Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 328 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendrina Johanna Sylvi Wasuway
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini membahas sistem pertukaran Kain Timur pada masyarakat Maybrat dengan memakai perspektif feminisme. Data penelitian didapat dengan observasi, wawancara mendalam, baik secara formal maupun informal, dan studi kepustakaan. Kain Timur yang dikenal masyarakat Maybrat sebagai harta yang paling berharga. Data ? data penelitian menunjukkan bahwa kain ini menentukan posisi, harga diri dan martabat perempuan dalam keluarga dan klan pada masyarakat Maybrat. Hasil penelitian menyimpulkan perempuan dalam sistem ini dapat menjadi obyek maupun subyek dalam sirkulasi artefak budaya tersebut, Sistem patriarki dan pembagian kelas serta faktor ekonomi merupakan alasan ? alasan utama keterikatan perempuan dalam kekuasaan tradisi dan tuntutan peran ganda perempuan dalam masyarakat Maybrat. Teori feminisme mengidentifikasi dan mengelaborasi bentuk-bentuk opresi terhadap perempuan yang telah terinternalisasi. Teori-teori feminis juga dipakai untuk menganalisa usaha-usaaha perlawanan kaum perempuan terhadap wacana dominan patriarki dalam masyarakat Maybrat.
Abstract
The focus of this study is to discuss the exchange of Kain Timur in Maybrat society through feminism perspective. The research data were collected by means of deep interviews, literary studies, and intense observation. Timur cloth in Maybrat society is considered as the most valuable wealth whereas a family and clan?s honor is put on it. The purpose of this theses is to describe and explain how the Maybrat women position is determined by Kain Timur. The result of this study is Maybrat women?s role in society can be divided into two parts, as object and as subject, in terms of development and changes in women?s lives; depends on which clan and social class they come from. Patriachy system, class division and economy factor are reasons of women?s oppression within Maybrat society. Feminism approach helps to discover forms of oppression in this society as well as women?s efforts in share of power.
2012
T31436
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Astuti
Abstrak :
Penulisan sejarah Sri Mangunsarkoro dalam Pergerakan perempuan di Indonesia, khususnya pada tahun 1924 hingga I959. Permasalahan yang akan dibahas ialah aktifitas Sri Mangunsarkoro dalam memperjuangkan perbaikan kedudukan perempuan di Indonesia pada periode tersebut dan pemikirannya yang melandasi setiap langkahnya dalam gerakan perempuan. Dalam Skripsi ini, pembahasan dimulai dari munculnya gerakan perempuan di Indonesia pada awal ke-20 yang diawali oleh Kartini. Sepeninggal Kartini, banyak tokoh perempuan di Indonesia yang muncul seperti Rohana Kudus, Dewi Sartika, Nyi Hajar Dewantara dan perempuan Indonesia lainnya. Awal gerakan emansipasi perempuan pada awal abad 20 adalah pendidikan bagi kaum perempuan. Sri Mangunsarkoro adalah satu dari sedikit perempuan Indonesia yang dapat mengenyam pendidikan tersebut. Pada tahun 1924, Sri Mangunsarkoro bergabung ke dalam Taman Siswa di Tegal sebagai guru. Di Taman Siswa, awal peranan Sri Mangunsarkoro di dalam gerakan perempuan Indonesia. Ia menjadi salah satu kader terbaik dari Taman Siswa, hal itu dapat dilihat dari keterlibatan dalam kancah pergerakan perempuan di tingkat nasional yaitu pada tahun 1929, ia telah menjadi pengurus pusat PPII kemudian bahkan menjadi ketua Kongres Perempuan Indonesia tahun 1935. Periode awal abad 20 adalah periode dimana gerakan perempuan ikut aktif dalam perjuangan kemerdekaan. Hal tersebut menyebabkan gerakan perempuan berkaitan dengan perjuangan politik yaitu mencapai kemerdekaan Indonesia. Perjuangan politik itulah yang membuat Sri Mangunsarkoro melihat bahwa gerakan perempuan Indonesia tidak dapat dipisahkan dari gerakan politik untuk memperjuangkan kepentingan perempuan. Pandangan politik tersebut yang membuat ia membuat partai perempuan pertama di Indonesia yaituPartai Wanita Rakyat pada tahun 1946. Partai tersebut adalah partai kecil dan bahkan tidak berhasil mendapatkan kursi di parlemen tapi PWR merupakan representasi gerakan perempuan di Indonesia yang secara legal memproklamirkan dirinya dalam gerakan politik di Indonesia. Sri Mangunsarkoro adalah satu dari tokoh gerakan perempuan di Indonesia, di dalam perjuangannya dia selalu menegaskan behwa perempuan harus bersatu. Perbedaan yang ada dalam metode perjuangan yang digunakan oleh berbagai organisasi perempuan di Indonesia tidak harus membuat perpeahan sehingga sampai akhir hidupnya Sri Mangunsarkoro tetap berjuang baik di partainya dan juga berbagai organisasi perempuan lainnya seperi Kongres Wanita Indonesia sebagai payung dari organisasi-organisasi perempuan yang ada di Indonesia.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S12209
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sujatrini
Abstrak :
Skripsi ini mengungkapkan permasalahan tentang pemikiran_pemikiran dasar feminisme di tahun 70-an, serta dampaknya dalam sinema di Perancis di masa itu. Analisis dibuat berdasarkan teori Dominique Noguez, yang diilhami oleh pemikiran Karl Marx mengenai materialism dialektik. Setiap kelompok masyarakat mempunyai ideologi yang dihayati secara tak sadar oleh anggota masyarakat yang bersangkutan. Ideologi tersebut terungkap dalam karya-karya seni yang dihasilkan oleh para seniman. Teori Noguez menyebutkan bahwa ideologi dan sinema tidak dapat dipisahkan. Film merupakan ungkapan ideologi dari sutradara yang membuatnya dan merupakan media yang efektif untuk menanamkan ideologi tertentu kepada penontonnya. Dalam bab II diuraikan perkembangan konsep-konsep baru menyangkut kedudukan perempuan dalam masyarakat Perancis. Konsep-konsep yang kemudian disebut feminisme ini, pertama kali diutarakan oleh Poullain de la Barre pada abad XVII. Pada dasarnya, konsep-konsep terebut melihat bahwa kedudukan perempuan sebenarnya secara alamiah sama dengan pria, sehingga kaum perempuan berhak memperoleh pendidikan dan mendapat kedudukan yang sama dengan pria dalam masyarakat, dalam pekerjaan maupun perkawinan.
Depok: Universitas Indonesia, 1997
S14500
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firda Fitri Yanda
Abstrak :
Penulisan ini membahas tinjauan feminisme Sosialis terhadap tingkat perceraian di Federasi Rusia. Setelah mendeskripsikan keadaan perempuan di dalam keluarga dan masyarakat patriarki dari masa Kekaisaran Rusia, Uni Soviet hingga Federasi Rusia, serta data-data statistik tingkat perceraian dan kasus-kasus perceraian pada masa Federasi Rusia yang kemudian dianalisis dengan teori feminisme sosialis. Berdasarkan hasil analisis, tingginya angka perceraian yang terjadi di Federasi Rusia terjadi akibat budaya patriarki yang masih melekat kuat di dalam kehidupan masyarakat dan keluarga Federasi Rusia.
This thesis discusses A Review of Socialist Feminism toward Divorce Rate in the Russian Federation. After describing the situation of women in the patriarchal family and society from the time of the Russian Empire, the Soviet Union, to the Russian Federation, as well as statistical data of divorce rate and divorce cases at the time of the Russian Federation which is then analyzed by theory of socialist feminism. Based on analysis, the high divorce rate that occurred in the Russian Federation is due to the inherent patriarchal culture is still strong in the society and family life of the Russian Federation.
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S54288
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewa Ketut Alit Wedhantara
Abstrak :
ABSTRAK
Gerakan feminisme gelombang kedua yang muncul di Belanda sekitar awal tahun 1960-an merupakan salah satu gerakan wanita termahsyur di daratan Eropa. Namun, penyampaian pesan-pesan dan gagasan feminisme tak hanya melalui untaian kata-kata yang dituangkan dalam poster, demo besar-besaran yang dilakukan di jalanan, namun pula dapat berbentuk media lain, yaitu melalui film. Sebagai salah satu media propaganda paling efektif, film tak luput pula menjadi salah satu media penyampaian gagasan feminisme di Belanda. De Stilte Rond Christine M. merupakan contohnya. Film yang digarap oleh sutradara Marleen Gorris ini menyimpan banyak gagasan dan ide-ide feminisme yang disampaikan baik melalui bangunan cerita, dialog antar tokoh, hingga unsur sinematografi yang dibungkus secara apik sehingga menjadi salah satu ihwal yang influensial dalam pergerakan feminisme gelombang kedua di Belanda, melalui media film. Tulisan ini membahas tentang unsur-unsur feminisme yang terdapat dalam film De Stile Rond Christine M. karya Marleen Gorris, dan juga kaitan feminisme dengan penggambaran perempuan dalam film.
ABSTRACT
Dutch's second wave feminist movement is one of the most renowned women's movement in mainland Europe. However, conveying the messages and ideas of feminism were engaged not only by peaceful demonstration and words of mouth, but also through another form of media, namely film. As one of the most effective media for propaganda, film is shaped as one of the key components to deliver ideas of feminism in the Netherlands. One of the example is De Stilte Rond Christine M. Directed by Marleen Gorris, the film holds feminist ideas and messages that is delivered through the build up of the story, dialogues between characters, as well as elements of cinematography that wrapped up nicely so it became one of the most influential in the women's movement. This final thesis examines feminist elements contained in De Stilte Rond Christine M. and also the relation between feminism and the portrayal of women in the film.;
2016
S65423
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ambar Alimatur Rosyidah
Abstrak :
ABSTRAK
Analisis Situasi Kualitas sumber daya manusia memiliki peran penting dalam mengembangkan sebuah negara, akan tetapi stereotip yang disosialisasikan media memperkuat sistem patriarki yang berlaku di Indonesia sehingga kedudukan pria dianggap lebih tinggi. Pemikiran seperti ini akan mempengaruhi remaja kemudian dapat mengakibatkan kesenjangan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Dengan langgengnya pemikiran ini cenderung akan menjadikan wanita sebagai kelompok bungkam ketika menikah. Apalagi bila pernikahan tersebut terjadi di usia dini di mana wanita belum sampai kepada tahap mandiri, maka ia cenderung tidak dapat mengutarakan pendapatnya dan belum mampu mengembangkan dirinya. Sehingga kesetaraan dan keadilan bagi wanita di bidang pendidikan tinggi dan ekonomi penting untuk dikampanyekan. Manfaat dan Tujuan Prototype Manfaat : memberikan pengetahuan kepada perempuan mengenai pentingnya pendidikan dan urgensi kemandirian di bidang ekonomi. Tujuan : meningkatkan kualitas perempuan di Indonesia. Prototype yang Dikembangkan Film pendek berjudul ?Putri? ini mengangkat tema edukasi dan wanita dengan dongeng mengenai Putri menjadi mediumnya, dirancang untuk ditayangkan dalam festival-festival film dan institusi pendidikan dengan durasi 10 menit, target khalayaknya adalah perempuan dan orang tua. Evaluasi - Pretest dilakukan dengan FGD sebelum film ditayangkan. - Terdiri dari 10-15 orang perempuan berusia 17-25 tahun. - Evaluasi terdiri dari evaluasi internal dan eksternal. - Evaluasi internal dilakukan setelah pre-test dan sebelum evaluasi eksternal oleh kru dan pihak-pihal terkait. - Pada evaluasi eksternal akan dilakukan Focus Group Discussion (FGD) untuk evaluasi. - Terdiri dari dua kategori: remaja dan orang tua. Masingmasing 10-15 orang. - Evaluasi eksternal akan dilakukan setelah film selesai ditayangkan. Anggaran - Jumlah total anggaran pembuatan prototipe: Rp 1.900.000,- - Jumlah total anggaran pembuatan program: Rp 203.600.000,- - Jumlah anggaran evaluasi: Rp 800.000,-
ABSTRACT
Situation Analysis Human quality has an important role to the development of this country. But the stereotipe which was spreading from any media, makes patriarchy system in Indonesia powerful. Believing that the position of man is higher in this society. This belief will affect teenager decision in life, gender inequality, and discrepancy the quality of youth. Early marriage is a common case. And woman, who not already independent, will be in on muted group. They tend to not expressing their opinion and can not doing self development. So that, equality and equity for women in higher education and economic sector is important to be campaigned. Advantages and Purpose of Prototype Development Advantages: knowledge about the important of education and independency in economics sector for woman. Purposes: improving the quality of women in this country. Developing Prototype This short movie titled ?Putri? using education and woman as a theme. The tales about princess will be the medium. Planned to be broadcasted in movie festival, and education institution. The duration of this movie is 10 minutes with woman and parents as the target audience. Evaluation - Pretest is conducted by Focus Group Discussion (FGD) which conducting before the movie will be broadcasted. - 10-15 women, age from 17-25 y.o. - Evaluation: internal and external. Internal evaluation will be held after pre-test and before external evaluation with the crew and other related part. - External evaluation will be conducted by Focus Group Discussion (FGD) for two category: teenager and parents after the movie being broadcasted. Each of them 10-15 person. Budgeting - The budgeting of prototype: Rp 1.900.000,- - The budgeting of the movie: Rp 203.600.000,- - Th budgeting of evaluation: Rp 800.000,-
2016
S63251
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Aminda Dhianti
Abstrak :
ABSTRACT
Tulisan ini membahas tentang representasi perempuan berbahaya atau femme fatale sebagai bentuk kekerasan simbolik terhadap perempuan. Femme fatale menjadi sosok arketipe yang umum dalam berbagai aspek kehidupan manusia, mulai dari legenda, literatur, seni lukis hingga industri perfilman.Melalui metode analisis wacana, peneliti berusaha menjelaskan penggambaran femme fatale dalam ketiga film Indonesia, yaitu Kala, Pintu Terlarang dan Rumah Dara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggambaran merugikan akan perempuan sebagai femme fatale yang disubordinasi, dinaturalisasi dan dilanggengkan dalam industri kultural dapat menjadi bentuk kekerasan simbolik terhadap perempuan. Dominasi maskulin dan misrecognition menjadi elemen kunci dalam melahirkan kekerasan simbolik terhadap perempuan.
ABSTRACT
This article discusses the representation of dangerous women or femme fatales in films as a form of symbolic violence against women. Femme fatale has been a familiar and recurring archetype in society, across from myth, literature, painting and film industry. Through discourse analysis method, this research reveals the representation of femme fatales within 3 Indonesian films, ldquo Kala rdquo , ldquo Pintu Terlarang rdquo and ldquo Rumah Dara rdquo . The result of this thesis shows that the subordinated, naturalized and recurring harmful representation of femme fatale in cultural industry is a form of symbolic violence against women. Both masculine domination and misrecognition are key elements to produce symbolic violence against women.
2017
S69993
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wenugobal Manggala Nayahi
Abstrak :
Perempuan kerap mengalami opresi dari berbagai pihak, dan suara perempuan terbungkam karena minimnya akses kepada proses produksi di industri media. Karenanya, perempuan membutuhkan ruang komunikasi agar suaranya tidak terus-menerus dibungkam oleh habitus patriarkis. Penelitian ini mengkaji bagaimana proses yang dialami perempuan anggota kolektif alternatif sampai akhirnya mereka berupaya melakukan feminine writing, dengan Kolektif Betina sebagai studi kasus. Pendekatan kualitatif dan paradigma konstruktivisme dipilih sebagai desain penelitian. Dengan melakukan wawancara mendalam bersama 7 informan, mengumpukan dokumen pendukung, dan melakukan observasi sosial, penelitian ini menemukan bahwa Kolektif Betina merupakan sebuah bentuk sisterhood sekaligus fase dimana perempuan di dalamnya belajar melakukan rekonstruksi pengetahuan tentang solidaritas perempuan. Anggota Kolektif Betina telah melalui tiga tahap; kapitulasi, revitalisasi, dan radikalisasi, sebelum akhirnya memutuskan untuk menciptakan ruang melalui praktik bermedia untuk melakukan feminine writing. Tambahan temuan menarik dalam penelitian adalah mengenai pengaruh skena punk terhadap feminine writing anggota Kolektif Betina.
Women often experience oppressions from various different parties, and their voices are muted because of the limited access to production stage within the media industries. Therefore, women need communication spaces so their voices would not be perpetually silenced by the patriarchal habitus. This research observes how women who are affiliated with alternative collective seek to perform feminine writing, with Kolektif Betina as its case study. Qualitative approach and constructivism paradigm are used in this research. By conducting in depth interview, collecting supporting data, and doing media observations, this research finds that Kolektif Betina is a form of sisterhood, in which the members learn to reconstruct their knowledge about women rsquo s solidarity. These women had underwent three stages capitulation, revitalization, and radicalization, before finally decided to occupy spaces through media practices to perform feminine writing. An interesting addition to the findings is about the influence of punk scene in these women rsquo s feminine writing.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S68047
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sara Besyaer Mahdi Makrus
Abstrak :
ABSTRAK
Iklan adalah segala bentuk kegiatan untuk mempromosikan ide, barang atau layanan non-pribadi yang dibayar oleh perusahaan tertentu. Iklan disajikan dalam berbagai bentuk dan media. Salah satu media yang sering digunakan di era globalisasi adalah internet yang menawarkan kemudahan dan efektivitas dalam menyebarluaskan informasi dan menjangkau semua kalangan. Penyebaran ide secara masif melalui iklan akan mendorong terbentuknya konvensi tak tertulis dalam masyarakat. Iklan kosmetik adalah salah satu faktor yang dapat membentuk atau mengubah standar kecantikan yang kemudian turut menentukan konstruksi gender. Penelitian ini menganalisis tiga iklan kosmetik yang dikeluarkan oleh MAC Cosmetics dengan menggunakan teori semiologi. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk memperlihatkan proses pembentukan makna atau ide di balik adanya iklan. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk memperlihatkan proses pembentukan representasi androgini dalam iklan yang manjadi korpus data tersebut.
ABSTRACT
Advertisements are all forms of activities to promote non personal ideas, goods or services paid by specific company. Advertisements are presented in various forms and medias. One of the media that is often used in globalization era is the internet which offers ease and effectiveness in disseminating information and reach all circles. Massive dissemination of ideas through advertising will urge the establishment of an unwritten convention in society. Cosmetic advertising is one of the factors that can shape or change the standard of beauty which then contribute to gender construction. This study analyzed three cosmetic advertisements issued by MAC Cosmetics using semiological theory. The main purpose of this study is to show the process of forming the meaning or idea behind the existence of advertising. In addition, this study also aims to show the process of formation of androgynous representation in the advertisement of the data corpus.
2017
S69066
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Griselda Febrina Talitha
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini mengangkat tema mengenai mitos yang terkandung di dalam tiga buah lirik mengenai Lorelei dari tiga masa berbeda. Lirik mengenai Lorelei dibedakan dari tiga rentang waktu yang berbeda, yaitu Lorelei karya Heinrich Heine yang diciptakan tahun 1823, Loreley karya Dschinghis Khan yang diciptakan tahun 1981, dan Lore Lay karya Faun yang diciptakan tahun 2013 untuk menampilkan mitos Lorelei dari waktu ke waktu. Selain itu, penelitian mengacu kepada relasi antara tokoh laki-laki dengan tokoh perempuan. Melalui telaah feminisme eksistensialisme terlihat perbedaan posisi antara laki-laki dan perempuan dalam ketiga teks. Ketiga teks memperlihatkan posisi laki-laki sebagai subjek, namun laki-laki juga dapat menjadi objek apabila dikuasai oleh perempuan. Posisi perempuan sebagai Sosok yang Lain juga fleksibel. Di satu sisi, perempuan dipandang sebagai objek, namun di sisi lain ia dapat menjelma menjadi subjek, namun hanya sebagai subjek yang jahat femme fatale . Selain itu, berdasarkan pada teori mitos Roland Barthes, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat mitos yang mengakar kuat karena adanya kepercayaan masyarakat sejak dahulu kala.
ABSTRACT
This thesis placed its focus on the myth that contained in three lyrics about Lorelei from three different periods. The lyrics of Lorelei are distinguished from three different time ranges, Lorelei by Heinrich Heine in 1823, Loreley by Dschinghis Khan in 1981, and Lore Lay by Faun in 2013 to show Lorelei myth from time to time. In addition, this research refer to the relationship between man and woman characters. Through the study of existentialist feminism, it shows the difference in position between man and woman in all three texts. All of the texts show the position of man as a subject, but men can also become an object when controlled by woman. The position of woman as The Other is also flexible. On the one hand, woman is seen as an object, but on the other hand she can transformed herself into a subject, but only as an evil subject femme fatale . Furthermore, based on Roland Barthes myth theory, the result of this study indicate that there is a myth that is deeply rooted because of the belief of society since a long time ago.
2017
S67877
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   3 4 5 6 7 8 9 10 11 12   >>