Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 79 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Radifan Pratama
"Islamofobia merupakan bentuk kebencian terhadap agama Islam dan umatnya. Kebencian terhadap umat Islam ini ditunjukkan oleh partai ultranasionalis sayap kanan, partai Alternative für Desutchland (AfD) yang terlihat pada poster-poster kampanye partai AfD untuk Bundestagwahl tahun 2017 dan Landtagswahl tahun 2018 di negara bagian Bayern. Penelitian ini dilakukan terhadap teks dan gambar pada lima poster AfD yang mengandung islamofobia. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna teks dan gambar poster kampanye partai AfD dan menganalisis kaitan teks dan gambar dalam menampilkan islamofobia dalam poster kampanye AfD. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna yang digunakan untuk mendeskripsikan makna poster poster ini adalah referensial, asosiatif dan afektif. Untuk mengetahui kaitan antara gambar dan teks pada poster-poster ini digunakan teori tanda semiotik untuk mengidentifikasi kaitan tersebut. Karena 4 dari 5 poster yang ditampilkan merupakan ikon membuat pembaca lebih mudah memahami isi poster ini. Satu poster merupakan simbol karena tidak adanya kemiripan antara representamen dan objek.
Islamophobia is a form of hatred towards islam as religion and its followers. Hatred towards muslims is shown by a right wing ultranationalist party Alternative für Deutstchland (AfD) which are shown on the campaign posters of the AfD party for the 2017 Bundestagwahl and 2018 Landestagswahl in the state of Bavaria . This research is conducted towards texts and pictures on five AfD Posters which contain islamophobia. The purpose of this research is to describe the meanings and  pictures of  the AfD Campaign Poster. This research has been conducted with a qualitative descriptive method. The results of this research are referential, associative and affective meanings are used to describe the meaning of the text in the posters. In order to find out about the relationship between pictures and text on these posters, the semiotic sign theory is used to identify these links. Because 4 out of 5 posters displayed are icons, it makes it easier for readers to understand the contents of this poster. One poster is a symbol because there are no similarities between representamen and objects."
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhammad Arkan
"Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan bagaimana surat kabar New York Times (milik Amerika Serikat) dan Asia Raya (milik pemerintah militer Jepang di Indonesia) memberitakan pertempuran-pertempuran di Perang Pasifik dengan unsur-unsur propaganda. Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang mengulas propaganda dan juga surat kabar Asia Raya, seperti seperti skripsi tahun 2003 oleh R.A Soffie Andriani Hadi yang berjudul Propagana Politik Jepang di Jawa Melalui Foto dan Teks Berita dalam Surat Kabar Asia Raja (1942 – 1945). Namun, Penelitian-penelitian ini namun memiliki fokus yang berbeda, belum ada penelitian yang fokus membahas berita-berita mengenai perang pasifik ataupun membandingkannya dengan media AS, sebagai media sejaman. Penelitian ini akan mengulas teknik-teknik yang digunakan oleh masing-masing surat kabar dalam memberitakan peristiwa yang sama (sesuai dengan teori-teori pers propaganda), serta menyesuaikan berita-berita tersebut dengan kejadian sesungguhnya. Dari analisis ini, ditemukan berbagai persamaan dan perbedaan, mulai dari penampilan data dalam berita dan juga dalam penggunaan kata, serta pembuktian adanya unsur-unsur propaganda dalam berita-berita ini seperti melebih-lebihkan dan mengagungkan satu pihak, atau meremehkan, sehingga berita tidak hanya menampilkan informasi seadanya.

This article aims to compare how the New York Times (owned by the United States) and Asia Raya (owned by the Japanese military government in Indonesia) uses propaganda elements in articles regarding the battles in the Pacific War. There have been several previous studies which examined propaganda and also the Greater Asia newspaper, such as the 2003 thesis by R.A Soffie Andriani Hadi titled Propagana Politik Jepang di Jawa Melalui Foto dan Teks Berita dalam Surat Kabar Asia Raja (1942 – 1945). However, these studies however have a different focus, there is no research that focuses on discussing news about the pacific war or comparing it with US media, as contemporary media. This research will review the techniques used by each newspaper in reporting the same event (in accordance with the theories of press propaganda), and compare the news to the actual events. From this analysis, various similarities and differences are found, ranging from the appearance of data in the news and also in the use of words, as well as proving the existence of propaganda elements in these news such as exaggerating and glorifying one party, or downplaying, so that the news did not only display information as they were."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aisah Amanda Ninzi
"Adaptasi novel menjadi sebuah film semakin banyak dilakukan dalam industri perfilman, termasuk industri perfilman Hollywood. Film The Reader karya sutradara Stephen Daldry merupakan adaptasi dari novel Jerman Der Vorleser karya Bernhard Schlink. Penelitian ini membahas mengenai representasi dari karakter dan strategi yang dilakukan oleh tokoh utama perempuan, Hanna Schmitz, dalam menutupi identitas buta hurufnya. Penelitian ini juga membahas konstruksi naratif yang membangun identitas tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter yang dimiliki oleh tokoh dapat menunjukkan kebutahurufan yang dimilikinya. Selain itu, strategi yang ia lakukan untuk menutupi identitasnya tersebut memiliki maksud dan tujuan tertentu. Unsur naratif seperti tokoh dan penokohan, latar ruang dan waktu serta plot berperan penting dalam mendukung penggambaran identitas dari tokoh utama. Sehingga film ini merupakan suatu hiburan massa yang berskala internasional. 

Adaptation of novels into films is increasingly being carried out in the film industry, including in Hollywood. The Reader is a film directed by Stephen Daldry based on an adaptation of the German novel Der Vorleser by Bernhard Schlink. This study discusses the representation of character and strategies undertaken by the female lead character, Hanna Schmitz, in hiding her own identity. This study also discusses the narrative construction that builds that identity. The results showed that the characters possessed by the main characters can show her illiteracy. Also besides, the strategies used to determine her identity have certain goals and objectives. Narrative elements such as characters and characterizations, place and time settings and plots are important aspects in supporting the portrayal of the identity of the main character. Therefore all of those aspects are making this film a mass collection on an international scale.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Romauli, Febrila Christy
"Majalah Xin Qingnian adalah majalah revolusioner Cina yang berdiri pada tahun 1915. Xin Qingnian didirikan oleh Chen Duxiu, dipicu oleh situasi dan kondisi Cina yang mengalami kemunduran sejak akhir zaman Dinasti Qing. Pada awal didirikannya hingga tahun 1919, Xin Qingnian berperan sebagai media propaganda bagi Gerakan Budaya Baru di Cina, yang bertujuan mengumpulkan budaya lama dan memperkenalkan budaya modern, menyebarkan demokrasi dan sains, serta mengembangkan Baihua (白话). Arah majalah propaganda Xin Qingnian kemudian berubah sejak tahun 1920-an oleh faktor utama yaitu Gerakan Empat Mei 1919. Penelitian ini berusaha memaparkan bagaimana perubahan arah propaganda majalah Xin Qingnian, yang diteliti dari awal hingga akhir penerbitan majalah tersebut (1915-1926). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 1920-an arah propaganda Xin Qingnian telah berubah secara signifikan menjadi sebuah media penelitian komunisme, Marxisme-Leninisme, bahkan pada tahun 1921 Xin Qingnian menjadi media publikasi resmi Partai Komunis Cina. Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menerapkan metode penelitian sejarah, yaitu heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi.

Xin Qingnian Magazine is a Chinese revolutionary magazine founded in 1915. Xin Qingnian was founded by Chen Duxiu, triggered by the situation and conditions of China which had been in decline since the end of the Qing Dynasty. From its inception until 1919, Xin Qingnian served as a propaganda medium for the New Cultural Movement in China, which aimed to gather old culture and introduce modern culture, spread democracy and science, and develop Baihua (白话). The direction of the Xin Qingnian propaganda magazine then changed since the 1920s by the main factor, namely the May Fourth Movement of 1919. This research attempts to describe how the change in the direction of the Xin Qingnian magazine propaganda, which was studied from the beginning to the end of the publication of the magazine (1915-1926). The results showed that in the 1920s the direction of Xin Qingnian propaganda had changed significantly into a research medium for communism, Marxism-Leninism, even in 1921 Xin Qingnian became the official publication media for the Chinese Communist Party. This research uses qualitative research methods by applying historical research methods, namely heuristics, verification, interpretation, and historiography."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fathia Aufa Syahidah
"Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode sejarah ini membahas mengenai peranan dua budayawan Jepang, Ono Saseo dan Takashi Kono yang tergabung dalam Sendenbu yang dikirim ke Indonesia untuk melakukan tugas propaganda dalam majalah Djawa Baroe (1943-1945). Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini adalah selama masa aktif mereka di majalah ini, Ono Saseo dan Takashi Kono berperan sebagai propagandis dengan Ono Saseo sebagai pembuat karikatur, sedangkan Takashi Kono sebagai desainer sampul majalah Djawa Baroe.

This research, which was conducted using the historical method, discusses the role of two Japanese culturalists, Ono Saseo and Takashi Kono who were members of the Sendenbu sent to Indonesia to carry out propaganda duties in Djawa Baroe magazine (1943-1945). The results found in this study are that during their active period in this magazine, Ono Saseo and Takashi Kono acted as propagandists where Ono Saseo was a caricature maker, while Takashi Kono was the cover designer of Djawa Baroe magazine."
2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vionisa Retmalita
"Kehadiran para pengungsi ke wilayah Eropa pada tahun 2015 telah menciptakan perhatian yang beragam dari masyarakat Eropa, baik yang mendukung maupun tidak. Film Je Suis Karl karya Christian Schwochow adalah salah satu film yang membahas gerakan dengan sentimen anti-pengungsi dan bentuk propagandanya. Film ini menjadi salah satu bentuk kritik terhadap gerakan anti-pengungsi di Eropa, khususnya Jerman. Berbagai tindakan yang dilakukan oleh gerakan Re/Generation Europe dalam film Je Suis Karl menampilkan secara jelas kepada penonton bagaimana gerakan tersebut merencanakan dan melakukan aksi penyebaran propaganda anti-pengungsi kepada masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana penggambaran bentuk-bentuk propaganda anti-pengungsi ditampilkan dalam film Je Suis Karl. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan didukung oleh teori teknik propaganda dari Alfred McClung Lee & Elizabeth Briant Lee. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk propaganda anti-pengungsi yang ditampilkan dalam film Je Suis Karl melalui gerakan Re/Generation Europe berisikan tuduhan tak berdasar mengenai pengungsi yang direncanakan dengan penuh manipulasi untuk melancarkan penyebaran sentimen anti-pengungsi yang merupakan kepentingan mereka sebenarnya.

The presence of refugees to the European region in 2015 has created mixed attention from the European community, both supportive and non-supportive. Christian Schwochow's film, Je Suis Karl, is one of the films that discusses the movement of anti-refugee sentiment and its forms of propaganda. This film became a form of criticism of the anti-refugee movement in Europe, especially Germany. The various actions taken by the Re/Generation Europe movement in the film Je Suis Karl clearly show the audience how the movement plans and carries out actions to spread anti-refugee propaganda to the public. This study aims to show how the depiction of forms of anti-refugee propaganda as shown in the Je Suis Karl film. The research method used is the descriptive qualitative, supported by the theory of propaganda techniques from Alfred McClung Lee & Elizabeth Briant Lee. The results of this study indicate that the form of anti-refugee propaganda shown in the film Je Suis Karl through the Re/Generation Europe movement contains baseless accusations about refugees that are planned with full of manipulation to launch the spread of anti-refugee sentiment which is their real interest."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Gede Satrya Wibawa
"Gerakan Kelompok Separatis Teroris (KST) merupakan akumulasi dari ketidakpuasan daerah terhadap ketimpangan distribusi ekonomi dan pelanggaran fisik berupa represi. Gerakan Kelompok Separatis Teroris (KST) Papua sejak 2000 bertransformasi dari gerakan kekerasan menjadi lebih lunak dengan melancarkan aksi propaganda menggunakan media sosial baik dengan target penduduk daerah, nasional dan internasional. Fokus penelitian ini untuk analisis pola propaganda isu rasisme papua di ruang siber sehingga penelitian dibatasi pada upaya menganalisis pola propaganda berkaitan dengan isu rasisme yang dilakukan di ruang siber, serta strategi – strategi yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi propaganda yang dilakukan oleh Kelompok Separatis Teroris (KST) Papua dengan menggunakan Konsep Rasisme, Teori Propaganda, Teori Strategi dan Konsep Ruang Siber. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain deskriptif analisis. Hasil Penelitian menunjukan pembahasan isu rasisme di media sosial Twitter pada periode April s.d. Desember 2021 terbagi menjadi 5 materi konten dan ditemukan juga penggunaan keyword berupa hashtag PapuanLivesMatter, FreeWestPapua dan #Bubar, Pola propaganda dilakukan berbentuk poster, tulisan dan pesan whattap group. Strategi Pemerintah menghadapi propaganda dengan memberikan gambaran dan wawasan suatu perstiwa yang terjadi secara benar. Kesimpulan penelitian ini yaitu isu rasisme Papua di ruang siber lebih banyak dilakukan di media sosial Twitter. Pola Propaganda yang dilakukan secara terbuka (Revealed Propaganda) dan tertutup (Concealed Propaganda) dengan metode coersive dan persuasive propaganda digunakan secara bersamaan dengan menggunakan simbol-simbol. Adapun Strategi mengatasi isu rasisme Papua di ruang siber dapat dilakukan melalui kerjasama antara pemerintah Pusat dan daerah didukung organisasi masyarakat, agama serta media diantaranya dengan pendekatan kesejahteraan pendekatan rasial dan DNA (Genetik) serta klarifikasi informatif tentang Papua.

The Separatist Terrorist Group Movement (KST) is an accumulation of regional dissatisfaction with the inequality of economic distribution and physical violations in the form of repression. The Papuan Separatist Terrorist Group (KST) movement since 2000 has transformed from a violent movement to a more lenient one by launching propaganda actions using social media both targeting local, national and international residents. The focus of this research is to analyze the propaganda pattern on the Papuan racism issue in cyberspace so that the research is limited to efforts to analyze the propaganda pattern related to the issue of racism carried out in cyberspace, as well as the strategies taken by the government in overcoming propaganda carried out by the Separatist Terrorist Group (KST) Papua by using the concept of racism, propaganda theory, strategy theory and the concept of cyber space. This study uses a qualitative method with a descriptive analysis design. The results of the study show that the discussion of the issue of racism on Twitter social media in the period April to d. December 2021 was divided into 5 content materials and found the use of keywords in the form of hashtags #PapuanLivesMatter, FreeWestPapua and Bubar. Propaganda patterns were carried out in the form of posters, writings and whattap group messages. The government's strategy for dealing with propaganda is to provide a true picture and insight into an event that is happening. The conclusion of this study is that the issue of Papuan racism in cyberspace is mostly carried out on social media Twitter. Propaganda patterns that are carried out openly (Revealed Propaganda) and closed (Concealed Propaganda) with coercive and persuasive methods of propaganda are used simultaneously by using symbols. The strategy for overcoming the issue of Papuan racism in cyberspace can be carried out through collaboration between the central and local governments supported by community, religious and media organizations including the racial and DNA (Genetic) welfare approach as well as informative clarification about Papua."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ronald, D. A. B.
London: an imprint of Bloomsbury Publishing Plc, 2015
359.320 94 RON y
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>