Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bintang Aulia
"Tesis ini membahas bagaimana kebijakan Womenomics bagi industri konstruksi berdampak pada pekerja perempuan di industri tersebut. Womenomics adalah kebijakan dari Perdana Menteri Abe yang bertujuan untuk mendukung partisipasi aktif perempuan di dunia kerja, yang lalu diturunkan ke industri konstruksi yang mengalami kekurangan tenaga kerja dan penuaan tenaga kerja. Dengan menganalisis kebijakan menggunakan teori struktur patriarki dari Sylvia Walby dan tokenisme dari Rosabeth Kanter, tesis ini menjelaskan bagaimana kebijakan Womenomics yang diturunkan di industri konstruksi tidak mendukung partisipasi aktif perempuan, melainkan digunakan untuk menutupi kekurangan tenaga kerja dengan menarik lebih banyak pekerja perempuan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan data dokumen pemerintah dari situs kementrian Jepang, artikel berita, jurnal internasional, video, serta data statistik pendukung.
Kebijakan Womenomics di industri konstruksi belum berhasil mengatasi masalah yang menghambat pekerja perempuan di industri konstruksi. Alih-alih mendorong dan menciptakan perubahan sistem kerja di industri konstruksi agar lebih mendukung kerja perempuan, kebijakan ini lebih banyak mempromosikan imej konstruksi yang ramah perempuan untuk menarik lebih banyak tenaga kerja. Sementara permasalahan yang dihadapi pekerja perempuan di industri konstruksi tidak banyak ditangani. Kebijakan yang diambil pemerintah didasari oleh kepentingan kapitalis untuk memperoleh keuntungan tanpa mengeluarkan banyak biaya, dan kepentingan patriarkis yang mendukung kapitalis dengan menggunakan perempuan sebagai cadangan tenaga kerja.

This thesis examined how Womenomics policy for construction industry affected the women working in that industry. Womenomics is a policy from Prime Minister Abe that aims to support women’s active participation in the workplace. The policy is further specialized for construction industry who suffered from lack of labor and aging labor. By analyzing the policy using structures of patriarchy by Sylvia Walby, and tokenism by Rosabeth Kanther, this thesis explained how Womenomics in construction industry did not support women’s active participation, and instead used as a tool to fill in the lack of labor by attracting more women worker. This thesis used qualitative method using data such as government’s documents, news articles, academic journals, videos, and statistical data.
Womenomics policy in construction industry has yet to address the problems that hinders women workers in construction industry. Instead of pushing and creating a change in construction industry’s working system to support women’s work, the policy dealt more with promotion effort to uplift the industry’s image among women and girls and attract them to work in construction. Whereas the problem faced by women who is already working in the industry is often neglected. The government constructed the policy based on capitalist interest to get as much profit with as little cost as possible, and patriarchal interest that supported capitalist interest by using women as labor reserve.
"
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Audra Jovani
"Keberhasilan enam perempuan anggota DPRD Provinsi NTT hasil pemilu 2014 dalam mendorong lahirnya peraturan daerah (perda) responsif gender merupakan fenomena penting bagi representasi politik perempuan di wilayah kuatnya budaya patriarki. Maka dengan alat analisa representasi substantif dari Hanna Pitkin, dan modal sosial dari Robert Putnam, penelitian ini mengambil kasus enam perempuan dalam menjalankan aktivitas perwakilan, mulai dari pra pemilu, menjadi kandidat, kemudian terpilih, hingga terlibat dalam penyusunan tiga perda responsif gender pada tahun 2016.

Penelitian ini menggunakan teori representasi substantif “acting for” dari Hanna Pitkin dan teori modal sosial dari Robert Putnam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan teknik wawancara mendalam terhadap enam perempuan anggota DPRD Provinsi NTT periode 2014-2019.

Temuan penelitian ini menunjukkan budaya patriarki – dalam bentuk latar belakang dan dukungan laki-laki (suami, ayah) yang merupakan tokoh masyarakat, tokoh adat, politisi, dan kepala daerah – berkontribusi pada pencalonan di partai dan keterpilihan enam perempuan tersebut. Modal sosial kandidat perempuan berupa hubungan kekerabatan dengan elite laki-laki, dalam kasus NTT, ternyata menghasilkan keterpilihan perempuan yang tertinggi di DPRD NTT (naik 100 persen dibanding pada pemilu 2009). Sementara itu, profesi, rekam jejak, dan pengalaman jejaring enam anggota perempuan yang telah memiliki kedekatan dengan isu perempuan sebelum mereka terpilih, berkontribusi pada dua hal: perspektif gender yang solid, dan aktivitas mewakili kepentingan perempuan dalam penyusunan perda responsif gender (Perda Kesehatan Ibu dan Anak, Perda Lingkungan Hidup, dan Perda Tenaga Kerja Indonesia). 

Implikasi teoritis dari teori Hanna Pitkin tentang representasi substantif “acting for” dapat dilakukan oleh enam perempuan ini dengan perspektif gender yang diperolehnya dari pengalaman jejaring dan rekam jejak. Sedangkan dari teori modal sosial Robert Putnam menunjukkan proses masuk dan keberhasilan enam perempuan ini dalam kontestasi politik dipengaruhi oleh budaya patriarki melalui nama besar laki-laki (suami, ayah) yang memiliki pengaruh dalam masyarakat dan komunikasi mereka yang bersifat daily politics


The election of six female representatives in East Nusa Tenggara's regional legislative body in the 2014 elections have propelled the birth of gender-responsive regional policies. This marks a monumental moment in women's political representation, specifically in geographical areas that are deeply-rooted in patriarchy. This study follows these women's activities, starting from before the election, during the candidacy, when they were elected, and their involvement in the formulation of three gender-responsive policies in 2016 through the lenses of Hanna Pitkin's substantive representative analysis tool and Robert Putnam's social capital theory.

This study uses Hanna Pitkin's "acting for" substantive representation and Robert Putnam's social capital theory. The method used in this research is qualitative in nature and involves an in-depth interview with the six women who were incumbent during the 2014-2019 period.

The principal findings of this study reveals that having originated from a culture that is patriarchal, support from men (husbands and fathers) who are public and cultural figures, as well as politicians is a contributing factor towards the candidacy and election of these women. Social capital, which comes in the form of these women's connection with male elites have also resulted in their election (a 100 percent increase compared to the previous 2009 election). Meanwhile, the profession, track record, and networking experience of these six women before the election are closely related to women's issues and contributed towards a solidified perspective on gender and an active participation in fighting for gender-responsive policies that would cater the interests of women. (Local Regulation on Mother and Child Health, Local Regulation on the Environment, and Local Regulation on Indonesian Migrant Workers).

The theoretical implication of Hanna Pitkin's theory on "acting for" substantive representation is that these women were enabled to act for their constituents because of their perspective on gender that was obtained through their track record and networking experience. On the other hand, Robert Putnam's social capital theory shows that the entry process and the success of these women in political contestation is affected by the patriarchal culture, namely the fame of men (their fathers and/or husbands) that had influence amongst the people and their 'daily politics' communication style.

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahya Lycra Renada
"Dalam masyarakat yang masih menjunjung tinggi budaya patriarki, suara perempuan seringkali dengan mudah dibungkam atau diabaikan. Artikel ini membahas suara perempuan dalam konteks hubungan pernikahan dan masyarakat patriarki dalam novel epistolaire berjudul Une si longue lettre karya Mariama Bâ. Novel ini menceritakan tokoh Ramatoulaye, seorang guru asal Senegal yang menjadi janda ketika ditinggal mati suaminya. Ramatoulaye mengirimkan surat kepada sahabatnya, Aissatou untuk menyuarakan represi yang dialaminya, penderitaan dan hubungan pernikahannya. Metode penelitian yang digunakan adalah kajian naratologi Gérard Genette dan analisis teks naratif Roland Barthes. Melalui fokalisasi Ramatoulaye, narator menceritakan perasaan, penderitaan dan keinginan Ramatoulaye. Struktur naratif teks memperlihatkan alur cerita yang digerakkan oleh penderitaan Ramatoulaye melalui surat yang ia kirim untuk sahabatnya, Aissatou. Temuan menunjukkan faktor-faktor pendukung praktik dominasi patriarki yang mengekang kaum perempuan kemudian dikaitkan dengan tradisi, agama dan praktik sosial. Ramatoulaye secara sadar berusaha keluar dari kekangan wacana patriarki tersebut dengan menulis. Tulisan-tulisan Ramatoulaye memperlihatkan bagaimana upaya resistensi perempuan terbentuk dan terekspresi dalam praktik sosial yang didominasi wacana patriarki.

In a society that still upholds a patriarchal culture, women's voices are often easily silenced or ignored. This article conducts women’s voice in the context of marital relationship and patriarchal society in the epistolary novel Une si longue lettre by Mariama Bâ. This novel tells the story of the character Ramatoulaye, a teacher from Senegal who became a widow when her husband died. Ramatoulaye sent a letter to her best friend, Aissatou, unfolding her repression, suffering and marital relationship. The methods used are the study of the narration of Gérard Genette and the analysis of the narrative text of Roland Barthes. Through Ramatoulaye’s focalization, the narrator recounts Ramatoulaye;s feelings, suffering and desires. The narrative structure of the storyline is driven by Ramatoulaye’s suffering through the letter she sent to her best friend, Aissatou. The findings show that the factors supporting the practice of patriarchal domination that restrain women are then linked to traditions, religion and social practices. Ramatoulaye consciously tried to get out of the restraint of patriarchal discourse by writing. Ramatoulaye's writings show how women's resistance efforts are formed and expressed in social practices dominated by patriarchal discourse.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Christina Oktorida
"Tulisan ini menjelaskan kebebasan merupakan sesuatu yang selalu dikejar manusia dan menjadi fokus berbagai ilmu filsafat. Kebebasan menyangkut persoalan terkait kebebasan perempuan, politik, ekonomi, hukum, dan agama. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau karya Nawal El Saadawi dalam novel Jatuhnya Sang Imam mengenai perjuangan dalam menyerukan eksistensi dan kebebasan perempuan pada budaya patriarki yang legitimasi oleh agama. Dengan menggunakan teori feminisme radikal kultural dan penelitian kritik feminis, dengan metode penelitian deskriptif, analisis, dan tinjauan pustaka bertujuan mendeskripsikan apa saja legitimasi agama dan kekuasaan dari budaya patriarki serta isu bagaimana teori kritik feminis Nawal El Saadawi, Nasaruddin Umar juga kritik feminis radikal Shulamith Firestone menganalisis tokoh perempuan dalam novel tersebut. Ditemukan bahwa dalam novel tersebut bertujuan menjelaskan belenggu patriarki di sektor budaya masyarakat. Kaum feminis radikal terkenal dengan ungkapan “the personal is political” untuk menyoroti penindasan terhadap perempuan di ranah pribadi, khususnya dalam sistem karakterisasi gender yang secara konsisten mengasosiasikan laki-laki dengan maskulinitas dan perempuan dengan feminitas berdasarkan gender. Penulis menganalisis ini dalam konteks sosial dan budaya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai peran dan pengaruh tokoh Bintullah dalam perjuangan kesetaraan gender. Ditemukan bahwa kebebasan berhak diperoleh tokoh Bintullah dan Jawaher dalam bidang seperti hubungan perkawinan, budaya, dan politik.
This article explains freedom is something that humans always strive for and is the focus of various philosophical sciences. Freedom has issues related to women's freedom, politics, economics, law and religion. This research aims to review the work of Nawal El Saadawi in the novel "The Fall of the Imam" regarding the struggle to call for the existence and freedom of women in a patriarchal culture that is legitimized by religion. Using cultural radical feminist theory and feminist criticism research, with descriptive research methods, analysis and literature review aim describing the legitimacy of religion and power from patriarchal culture as well as the issue of how feminist critique Nawal El Saadawi, Nasaruddin Umar also radical feminist critique Shulamith Firestone analyze the female characters in the novel. It was discovered that in the novel aimed to depict the shackles of patriarchy in the cultural sector of society. Cultural radical feminists are famous for using the phrase to highlight the oppression of women in the private sphere, especially the gender characterization system based on sex, which always associates men with masculinity and women with femininity. The author analyzes this in a social and cultural context to gain a more comprehensive understanding of its role and influence Bintullah in the struggle for gender equality, Finds that the figures Bintullah and Jawaher has the right to freedom in area such as marriage, cultural of society, and political relations."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Vicky Ardian Amir
"Keadilan dan kesetaraan adalah impian setiap manusia, namun pada kenyataannya ada setengah penduduk dunia yang belum merasakannya, dalam hal ini perempuan. Melalui feminisme, perempuan mendobrak dominasi patriarkal yang ada. Perjuangan ini sebenarnya tidak hanya dilakukan oleh perempuan, sebab melalui pemikiran filsuf laki-laki seperti, John Stuart Mill, sebagai agen perubahan pada kesetaraan perempuan dengan jalan hak pilih dan Jacques Lacan dengan konsep tahapan pembentukan manusia agar perempuan keluar dari tatanan simbolik yang maskulin, serta Jacques Derrida dengan ?alat? dekonstruksi, membongkar tradisi maskulin dan menyuarakan feminitas dengan jalan tulisan. Juga melalui konsep subjek tiga filsuf ini, diharapkan tradisi patriarkis dapat terkikis.

Equality and justice is a dream for each and every human being, but in fact, half of the world population never feel it, in this case, women. Through feminism, women smashed the patriarchal domination that still exists. Actually, this fighting not only done by women, because through the thoughts of males philosopher like, John Stuart Mill as the agent of change in women equality with way of suffrage and Jacques Lacan with human figuration phases, in order to make women come out from the masculine?s symbolic order, as well as Jacques Derrida with deconstruction?s ?tool?, breaking the masculine?s tradition and give voice to femininity through the literature. Also through the concept of subject from these three male philosophers, it is hoped that patriarchies tradition could vanish."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S1387
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Suryani
"Budaya patriarki memosisikan perempuan sebagai subordinat, dan kapitalisme memasukan perempuan ke dalam kelompok kerja reproduktif sehingga membuat mereka rentan terhadap penindasan. Kesadaran terhadap penindasan perempuan ini digambarkan dalam karya sastra, salah satunya drama. Penelitian ini membahas korelasi antara kapitalisme dan praktik patriarki serta pengaruhnya terhadap penindasan perempuan di Korea Selatan melalui kajian drama Misseu Hammurabi. Penelitian ini berjenis kualitatif deskriptif dengan menggunakan teori feminis sosialis, dan bertujuan untuk memaparkan hubungan antara kapitalisme dan patriarki yang menjadi sumber dari penindasan terhadap perempuan. Hasil analisis data menjelaskan bahwa penindasan terhadap perempuan yang terjadi di ruang pribadi dan ruang publik dalam drama Misseu Hammurabi disebabkan oleh adanya praktik patriarki yang didukung oleh kapitalisme. Keduanya secara berkesinambungan melatarbelakangi timbulnya penindasan yang dialami oleh perempuan. Selain itu, kapitalisme juga berperan dalam melanggengkan budaya patriarki melalui strategi kapitalisme yang tergambarkan dalam ruang publik-pribadi, kostum, dan konsumsi barang mewah yang ditampilkan dalam drama ini.
Patriarchal culture positioning women as subordinate, and capitalism put women in reproductive groups that make them vulnerable to oppression. Awareness of the oppression of women is depicted in literary work such as drama. This research discusses the correlation between capitalism and patriarchy and their effects on the oppression of women in South Korea through the study of the drama Misseu Hammurabi. The research of this paper is qualitative descriptive method by using socialist feminist theory. The purpose of this research is to explain the relationship between capitalism and patriarchy that cause the oppression of women. The results of the data analysis show that the oppression of women that occurred in private and public spaces in the drama Misseu Hammurabi was caused by patriarchal practices supported by capitalism. Both are mutually sustainable and causing the oppression experienced by women. Besides, capitalism also plays a role in perpetuating a patriarchal culture through the strategies of capitalism that are depicted in the public-private places, costumes, and consumption of luxury things which are shown in the drama."
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Alya Ramadhani
"ABSTRACT
Penelitian ini membahas bagaimana penulis perempuan merepresentasikan kecantikannya dalam salah satu bentuk media baru bernama Madgalene. Melalui medium menulis, penelitian ini ingin melihat bagaimana kecantikan yang penulis perempuan representasikan untuk melawan nilai-nilai patriarki. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan paradigma kritis. Hasil penelitian menjelaskan bahwa penulis perempuan merepresentasikan kecantikan dan tubuhnya dalam situs Magdalene guna menolak representasi kecantikan dan tubuh perempuan dalam diskursus arus utama. Kemudian, muncul identitas negosiasi sebagai bentuk tegangan antara tekanan yang datang pada perempuan dan sebagai bentuk kekuasaan perempuan akan tubuhnya. Selain itu, melalui proses menulis, penulis perempuan memperlihatkan positive body image sebagai bentuk apresiasi dan kecintaan terhadap tubuh perempuan. Penulis perempuan juga memperlihatkan kekuatan atas tubuhnya melalui redefinisi praktek-praktek kecantikan dan diri. Selain itu, penulis perempuan senantiasa menolak dikotomi tubuh perempuan dengan menganalisa ulang nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.

ABSTRACT
This research will discuss about how women writers represent their beauty in one of new media called Magdalene. Through writing, this research wants to look further how women represents their beauty to subvert patriarchal values. This research is qualitative research with critical paradigm. The result explained that women writers represents their beauty in Magdalene to subvert beauty and body representation in mainstream discourse. After that, appeared identity negotiation as tension from oppresion and at the same time power toward and from womens body. Besides that, through writing process, women writers showed positive body image as self love and apreciation to their body. Women Writers also showed power of their body through redefinition of beauty practices and self. Also, they subverts body dichotomy to reanalyze values in society. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Putri Ramawidjaja
"Pretty Little Liars 2010-2017 adalah serial televisi yang menceritakan kisah tentang empat gadis remaja yang berusaha melawan bentuk-bentuk penyiksaan dan intimidasi dari sosok misterius yang berinisial A . Meskipun serial televisi ini berfokus pada misteri dan drama, serial televisi juga memunculkan isu tentang gender, terutama tentang non-normativitas yang mendobrak batas stereotip gender. Namun, terlepas dari contohnya yang baik, karakter laki-laki yang terkait erat dengan gadis-gadis ini menyalahgunakan kekuasaan mereka untuk keuntungan pribadi mereka melalui manipulasi, yang merupakan penyalahgunaan psikologis yang berlawanan dengan bentuk kekerasan fisik yang sering terjadi di masyarakat. Dengan menggunakan The Mechanic of Manipulation karya Harriet B. Braiker, makalah ini menganalisis karakter laki-laki dalam Pretty Little Liars dan metode kontrol manipulasi yang digunakan oleh karakter laki-laki ini sebagai penyalahgunaan kekuasaan.

Pretty Little Liars 2010-2017 is a television series that tells the story about four teenage girls who struggle against forms of torture and bullying from a mysterious figure called ldquo;A rdquo;. Even though the show mainly focuses on the mystery and drama, the television series also brings out the issue about gender, especially about non-normativity that breaks the boundary of gender stereotype. However, despite of its exemplary, the male characters who are closely related to the girls abuse their power for their personal gain through manipulation, which is a psychological abuse contrary to physical abuse that frequently happens in the society. By using Harriet B. Braiker rsquo;s The Mechanic of Manipulation, this paper analyzes male characters in Pretty Little Liars and the use of manipulation control methods performed by male characters as abuse of power.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Dandi Mardianyah
"ABSTRAK
Makalah ini meneliti tentang hubungan kekuasaan pada serial telvisi Lucifer 2015 - di mana seorang karakter wanitanya lebih kuat dibandingkan dengan karakter utamanya yaitu sang iblis itu sendiri. Serial ini menunjukkan masyarakat Kristiani dan patriarki di mana Lucifer berusaha keras untuk memahami konsep baik dan buruk yang dikarenakan oleh kehadiran karakter wanita tersebut, yang bernama Chloe, di hidupnya. Dengan menggunakan konsep kekuasaan milik Michel Foucault pada Gordon, 1980 dan karya Barbara Welter tentang penggambaran wanita di masyarakat Kristiani, dan dengan menganalisis dialog yang terdapat pada serial ini, makalah ini bertujuan untuk menemukan hubungan kekuasaan antara kedua karakter utama tersebut. Makalah ini mengutamakan alas an kenapa sang karakter wanita muncul sebagai karakter yang lebih superior, dan bagaimana hubungan tersebut membentuk cara pandang Lucifer mengenai kebaikan dan keburukan yang ada di dunia ini.

ABSTRACT
This paper examines power relations in television series Lucifer 2015 - in which one female character is more powerful than the main character which is the devil himself. The series depicts a patriarchal, Christian society, where Lucifer struggles to understand what is good and evil because of the existence of a female character rsquo;s existence, named Chloe, in his life. Using Michel Foucault rsquo;s concept of power in Gordon, 1980 and Barbara Welter rsquo;s work about the depiction of women in Christian society, and through the analysis of the dialogues in this series, this article aims to discover the power relation between the two main characters. The paper puts forwards the reason why the female is emerging as the superior one, and how this relationship shapes Lucifer rsquo;s perspective about good and evil in the world. "
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hasna Avni Humaira
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif mengenai Arisan, sebuah group chat di platform pesan instan WhatsApp yang diusung sebagai ruang aman online yang dibuat oleh dan untuk para perempuan pecinta film di Indonesia. Melalui metode pengumpulan data observasi partisipan online dan offline serta wawancara tatap muka, penelitian ini berupaya mencari tahu bagaimana Arisan berperan dalam kehidupan para anggotanya yang menavigasi komunitas film Indonesia yang didominasi budaya patriarki. Temuan penelitian menunjukkan bahwa Arisan memberikan para anggotanya kemampuan untuk mengekspresikan diri secara lebih bebas dibandingkan dengan ruang-ruang mayoritas laki-laki di komunitas film Indonesia. Ini disebabkan oleh rasa aman yang disediakan oleh Arisan serta adanya standpoint (seperangkat pengetahuan dan pengalaman) kolektif yaitu standpoint feminis yang dimiliki oleh para perempuan anggota Arisan. Arisan yang berperan sebagai sistem pendukung dapat mendorong para anggota perempuannya untuk lebih mampu menyirkulasi kontra wacana di dalam dan ke luar Arisan. Penelitian ini berargumentasi bahwa Arisan berpotensi untuk mendukung perkembangan counterpublic feminis di komunitas film Indonesia.

BSTRACT
This is a qualitative study on Arisan, a WhatsApp group chat that is constructed by its initiators as an online safe space made by and for Indonesian women film lovers. Through online and offline participation observation and interview data collection methods, this study aims to know the role Arisan plays within the lives of its members who are navigating the patriarchal Indonesian film community. Research findings show that Arisan offers its members a license to express themselves more freely compared to male majority spaces in the Indonesian film community. This is possible due to the sense of security that Arisan as a safe space provides and a collective feminist standpoint (set of knowledge and experiences) that the women of Arisan possess. Furthermore, this study argues that Arisan has the potential to help develop the feminist counterpublic in the Indonesian film community by helping its members circulate counterdiscourses within and outside a space that also acts as a support system."
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>