Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 86 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cleese, John
"Wajah manusia adalah kumpulan 44 urat di tengkorak atau rangkuman identitas anda? setiap orang memiliki wajah tetapi apa yang kita ketahui tentangnya? inilah cerita mengenai wajah manusia di seluruh dunia. John Cheese-aktor komedi, Profesor di universitas lange ar corne dan pengarang buku psikologis terlaris-menggabungkan analisa intelektual dengan sentuhan humor untuk menyelidiki wajah, penciptaannya, fungsi, seksualitas, komunikasi, identitas, dan persepsi. "
New York: BBC Worldwide Limited, 2003
611CLEH003
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Cleese, John
"Wajah manusia adalah kumpulan 44 urat di tengkorak atau rangkuman identitas anda? setiap orang memiliki wajah tetapi apa yang kita ketahui tentangnya? inilah cerita mengenai wajah manusia di seluruh dunia. John Cheese-aktor komedi, Profesor di universitas lange ar corne dan pengarang buku psikologis terlaris-menggabungkan analisa intelektual dengan sentuhan humor untuk menyelidiki wajah, penciptaannya, fungsi, seksualitas, komunikasi, identitas, dan persepsi. "
New York: BBC Worldwide Limited, 2003
611CLEH004
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Octaviani Indrasari Ranakusuma
"ABSTRAK
Studi ini menguji pengaruh faktor biologi tekanan darah sistolik , faktor psikologi trait neuroticism dan trait extraversion serta faktor sosial status sosial-ekonomi dan status sosial-subyektif terhadap persepsi dan ekspresi rasa sakit. Partisipan N=201 berasal dari dua kelompok sosial-ekonomi, yaitu bawah dan atas. Rasa sakit diinduksi oleh tes cold-pressor yang secara signifikan meningkatkan tekanan darah, persepsi sakit dan kecemasan. Terdapat pengaruh neuroticism terhadap peningkatan persepsi sakit afektif dan kecemasan. Terdapat pengaruh langsung trait kepribadian neuroticism terhadap persepsi rasa sakit sensoris, yang kemudian persepsi sakit afektif. Neuroticism mempengaruhi ekspresi sakit pada wajah secara tidak langsung. Tidak ditemukan pengaruh langsung extraversion terhadap persepsi sakit sensoris. Temuan ini menegaskan peran dimensi afektif-motivasional dari pengalaman sakit. Indeks Ekspresi kesakitan pada wajah perlu dikembangkan lebih lanjut dalam konteks masyarakat Indonesia sebagai alternatif pengukuran rasa sakit. Kata kunci: ekspresi wajah; kecemasan, persepsi sakit; tes cold-pressor;neuroticism

ABSTRACT
The study examined the effects of biological factor systolic blood pressure , psychological neuroticism and extraversion traits of personality , and social factor socio economic status and subjective social status on perception and expression of cold pressor pain. Two hundreds and one participants from upper and lower socio economic status were recruited. Pain induced by cold pressor significantly increased blood pressure and heart rate, pain perception and state anxiety during the test. There were effects of neuroticism on increasing affective pain perception and state anxiety during the test. There was a direct effect of neuroticism on sensory pain perception, which later had direct effects on state anxiety, systolic blood pressure and also on affective pain perception. There was an indirect effect of neuroticism on pain expression. There was no direct neither indirect effects of extraversion on pain perception. The study confirmed the important role of affective motivational dimension of pain. The possibility to develop the imdex of pain expression specified for Indonesians was discussed"
2017
D2328
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Rofiqi Rapsanjani
"Pemerintah Indonesia telah menerapkan kebijakan wajib menggunakan masker di ruang publik untuk mencegah penularan Covid-19. Sebagai dukungan terhadap inisiatif ini, petugas bekerja untuk memastikan kepatuhan, terutama di area ramai seperti mal dan gedung perkantoran. Namun, mengandalkan penegakan secara manual menimbulkan tantangan karena potensi kesalahan dan kelalaian manusia. Untuk mengatasi hal ini, penelitian ini berfokus pada pengembangan sistem deteksi masker menggunakan YOLOv5, yang mampu mendeteksi tiga kelas masker yang berbeda. Penulis mengumpulkan dan menyusun dataset dari berbagai sumber, yang terdiri dari total 1500 bounding box, dengan sekitar 500 bounding box per kelas. Selain itu, penulis melakukan perbandingan dengan model CNN sederhana untuk menemukan praktik terbaik sehingga mendapatkan model YOLOv5 yang paling optimal. Melalui berbagai eksperimen dengan parameter yang berbeda, penulis menemukan bahwa hasil terbaik dicapai menggunakan dataset dengan ukuran gambar 640px dan ukuran batch 8. Model menunjukkan nilai precision sebesar 0,864, nilai recall sebesar 0,824, dan nilai mAP50 sebesar 0,877. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam upaya kesehatan masyarakat dengan menyediakan sistem deteksi masker otomatis yang dapat membantu pihak berwenang dalam memantau kepatuhan penggunaan masker secara efektif dan efisien, sehingga dapat mengurangi penyebaran Covid-19.

The Indonesian government has implemented a mandatory mask-wearing policy in public spaces to prevent the transmission of Covid-19. In support of this initiative, officials are working to ensure compliance, particularly in crowded areas such as malls and office buildings. However, relying solely on manual enforcement poses challenges due to the potential for human error and negligence. To address this, this research focuses on developing a mask detection system using YOLOv5, capable of detecting three different classes of masks. We collected and curated a dataset from various sources, comprising a total of 1500 bounding boxes, with approximately 500 bounding boxes per class. In addition, we conducted a comparison with a CNN model to find best practice so as to get the most optimal YOLOv5 model. Through various experiments with different parameters, we found that the best results were achieved using a dataset with 640px image size and a batch size of 8. The model demonstrated a precision value of 0.864, recall value of 0.824, and Map50 value of 0.877. This research contributes to the ongoing efforts in public health by providing an automated mask detection system that can assist authorities in monitoring mask compliance effectively and efficiently, thereby mitigating the spread of Covid-19"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ervan Adiwijaya Haryadi
"Pada masa pandemi COVID-19, banyak orang kehilangan pekerjaan karena perusahaan tidak mampu meraih keuntungan seperti pada kondisi normal dan terpaksa mengurangi jumlah pekerjanya. Kondisi ini bisa meningkatkan tingkat kejahatan terutama karena banyak orang tidak memiliki pendapatan. Salah satu metode efektif untuk mencegah terjadinya tindak kejahatan adalah dengan memasang sistem keamanan rumah (home security), dengan salah satu metode yang mudah dilakukan adalah memasang sistem pengawasan (surveillance). Penelitian ini bertujuan membuat sistem pengawasan yang memanfaatkan metode pelacakan wajah dan identifikasi wajah. Sistem ini menggabungkan 3 modul, yaitu pelacak Discriminative Single-Shot Segmentation (D3S), pendeteksi wajah MTCNN, dan pengenal wajah VGGFace2 untuk membuat sistem yang mampu melacak wajah orang yang tertangkap di kamera pengawasan. Sistem yang diusulkan juga memiliki fitur notifikasi untuk memberitahu jika ada orang asing yang terlalu lama berada di area pengawasan. Sistem ini akan mengevaluasi video bacaan dari Raspberry Pi dan PiCamera selaku alat penangkap citra. Sistem ini dievaluasi menggunakan metrik precision, recall, F-score untuk deteksi dan pelacakan, fps untuk evaluasi kecepatan komputasi, dan confusion matrix dengan akurasi untuk evaluasi identifikasi wajah. Dari hasil uji coba, sistem berjalan dengan kecepatan komputasi rata- rata sebesar 2.64 fps. Hasil pendeteksian dan pelacakan menunjukkan performa dengan nilai F-score 0.541 untuk dataset yang dikumpulkan sendiri. Akurasi identifikasi wajah memberikan hasil sebesar 50 persen.

During the COVID-19 pandemic, many people lost their jobs because companies were unable to make profits as normal conditions and were forced to reduce the number of workers. This condition could lead to increase of crime rate, especially because many people do not have any income. One way to prevent crime effectively is to install a safe home security system, in which a surveillance system is the most basic and effective. This study aims to create a surveillance system using face detection, face identification and face tracking method. This system combines 3 modules, namely Discriminative Single- Shot Segmentation (D3S) tracker, MTCNN face detector, and VGGFace2 face recognizer to create a system capable of tracking the faces of people caught on surveillance camera(s). The proposed system also have a notification feature to tell the house owner if a stranger have been staying in surveillance area for too long. This system will evaluate video readings from the Raspberry Pi as the camera capture tool. The system is evaluated using metrics such as precision, recall, F-score for detection and tracking, fps for computational speed evaluation, and confusion matrix with accuracy for evaluating the facial identification. From the test result, the system runs with a computation speed of 2.64 fps. The detection and tracking results show the performance with an F-score of 0.541. Facial identification accuracy gave a result of 50 percent."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathaniel Faustine
"Sampai saat ini, sketsa wajah buatan tangan masih secara luas digunakan dalam kepolisian, terutama untuk menggambarkan karakter wajah seseorang dengan cepat pada proses pencarian tersangka maupun orang hilang. Polisi akan menggunakan sketsa wajah tersebut untuk mencari orang yang digambarkan. Telah banyak penelitian yang dilakukan untuk membuat cara ini semakin efektif. Salah satunya adalah membandingkannya dengan Database Pencarian Orang (DPO) ataupun membuat komposit wajah. Namun, pembuatan komposit wajah dengan aplikasi membutuhkan waktu yang cukup lama dan perbandingan dengan DPO secara langsung memiliki tingkat akurasi yang perlu dikembangkan lebih lanjut. Penelitian ini mengaplikasikan Generative Adversarial Networks (GAN) untuk mengubah gambar sketsa menjadi citra berwarna, menerapkan Total Variation (TV) pada loss function untuk meningkatkan performa model, dan menerapkan koreksi warna untuk memperbaiki warna kulit yang dihasilkan. Tujuan penelitian ini yaitu agar dapat menggambarkan karakter orang pada sketsa dengan lebih akurat dan cepat dibandingkan metode terdahulu. GAN sendiri adalah sebuah machine learning framework yang menggunakan dua buah network yaitu, generator dan diskriminator. Generator akan membuat sampel baru berdasarkan pola sampel dataset dan diskriminator akan menentukan apakah sampel yang dihasilkan nyata atau hasil dari generator. Sistem akan mengulang proses ini sampai generator dapat menghasilkan sampel yang sangat mirip dengan sampel dari dataset. Dataset yang digunakan dikumpulkan dari beberapa dataset lain dengan konfigurasi jumlah training 1355, validation 10, dan testing 68. Beberapa skenario dengan parameter berbeda dilakukan dan hasil terbaik didapati dengan menggunakan Lambda L1 sebesar 100 dan Lambda TV sebesar 0.00001 dengan nilai evaluasi SSIM 0.83 dan FID 94.705. Setelah diimplementasikan dengan koreksi warna, GAN menghasilkan citra yang lebih realistis dengan hasil evaluasi yang didapatkan adalah 0.76 dan 78.944 untuk SSIM dan FID. Dengan metode tersebut, GAN dapat menghasilkan citra yang realistis secara visual dari sketsa wajah dan memiliki warna yang sesuai dengan citra aslinya.

Until now, hand-drawn face sketches are still widely used in Indonesia's police force, especially to quickly describe the character of a person's face in the process of searching for suspects and missing persons. Police will use the face sketch to search for the respected person. A lot of research has been done to make this method more effective. One of them is to compare it with the People Search Database (DPO) or create a facial composite. However, making facial composites by application takes quite a long time, and direct comparison with DPO has a level of accuracy that needs to be developed further. This study applies a Generative Adversarial Networks (GAN) to convert a sketch image into a color image, applies a Total Variation (TV) to the loss function to improve model performance, and applies a color correction to improve the resulting skin tone. The purpose of this study is to be able to describe the character of the people on the sketch more accurately and quickly than the previous method. GAN itself is a machine learning framework that uses two networks, namely, generator and discriminator. The generator will create a new sample based on the sample dataset pattern, and the discriminator will determine whether the resulting sample is real or the result of the generator. The system repeats this process until the generator can generate a sample that is very similar to the sample from the dataset. The dataset used is gained from several other datasets with the split configuration of 1355 for training, 10 for validation, and 68 for testing. Several scenarios with different parameters were carried out, and the best results were obtained using Lambda L1 of 100 and Lambda TV of 0.00001 with an evaluation value of SSIM 0.83 and FID 94,705. After being implemented with color correction, GAN produces a more realistic image with the evaluation results obtained are 0.76 and 78.944 for SSIM and FID. GAN can produce visually realistic images from facial sketches and have colors that match the original image with this method."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Arti
"Sistem pengenalan wajah dapat memberikan hasil yang tepat pada kondisi wajah normal, tetapi dalam lingkungan yang tidak dibatasi menyebabkan hasil pengenalan wajah menjadi tidak akurat, baik pada verifikasi maupun identifikasi. Salah satu masalah yang sering ditemui dalam sistem pengenalan wajah dan terkait dengan sifat intra-class variance pada wajah adalah pose. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengenalan wajah berdasarkan pose invariant dengan mengimplementasikan Spatial Transformer Netwok (STN) pada arsitektur jaringan ringan MobileFaceNet. STN digunakan sebagai metode penyelarasan wajah untuk menangani variasi pose pada citra input. Berdasarkan evaluasi model, model Single-STN MobileFaceNet memberikan akurasi, AUC dan EER berturut-turut 73.64%, 82.18%, dan 0.2636. Kenaikannya sebesar 1.21% untuk akurasi, 1.56% untuk AUC dan untuk EER turun sebesar 0.0121 dari model Baseline. Penambahan STN pada jaringan ringan MobileFaceNet mempengaruhi hasil verifikasi wajah, tetapi kurang signifikan. Akan tetapi, berdasarkan hasil uji signifikansi McNemar, tidak ada perbedaan yang signifikan dengan adanya metode penyelarasan wajah STN pada model Single-STN MobileFaceNet. Terdapat beberapa kasus pose yang tidak dapat ditangani dengan baik oleh model, seperti pose menengadah atau menengok ke kanan/kiri. Berdasarkan evaluasi robustness model, nilai akurasi, AUC dan EER yang dihasilkan model Single-STN MobileFaceNet berturut-turut 96.86%, 98.51%, 0.0314. Model Single-STN MobileFaceNet termasuk model yang memiliki kinerja baik dalam pengenalan wajah, model mampu membedakan pasangan citra match dan non-match dengan baik pada dataset CFP

The face recognition system can give precise results in normal facial conditions, but in an unconstrained environment it can result inaccurate face recognition, both in verification and identification. One of the problems that are often encountered in face recognition system and related to intra-class variance on the face is pose. This study aims to perform face recognition based on pose invariant by implementing Spatial Transformer Netwok (STN) on MobileFaceNet lightweight network architecture. STN is used as a face alignment method to handle pose variations in the input image. Based on the evaluation of the model, the Single-STN MobileFaceNet model provides accuracy, AUC and EER of 73.64%, 82.18%, and 0.2636, respectively. The increase is 1.21% for accuracy, 1.56% for AUC and for EER it is down by 0.0121 from the Baseline model. The addition of STN to the MobileFaceNet lightweight network affects the face verification results, but is less significant. However, based on the results of the McNemar significance test, there is no significant difference with the STN face alignment method in the Single-STN MobileFaceNet model. There are some cases of poses that cannot be handled well by the model, such as looking up or looking to the right/left. Based on the evaluation of the robustness of the model, the values ​​of accuracy, AUC and EER generated by the Single-STN MobileFaceNet model are 96.86%, 98.51%, 0.0314, respectively. The Single-STN MobileFaceNet model includes a model that has good performance in face recognition. This model is able to distinguish match and non-match image well on the CFP dataset."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novick, Nelson Lee
London: The Body Press, 1986
646.726 NOV d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
El-Saadawi, Nawal
Yogyakarta: IKAPI DKI, 2001
305.4 SAA ht
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Perricone, Nicholas
Jakarta: Serambi Ilmu Sentosa, 2007
646.726 PER pt
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>