Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 221 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mila Rosalina Debbybriela
"[ ABSTRAK
Film merupakan salah satu sarana komunikasi massa untuk menyampaikan pesan melalui simbol-simbol yang muncul di dalam adegan film. Tak sedikit pula film dijadikan sebagai sarana untuk menyampaikan pandangan tentang suatu kondisi masyarakat tertentu pasca terjadinya suatu peristiwa sejarah besar di suatu wilayah. Film Coming Home adalah salah satunya yang menggambarkan kondisi sebuah keluarga yang menjadi korban atas peristiwa Revolusi Kebudayaan di Tiongkok pada tahun 1966-1976 yang masih menyisakan kesedihan walau peristiwa tersebut telah lama dinyatakan selesai. Melalui pendekatan semiotik, penulisan ini bertujuan menganalisis simbol angka lima yang juga muncul di dalam lima adegan film Coming Home sebagai gambaran kondisi suatu keluarga yang masih menjadi korban pasca Revolusi Kebudayaan.
ABSTRACT Film is one of the mediums of mass communication to deliver messages through symbols that appear in a movie scene. Not a few films are made as a medium to deliver the views of a particular community conditions after the occurrence of a major historical event in a region. Coming Home film is one that describes the condition of a family who became victims of the events of the Cultural Revolution in China in 1966-1976 with lingering sadness even though the event has long finished. Through a semiotic approach, this paper aims to analyze the symbol of number five who also appears in five scenes of the Coming Home film as a picture of the condition of a family who are still being killed after the Cultural Revolution.;Film is one of the mediums of mass communication to deliver messages through symbols that appear in a movie scene. Not a few films are made as a medium to deliver the views of a particular community conditions after the occurrence of a major historical event in a region. Coming Home film is one that describes the condition of a family who became victims of the events of the Cultural Revolution in China in 1966-1976 with lingering sadness even though the event has long finished. Through a semiotic approach, this paper aims to analyze the symbol of number five who also appears in five scenes of the Coming Home film as a picture of the condition of a family who are still being killed after the Cultural Revolution., Film is one of the mediums of mass communication to deliver messages through symbols that appear in a movie scene. Not a few films are made as a medium to deliver the views of a particular community conditions after the occurrence of a major historical event in a region. Coming Home film is one that describes the condition of a family who became victims of the events of the Cultural Revolution in China in 1966-1976 with lingering sadness even though the event has long finished. Through a semiotic approach, this paper aims to analyze the symbol of number five who also appears in five scenes of the Coming Home film as a picture of the condition of a family who are still being killed after the Cultural Revolution.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Audri Brigitta
"Musik populer adalah agen aktif pembentuk nilai-nilai kebudayaan di antara masyarakat. Penelitian ini berusaha menganalisis bagaimana musik populer berkontribusi terhadap pembentukan identitas perempuan dari ras non-Kaukasia dan pemeliharaan relasi kekuasaan antar gender. Shakira adalah seorang penyanyi dari Kolombia dengan popularitas internasional setelah meluncurkan sebuah lagu duet dengan Wyclef Jean yang berjudul Hips Don't Lie, namun ia belum pernah dibahas dalam penelitian apapun yang berkaitan dengan studi gender dan kebudayaan. Analisa semiotik terhadap lirik, bahasa tubuh dan pakaian Shakira menunjukkan bahwa lagu dan video musik Hips Don't Lie mengandung banyak ciri patriarkal dan orientalis yang mengeksotisasi perempuan Latin serta menggambarkan mereka sebagai objek seksual yang lebih rendah daripada pria.

Popular music is an active agent in the construction of cultural values among societies. This study is an effort to analyze how popular music contributes to the identity formation of women of color as well as the cultivation of the existing power relation between genders. Shakira, a well-known Colombian singer, has yet to be analyzed in any kind of research related to gender and cultural studies despite her international popularity after launching a duet song with Wyclef Jean, titled Hips Don't Lie. Through a semiotic analysis on the singers lyrics, gestures and outfits, this study found that the song incorporates many patriarchal and orientalist traits that exoticize Latinas and portray them as sexual objects who are subordinate to men."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Neansy Nurhandayani
"Tesis ini membahas pemanfaatan konotasi dan mitos dalam iklan perawatan tubuh. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan ancangan pragmatik dan semiotik. Penelitian terhadap konotasi dan mitos dilakukan dengan menjelaskan pilihan bentuk tindak tutur yang digunakan dalam iklan. Sumber data yang digunakan adalah lima teks iklan Maria Syailendra di majalah Kartini tahun 2014. Hasil analisis menunjukkan terdapat 45 jumlah pilihan tuturan yang yang disajikan dan digunakan pengiklan untuk memicu tindak perlokusi bagi pembaca. Di antara bentuk-bentuk tersebut, bersifat memberikan informasi, menyarankan, menjanjikan dan merupakan ungkapan emosi. Berdasarkan bentuk-bentuk tindak tutur tersebut, ditemukan beberapa konotasi berhubungan dengan klinik kecantikan, kecantikan organ intim dan hubungan suami-istri. Konotasi diperkuat dengan bentuk nonverbal yang ditampilkan dalam iklan. Dari bentuk pilihan tutur juga ditemukan mitos yang berusaha dimanfaatkan oleh pengiklan agar memicu daya perlokusi pembaca.

This thesis discusses the use of connotation and myth in the advertisement of body skin care clinic. This research is a qualitative research by means of pragmatics and semiotics analysis. Analysis on connotation and myth done by explaining the form of speech acts used in the advertisement. Source of the data are five advertisements texts of Maria Syailendra beauty clinic in Kartini on 2014. Result of the analysis shows that there are 45 numbers of speech acts used to triggers perlocutionary acts of the audience. Some of them provides information, suggestion, promise, and praising. Based on the speech acts forms used in the advertisement texts, it is discovered several connotations related to the beauty clinic itself, beauty organ intimate and connotation on the marriage issues. The connotation also supported by the nonverbal sign. It is also discovered myths which used by the author which triggers the perlocutionary acts from the readers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T44971
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Dalam melakukan penelitian, metode kualitatif digunakan untuk menjelaskan dan menganalisa film ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari tahu bagaimana skema aktansial yang ada dalam film The Book of Life (2014) digambarkan dengan menggunakan pendekatan semiotika naratif dari Greimas. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mencari ideologi gender dalam film ini dengan menganalisa dua adegan dengan menggunakan pendekatan tersebut. Pendekatan ini kemudian akan disandingkan dengan beberapa penelitian tentang ideology gender dalam film untuk melihat apakah film ini, sebagai film yang baru diproduksi, membawa ideologi gender yang baru. Setelah analisis dilakukan, diketahui bahwa film ini gagal untuk membawa ideologi gender yang baru dalam film animasi. Meskipun pada awalnya karakter wanita utama dalam film ini terlihat memegang kendali akan hidupnya sendiri, pada akhir film, ia ternyata jatuh pada penggambaran tentang wanita yang sama seperti yang ada di film animasi lainnya.
In doing the research, qualitative method is used to describe and analyse the movie. The aim of this research is to find out how the actantial scheme in the movie The Book of Life (2014) is depicted by using Greimas‟ narrative semiotics approach. Besides that, it also aims to discover the gender ideology in this movie by analysing two selected scenes using the approach. The approach later is matched with some studies of gender ideology in movies to see whether this movie, as a newly-produced movie, brings a fresh gender ideology. After the analysis is done, it is found that this movie fails to give new gender ideology in animated movies. Though at first the lead female character seems to be in charge of her own life, at the end of the movie, she falls under the same gender portrayal of women in other animated movies."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Cahyo Nugroho
"Website Inilah.com melalui sebuah karikaturnya menggambarkan bagaimana Hakim Agung berlari keluar dari Gedung Mahkamah Konstitusi yang sedang diamuk massa karikatur yang diberi jdul ;Hukum Rimba di Mahkamah Konstitusi' menggambarkan bagaimana sikap hakim MK menghadapi perilaku agresif sekelompok masyarakat. Meski berbentuk sebuah karikatur, gambar ini merupakan cerminan sikap media. Dalam tulisan kali ini, penulis menggunakan model semoitika Ronald Barthes, dengan konsep konotasi dan denotasi sebagai kunci analisisnya. Dalam paparan denotasi, karikatur ini menggambarkan sosok wanita dan pria setengah berlalri menjauhi bangunan yang akan runtuh. Sosok wanita terdeskripsikan mengucapkan kata-kata verbal bertulisan 'hukum di negeri ini sedang sakit, malah diinjak-injak'. Adapun sosok pria lainnya yang terdeskripsikan sedang mengamati dari kejauhan, sembari mengucapkan kalimat verbal 'sungguh memprihatinkan'. Ada pula sebuah bangunan bertuliskan 'Mahkamah Konstitusi' yang hampir roboh diinjak kaki raksasa, berkaki hitam dan berbulu. Bertuliskan 'Hukum Rimba'. Di depan bangunan 'Mahkamah Konstitus terlihat sebilah pedang dan timbangan berwarna kuning tergeletak di depan bangunan yang akan roboh. Sedangkan dalam konotasi Inilah.com melalui karikaturnya memunculkan sikap kritik terhadap Mahkamah Konstitusi (MK) yang dinilai terlalu takut dengan sikap massa. Sehungga menunculkan sikap terlalu lunak dan lemah. Karikatur merupakan cermin kerusuhan saat persidangan di Mahkamah Konstitusi, akibat kepercayaan publik kepada lembaga tinggi penegak konstitusi itu mulai pudar."
Jakarta: Badan penelitian dan pengembangan sumber daya manusia kementrian komunikasi dan informatika, 2015
384 JPPKI 6:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Allysa Rismaya Dwi Putrie
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang citra sensualitas wanita yang terdapat dalam empat lukisan karya Kees Van Dongen. Kees Van Dongen adalah seorang pelukis dari Belanda yang menganut aliran Fauvisme dan sering kali menjadikan wanita sebagai objek lukisannya. Wanita-wanita pada lukisan Van Dongen kerap kali diwarnai oleh nuansa erotis dan sensual, namun tidak semua lukisan sensualnya adalah wanita yang bertelanjang. Tidak semua makna sensualitas selalu berhubungan dengan seksualitas, telanjang, ataupun erotisme. Sensualitas juga dapat dilihat dari bentuk wajah, tubuh, pandangan mata, harum tubuh, bahkan cara berbicara. Penelitian ini bermaksud menganalisis simbol-simbol yang mencitrakan sensualitas wanita dalam empat lukisan yang berbeda melalui teori semiotika oleh C.S. Peirce. Hasil penelitian menunjukkan bahwa citra sensualitas wanita pada setiap lukisan berbeda satu sama lain.

ABSTRACT
This study discusses about images of woman's sensuality which are contained in four paintings by Kees Van Dongen. Kees Van Dongen was a Fauves Dutch painter who constantly used women as his painting's object. Most of those paintings that contained women were erotic and sensual, although not all of them were naked or doing any sexual activity. Not all the sensuality meaning is always connected to sexuality, nudity, or eroticism. Sensuality could be seen from the shape of face, the body, the eye sight, even the way of speaking. This research purpose is to analyze the symbols that image woman's."
2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fadhli
"ABSTRAK
Heineken adalah sebuah perusahaan bir skala internasional yang berasal dari Belanda. Sebagai perusahaan kelas internasional dapat dipastikan jika Heineken memiliki banyak kompetitor untuk produk sejenis. Tentunya Heineken memiliki strategi perencanaan pemasaran yang sangat efektif, salah satunya memaksimalkan iklan. Pada tahun 2015, dengan bantuan dari TBWA Advertising Agency di Belanda, Heineken merilis sebuah poster iklan untuk kegiatan promosi. Judul iklan tersebut adalah Heineken: Kwaliteit Centraal/Extravers. Heineken menggunakan empat kata kunci di dalam iklan tersebut yaitu Heerlijk Verfrissend, Heerlijk Puur, Heerlijk Vertrouwd, dan Heerlijk Magisch. Keempat kata kunci tersebut terselip makna lain atau makna sekunder. Penelitian ilmiah ini akan membedah makna tersebut dengan menggunakan teori milik Rolland Barthes yang membahas tentang denotasi dan kontasi.

ABSTRACT
Heineken is a international beer company from Nederland. As an international company Heineken has many competitors. In order to lead the market definitely Heineken must have an effective strategy. Maximalizing the advertising plan is a must. In 2015 Heineken with TBWA Advertising Agency in Nederland released a poster advertisement. The title is Heineken Kwaliteit Centraal Extravers. The poster has four punchlines inside, which are Heerlijk Verfrissend, Heerlijk Puur, Heerlijk Vertrouwd, and Heerlijk Magisch. In this article, the writer will analyze the meaning of these punchlines with Rolland Barthes rsquo s Theory of denotation and connotation. "
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Dwi Nugraha
"ABSTRAK
Sebagai pemimpin dalam kategori obat batuk di Indonesia, OBH Combi mensponsori acara Asian Games 2018 lalu dengan mengusung kampanye #INDONESIAKALAHKANBATAS. Dengan menggunakan analisis semiotika, penulis bermaksud mengungkapkan makna dari iklan #INDONESIAKALAHKANBATAS. Terkait pemaknaan ini, maka penulis menggunakan teori semiotika, teori prinsip desain, dan teori ideologi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa elemen komunikasi visual kampanye ini sarat dengan makna yang kuat dengan pesan nasionalisme, disamping ajakan eksplisit untuk mengatasi penyakit batuk. Pada akhirnya, kampanye ini mengandung ajakan untuk mengalahkan batasan dalam diri, dan menjunjung nilai Indonesia yang kuat.

ABSTRACT
As the leader of cough medicine in Indonesia, OBH Combi sponsored Asian Games 2018 event with a campaign called #INDONESIAKALAHKANBATAS. Using the semiotics analysis, the writer wants to uncover the meaning from #INDONESIAKALAHKANBATAS advertisement. In context of meaning the messages, writers using semiotics theory, principle of design theory, and ideology theory. The results are this communication elements of campaign were rich meaning in terms of nationalism things, besides an explicit content to beat the cough. At the end, this campaign encourages to beat the limit, and have a strong Indonesian value."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Alfhatin Pratama
"Penelitian ini merupakan studi penggunaan tanda dalam novel grafis Maus karya Art Spiegelman, yang bertujuan untuk mendeskripsikan penggambaran panoptisme milik Michel Foucault sebagai konsep pengawasan, pendisiplinan, dan pengoreksian masyarakat, secara sadar atau tidak, oleh Rezim Nazi Jerman terhadap tokoh-tokoh Yahudi Polandia yang berada di luar kamp konsentrasi, di dalam kamp konsentrasi, dan saat tokoh utama berada dalam pelarian. Data dianalisis menggunakan teori semiotika Ferdinand de Saussure. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa di bawah Rezim Nazi Jerman kekuasaan panoptisme yang mengawasi, mendisiplinkan, dan mengoreksi orang-orang Yahudi dapat dibuktikan secara total berlangsung di dalam Kamp Konsentrasi dibandingkan dengan di luar Kamp Konsentrasi dan ketika tokoh utama berada dalam pelarian.

This undergraduate thesis is a study of the use of signs in graphic novel Maus by Art Spiegelman. The purpose of this study is to describe Michel Foucault 39 s panopticism as a concept of surveillance, control, and correction, by the German Nazi Regime to Polish Jewish figures outside the concentration camp, inside the concentration camp, and when the main character was on the escape. The data was analyzed using Ferdinand de Saussure 39 s semiotics theory. The research method that being used is descriptive qualitative method. The results show that under the German Nazi regime the power of panopticism that supervises, controls, and corrects the Jews can be fully demonstrated within the Concentration Camp rather than outside the Concentration Camp and when the main character was on the escape. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andini Putri Rahmania
"Penelitian ini membahas keterkaitan unsur visual dan unsur verbal dengan menganalisis tanda-tanda semiotika yang muncul pada iklan kampanye perlindungan iklim. Metodologi deskriptif kualitatif digunakan untuk meneliti korpus data berupa tiga poster dari rangkaian pertama kampanye dengan slogan Das Klima dankt. Rangkaian pertama kampanye dibuat dan dipublikasikan pada tahun 2020 oleh biro iklan Ruf Lanz yang berkolaborasi dengan perusahaan pemasok energi berkelanjutan bernama EWZ (ELEKTRIZITÄTSWERK ZÜRICH). Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan relasi elemen teks dan elemen gambar, sekaligus pesan yang ingin disampaikan oleh pembuat iklan dianalisis menggunakan teori semiotika Peirce. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tanda semiotika berupa ikon, indeks, dan simbol. Dalam iklan ini, unsur verbal yang merupakan sebuah simbol lebih menjelaskan makna dan pesan yang ingin disampaikan. Seluruh iklan memiliki pesan yang sama, yaitu menyampaikan rasa terima kasih yang dirasakan oleh hewan di kutub utara yang secara khusus terdampak oleh perubahan iklim dengan meminjam gestur yang umumnya dipakai oleh manusia untuk mengisyaratkan terima kasih, serta mengajak para pembaca untuk ikut beralih memakai produk yang dikembangkan oleh EWZ guna mengurangi kerusakan iklim.

This study discusses the relationship between visual and verbal elements by analyzing the semiotic signs that appear in climate protection campaign advertisements. A Descriptive qualitative methodology was used to analyze a corpus of data in the form of three posters from the first series of campaigns with the slogan “Das Klima dankt”. The first series of the campaign was created and published in 2020 by the advertising agency Ruf Lanz in collaboration with the sustainable energy supply company EWZ (ELEKTRIZITÄTSWERK ZÜRICH). This study aims to show the relationship between text elements and image elements, as well as the message that the ad maker wants to convey, analyzed using Peirce's semiotic theory. The results show that there are semiotic signs in the form of icons, indices, and symbols. In this advertisement, the verbal element, a symbol, explains the meaning and message more. All advertisements have the same message: to convey the gratitude felt by animals in the north pole that are specifically affected by climate change by borrowing gestures commonly used by humans to signal gratitude, and inviting readers to switch to using products developed by EWZ to reduce climate damage."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   3 4 5 6 7 8 9 10 11 12   >>