"Fakta empiris yang melatarbelakangi dilakukannya Penelitian ini adalah adanya realita kontradiktif, dimana di satu fihak ada perusahaan besar yang aktivitas usahanya banyak diwarnai dengan konflik sosial, tetapi di sisi lain ada perusahaan besar yang berkinerja baik tanpa harus mengalami konflik sosial. Kondisi yang demikian diduga sangat dipengaruhi oleh derajat perilaku etis perusahaan, yang diwujudkannya melalui kadar tanggung jawab sosial perusahaan (TJSP).
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan deskripsi tentang kasus wujud implementasi TJSP pada seting perusahan Tjiwi Kimia, yang diduga telah berkinerja baik tanpa banyak mengalami konflik sosial. Dari hasil deskripsi profit implementasi TJSP Tjiwi Kimia tersebut, kemudian dicari pula makna ekonomisnya bagi kinerja perusahaan dan masyarakat sekitar. Melalui pendekatan penelitian studi. kasus, dengan analisis deskriptif - induktif dan konfirmasi antara realita dan dibimbing teori, dapat diperoleh simpulan jawaban atas detail masalah penelitian, yakni tentang pentingnya TJSP dan sumbangannya bagi kebijakan secara nasional.
Penelitian studi kasus ini mengambil seting penelitian pada perusahaan besar pengekspor kertas PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia, di Sidoarjo, Jawa Timur. Perusahaan besar tersebut dari segi potensi produksi, luas pasar, posisi geagrafis dan luas lahan, selain memberi pengaruh besar perekonomian masyarakat sekitar, juga berpotensi menimbulkan masalah sosial dan lingkungan. Tetapi karena penerapan etika bisnisnya (T3SP) baik, perusahaan telah mendapatkan makna kinerja secara baik, dan memberi makna positif bagi lingkungan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa, Tjiwi Kimia memberi makna implementasi TJSP sebagai suatu bentuk tanggung jawab perusahaan untuk mempertemukan berbagai kepentingan yang terkait dengan aktivitas perusahaan. Tidak saja bagi kepentingan internal, tetapi juga kepentingan eksternal (sesuai dengan pendekatan stakeholders). Perusahan juga memaknai beberapa aspek panting implementasi TJSP, diantaranya: aspek-aspek ekonomi ketenaga-kerjaan, sosial-budaya masyarakat, dan aspek lingkungan. Terbentuknya nilai-nilai TJSP tersebut kemudian diwujud-konkritkan menjadi visi, misi, dan strategi perusahaan.
Menurut hasil menginduksi antara realita dengan bimbingan teori Davenport (melalui 20 indikator kadar implementasi TJSP) dapat ditemukan beberapa cirri utama penting dalam implementasi TJSP Tjiwi Kimia, antara lain: adanya komitmen tinggi terhadap masyarakat (community), lingkungan (environment), dan pekerja (employees). Selain itu juga dilandasi pula dengan perilaku etis berbisnis, komitmen-komitmennya terhadap stakeholder, terhadap kepentingan Investor, terhadap supplier. Realitas tersebut memperkuat teori Freeman (1984) dan Post (2002) tentang pendekatan stakeholder perusahaan.
Secara langsung atau tidak, bahwa implementasi TJSP yang baik, telah memberi makna ekonomi bagi kinerja perusahaan Tjiwi Kimia. Kinerja baik ekonominya ditandai oleh kemampuannya mengembangkan keaneka-ragaman produk, memperluas dan mempertahankan pasar internasionalnya. Karena dukungan TJSP yang baik pulalah, kemudian Tjiwi Kimia mendapatkan image baik sebagai perusahaan internasional. Pengakuan internasional Tjiwi Kimia, yang paling penting adalah diperolehnya penghargaansertifikasi standar mutu ISO. 9000, dan sertifikasi manajemen lingkungan melalui ISO. 14000.
Makna ekonomi TJSP Tjiwi Kimia bagi masyarakat sekitar, berupa besarnya dana yang mengalir secara langsung dari perusahaan, atau tidak langsung sebagai efek multiplier dari perputaran roda ekonomi masyarakat sekitar itu sendiri. Terbukanya berbagai jenis lapangan kerja baru, berbagai bentuk program mitra kerja perusahan, dan berkembangnya sektor informal, adalah sebagai bukti menggeliatnya perekonomian masyarakat sekitar. Pembangunan sarana fisik bagi lingkugan masyarakat, sumbangan di bidang pendidikan dan kesehatan masyarakat, secara tidak langsung juga telah memberi pengaruh peningkatan kualitas SDM dan potensi ekonomi masyarakat.
Atas dasar temuan penelitian kasus ini, dapat diajukan berbagai saran, baik yang terkait dengan kepentingan penelitian di bidang ilmunya, bagi kepentingan praktis perilaku perusahaan, maupun bagi kepentingan pengembangan kebijakan. Penelitian bidang sejenis dapat diperluas, hingga menyangkut kelompok masyarakat yang terlibat dalam proses pemasok bahan baku; hasil temuan terapan TJSP Tjiwi Kimia, dapat dijadikan model percontohan bagi perusahaan setara yang mengalami banyak konflik sosial. Terhadap kebijakan publik/industri, pemerintah perlu lebih kondusif mendorong keberhasilan implementasi TJSP, baik berupa kebijakan baru atau pemberian insentif bagi perusahaan yang telah mampu mengimplementasi TJSP secara baik dan nyata."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T13227
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Jatmiko
"Riset ini mencoba membandingkan dan membuktikan teori tanggung jawab sosial korporat (Corporate Social Responsibility / CSR) yang dikembangkan oleh banyak ilmuan marketing tentang hubungan antara asosiasi korporat dan respons konsumen terhadap produk. Adakah hubungan yang spesial antara reputasi korporat-dalam hal ini PT HM Sampoerna, tiga besar dalam industri rokok-yang dibangun oleh aktivitas CSR dan respons konsumen untnk membeli produknya, khususnya dalam produk rokok yang terrnasuk unethical product?
Riset ini difokuskan pada lima masalah utama, yaitu (1) Apa bentuk hubungan antara kemampuan korporat dengan kepuasan konsumen terhadap produk? (2) Apa bentuk hubungan antara kemampuan korporat dan tanggung jawab sosial korporat dengan evaluasi terhadap produk? (3) Apa bentuk hubungan antara tanggung jawab sosial korporat dengan tanggung jawab sosial produk? (4) Apa bentuk hubungan kepuasan konsumen terhadap produk. asosiasi korporat dan tanggung jawab sosial produk dengan evaluasi terhadap produk? (5) Apa bentuk hubungan antara evaluasi produk, kemampuan korporat dan tanggung jawab sosial korporat dengan keinginan konsumen untuk membeli produk?
Dengan memakai teori yang dikembangkan oleh Brown dan Dacin (1997) yang dikombinasikan dengan teori dari Smith (2000). penelitian ini menyasar mahasiswa FISIP-UI dengan 262 sampel. Data lalu dianalisis dengan Model Persamaan Struktural (Structural Equation Model SEM) memakai perangkat lunak LISREL 8.54.
Beberapa temuan riset ini membuktikan bahwa: (1) Kepuasan terhadap produk dipersepsikan Oleh konsumen memiliki hubungan positif dengan kemampuan korporat. (2) Evaluasi korporat memiliki hubungan yang lebih kuat dengan kemampuan korporat ketimbang tanggung jawab sosial korporat. Walaupun tanggung jawab sosial korporat dan evaluasi korporat memiliki korelasi, tetapi hubungannya tidak signifikan. (3) Persepsi konsumen terhadap tanggung jawab sosial produk tidak dipengaruhi oleh tanggung jawab sosial korporat. (4) Evaluasi produk dipengaruhi secara signifikan oleh kepuasan terhadap produk, evaluasi korporat, dan tanggung jawab sosial produk. (5) Keinginan konsumen untuk membeli produk lebih dipengaruhi oleh kemampuan korporat dan evaluasi produk.
Secara umum, dengan memperhatikan batasan sampel dan kondisi penelitian ini, keinginan konsumen untuk membeli produk rokok Sampoerna Iebih dikarenakan kemampuan korporat yang didukung oleh teknologi yang canggih dan evaluasi positif terhadap produk, dan bukan karena aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan.

This research tries to compare and prove the Corporate Social Responsibility (CSR) theories developed by many scholars about the relationships between corporate associations and consumer product responses. Are there any special relations between reputations of corporate-PT HM Sampoerna, third big cigarette company-which is built by CSR activities and consumer responses to buy its products in this cases, especially to unethical product?
This research tocuses on five main questions (1) what are the relationships of corporate abilities to product sophistications? (2) What are the relationships of corporate abilities and corporate social responsibilities to corporate evaluations? (3) What are the relationships of corporate social responsibilities to product social responsibilities? (4) What are the relationships ofproduct sophistications, corporate associations, and product social responsibilities to product evaluations? (5) What are the relationships of product evaluations, corporate abilities, and corporate social responsibilities to purchase intention?
This research uses the theories developed by Brown and Daein (1997) with combination to Smith (2000). Data are collected by survey to the student of University of Indonesia (262 samples) and to be analyzed with Structural Equation Model (SEM) by LIS REL 8.54 software.
Some important findings are: (1) product sophistications are perceived have positive relationship with corporate abilities. (2) Corporate evaluations have stronger relationship with corporate abilities than corporate social responsibilities. Even though corporate social responsibilities and corporate evaluations have a correlation, but the relationships are insignificant (3) Consumer perceptions on product social responsibilities are not influenced by corporate social responsibilities (4) Product evaluations are significantly influenced by product sophistications. corporate evaluations, and product social responsibilities (5) Purchase intention is influenced by corporate abilities and product evaluation.
So, in this research with concern to the limited samples and condition, consumer purchase intention to Sampoerna product is merely droven by corporate abilities to produce high-end product beside the positive product evalution, not by the Sampoerna`s social responsibilities.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15795
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>