Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 548 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andi Saputra
"Perbedaan mendasar antara perpustakaan perguruan tinggi dengan perpustakaan umum terletak pada basis keanggotaan. Pada perguruan tinggi anggotanya berbasis pada fakultas dan program studi, sedangkan perpustakaan umum berbasis pad a institusi. Aplikasi Senayan Library Management System (SLiMS) pada awalnya dirancang untuk digunakan pada perpustakaan umum. Oleh karena itu, untuk diimplementasikan pada perguruan tinggi perlu dilakukan modifikasi terlebih dahulu terhadap basis data keanggotaan yang ada pada fitur membership. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan modifikasi terhadap aplikasi SLiMS 7 Cendana sesuai dengan kebutuhan perpustakaan perguruan tinggi. Diawali dengan modifikasi basis keanggotaan pada fitur membership. Setelah itu dilakukan eksperimen untuk mengamati pengaruhnya terhadap modul lainnya yang ada di dalam aplikasi. Karena modul-modul yang ada pada aplikasi SLiMS saling berelasi satu sama lainnya dan ditopang oleh database relasional, perubahan tersebut memberikan dampak terhadap modul lainnya, seperti munculnya pesan kesalahan, ketidaksesuaian judul kolom, dan data tidak tampil sesuai dengan permintaan. Oleh karena itu untuk menghasilkan aplikasi SLiMS sesuai dengan kebutuhan perguruan tinggi maka modifikasi harus dilakukan secara menyeluruh, terutama modul yang berelasi dengan modul membership, seperti modul sirkulasi, kartu anggota, visitor counter dan reporting."
Jakarta: Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi, 2017
020 VIS 19:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Nusolahardo
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Haris
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S41858
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Wasono Sukmo Wijoyo
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S48025
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusri Fahmi
"Penelitian ini membahas tentang perencanaan strategis Perpustakaan STAIN Padangsidimpuan. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui kondisi lingkungan internal dan eksternal Perpustakaan STAIN Padangsidimpuan, (2) menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi oleh Perpustakaan STAIN Padangsidimpuan, dan (3) mengidentifikasi rumusan strategi berbasis analisis SWOT untuk perencanaan strategis jangka pendek dan jangka panjang Perpustakaan STAIN Padangsidimpuan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk mendapatkan gambaran yang mendalam mengenai obyek penelitian. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Proses analisis data dilakukan dengan menggunakan 3 tahapan dari 5 tahapan umum perencanaan strategis, yaitu 1). Penilaian lingkungan perpustakaan dengan menggunakan analisis SWOT, 2). Identifikasi isu-isu strategis, 3). Formulasi strategi. Hasil penelitian ini adalah sebuah konsep perencanaan strategis pengembangan Perpustakaan STAIN Padangsidimpuan yang terdiri dari perencanaan strategis jangka pendek dan jangka panjang.
This research discusses the strategic planning of STAIN Padangsidimpuan Library. The objectives of the research are (1) to know the internal and external environmental conditions of STAIN Padangsidimpuan Library, (2) to analyze the SWOT factors encountered by STAIN Padangsidimpuan Library, and (3) to identify the formulation of strategies based on SWOT analysis for short and long-term strategic planning of STAIN Padangsidimpuan Library. The descriptive qualitative method is applied on the research in order to gain a deep understanding of the research object. The techniques of data collection are interview, observation and document analysis. The process of data analysis is performed by using three phases of five common stages of strategic planning, namely (1) Environmental assessment of the library using SWOT analysis, ( 2) Identification of strategic issues, (3) Strategy formulation. The results of the research is a concept of short and long-term strategic planning of STAIN Padangsidimpuan Library."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T29229
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Faza Fauzan
"Salah satu sumber informasi digital yang akhir-akhir ini sangat masif digunakan oleh banyak orang termasuk kalangan mahasiswa adalah chatbot AI seperti ChatGPT, Gemini, Microsoft Bing AI/Copilot, humata, dan Perplexity.AI. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi perilaku pencarian dan hambatan mahasiswa sarjana tingkat akhir UI dalam memanfaatkan chatbot AI. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa semua informan melakukan pencarian informasi di chatbot AI untuk menemukan referensi terkait topik penelitian tugas akhir atau skripsi sebagai syarat kelulusannya. Penelitian ini menunjukan bahwa setiap langkah dalam model pencarian David Ellis, dkk, chatbot AI selalu berperan membantu para informan untuk melakukan pencarian informasi terkait referensi literatur penelitian yang berupa teks paragraf dan jurnal. Namun, dalam praktek pencarian informasi di chatbot AI informan menghadapi berbagai hambatan yang berasal dari fisiologis, kognitif, dan karakter emosional. Selain itu, ada juga hambatan yang berasal dari karakteristik sumber informasi.

One of the digital information sources that has recently been massively used by many people including students is chatbot AI such as ChatGPT, Gemini, Microsoft Bing AI/Copilot, humata, and Perplexity.AI. This study aims to explore the search behavior and barriers of UI final-year undergraduate students in utilizing chatbot AI. This study used qualitative approach with qualitative descriptive methods. The results of this study show that all informants conducted information searches on chatbot AI to find references related to the research topic of their final project or thesis as a requirement for graduation. This study shows that every step in the David Ellis, et al. search model, chatbot AI always play a role in helping informants to search for information related to research literature references in the form of text paragraphs and journals. However, in the practice of searching for information on AI chatbots, informants face various barriers originating from physiological, cognitive, and emotional characteristics. In addition, there are also obstacles that arise from the characteristics of information sources.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Natasha Nugraha
"ABSTRAK
Sepanjang hidupnya, manusia selalu menjalin hubungan dengan orang lain.
Salah satu bentuk hubungan interpersonal yang penting dalam kehidupan manusia
adalah hubungan percintaan antara pria dan wanlta. Sesuai dengan tugas
perkembangannya, pada masa dewasa muda hubungan percintaan berhubungan
dengan pemilihan pasangan hidup. lndividu dewasa muda yang berada pada tahap
pemilihan pasangan hidup ini kebanyakan adalah mahasiswa. Kemampuan individu-
- dalam hal ini mahasiswa-untuk menjalin hubungan percintaan adalah aspek yang
penting dalam personal well-being (kesejahteraan individu) pada masa dewasa.
Pada masa dewasa muda ini, mahasiswa telah siap untuk menjalin hubungan yang
intim, yang berarti bahwa individu tidak hanya melibatkan dlri pada hubungan
tersebut tapl juga ingin memelihara dan mempertahankannya. Hal ini disebabkan
karena pada tahap perkembangannya, mahasiswa diharapkan untuk memilih
pasangan hidupnya dan mulai membentuk keluarga.
Kemungkinan akan timbulnya ketertarikan pasangan pada orang lain
merupakan masalah yang banyak ditemui dalam hubungan percintaan, dan
kecemburuan adalah respon yang biasanya timbul dari indlvidu. Kecemburuan,
apalagi jika berlebihan, dapat berakibat buruk bagi individu itu sendiri, individu yang
dicemburui, bahkan bagi kelangsungan hubungan percintaan.
Untuk melihat kondisi tersebut, penelitlan ini lebih bersifat eksploratif, yaitu
penelitian yang bertujuan untuk memperdalam pengetahuan tentang faktor-faktor
yang menimbulkan kecemburuan terhadap pacar pada mahasiswa/i dan apakah ada
perbedaan yang signifikan dalam gambaran faktor-faktor tersebut antara kelompok
mahasiswa dan kelompok mahasiswi. Pengolahan data dilakukan dengan
menggunakan teknik analisis faktor, diperoleh 7 faktor yang menjadi sumber
kecemburuan dan terdapat perbedaan yang signifikan pada 3 faktor antara
kelompok mahasiswa dan kelompok mahasiswi. Berikut ini ditampilkan hasil
penelitian secara lebih rinci :
a. Faktor-faktor yang menimbulkan kecemburuan terhadap pacar pada
mahasiswa/i (berdasarkan peringkat) :
1. Pacar lebih mengutamakan Iawan jenis Iain
2. Pacar mengalami kontak fisik dengan Iawan jenis lain
3. Pacar mengagumi Iawan jenis lain
4. Pacar memberikan perhatian pada lawan jenis Iain
5. Pacar berteman dekat dengan Iawan jenis yang pernah menyukai/disukainya
6. Pacar terlalu sibuk dengan kegiatan pribadinya
7. Pacar akrab dengan Iawan jenis Iain
b. Perbedaan yang signifikan dalam gambaran faktor-faktor yang menjadi sumber
kecemburuan antara kelompok mahasiswa dan kelompok mahasiswi terdapat
pada:
1. Faktor 1: pacar berteman dekat dengan Iawan jenis yang pernah
menyukai/disukainya
2. Faktor 2: pacar akrab dengan Iawan jenis Iain
3. Faktor 4: pacar mengagumi Iawan jenis Iain
Berdasarkan urutan sumber-sumber kecemburuan terhadap pacar pada
mahasiswa/i, dapat disimpulkan bahwa faktor yang paling menimbulkan
kecemburuan adalah faktor pacar lebih mengutamakan Iawan jenis Iain dan faktor
pacar mengalami kontak fisik dengan Iawan jenis Iain. Sedangkan faktor yang relatif
paling tidak menimbulkan kecemburuan adalah faktor pacar terlalu sibuk dengan
kegiatan pribadinya dan faktor pacar akrab dengan Iawan jenis Iain. Ketujuh faktor
sumber kecemburuan terhadap pacar pada mahasiswa/i ini temasuk dalam
possessive jealousy, exclusive jealousy, dan fearful jealousy. Egotistic jealousy yang
disebut oleh Sternberg dan Bames (1988) tidak tampil dalam penelitian ini.
Berdasarkan urutan sumber-sumber kecemburuan terhadap pacar pada
kelompok mahasiswa, dapat disimpulkan bahwa pria setuju bahwa faktor pacar
mengalami kontak fisik dengan Iawan jenis lain dan faktor pacar Iebih
mengutamakan Iawan jenis Iain merupakan faktor yang paling menimbulkan
kecemburuan. Sedangkan faktor yang relatif paling tidak menimbulkan kecemburuan
bagi pria adalah faktor pacar berteman dekat dengan Iawan jenis yang pernah
menyukai/disukainya dan faktor pacar akrab dengan Iawan jenis Iain. Sementara
berdasarkan urutan sumber-sumber kecemburuan terhadap pacar pada kelompok
mahasiswi. dapat disimpulkan bahwa wanita setuju bahwa faktor pacar lebih
mengutamakan Iawan jenis lain dan faktor pacar mengalami kontak fisik dengan
Iawan jenis lain merupakan faktor yang paling menimbulkan kecemburuan.
Sedangkan faktor yang relatif paling tidak menimbulkan kecemburuan bagi wanita
adalah faktor pacar terlalu sibuk dengan kegiatan pribadinya dan faktor pacar akrab
dengan Iawan jenis Iain.
Adapun kelemahan dari penelitian ini adalah pada konstruksi alat ukur, yaitu
formulasi item-item pada kuesioner kurang tajam dan perbedaan jumlah item yang
rnewakili tiap faktor terialu besar. Berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut, ada
beberapa saran yang dapat diberikan, yaitu item yang dianggap kurang tajam
diformulasikan kembali dan jika mungkin dilakukan analisis faktor dengan metode ekstraksi atau rotasi lain untuk melihat secara Iebih mendalam kemungkinan adanya
faktor yang bisa digabungkan satu sama Iain atau justru munculnya faktor Iain yang
sama sekali berbeda, dan jumiah item tiap faktor dibuat Iebih seimbang agar faktor-
faktor tersebut dapat dibandingkan dengan Iebih akurat."
1998
S2556
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilda Eveline
"Perkawinan pada masa kemahasiswaan bukanlah hal yang umum pada masyarakat Indonesia karena norma sosial dan budaya menekankan faktor kesiapan finansial dan selesainya pendidikan sebagai syarat untuk menikah. Namun pada kenyataannya, kita dapat menjumpai beberapa mahasiswa yang menikah, walaupun tidak banyak. Perkawinan di masa kuliah mempunyai beberapa permasalahan yang agak berbeda dengan perkawinan-perkawinan pada umumnya, terutama dalam finansial, kelanjutan kuliah, pembagian waktu untuk tugas-tugas rumah tangga dan tugas akademis serta kesiapan psikologis untuk menikah. Dengan melihat perbedaan-perbedaan ini maka timbul pertanyaan : bagaimana gambaran penyesuaian perkawinan mahasiswa yang menikah.
Pengalaman mahasiswa dalam perkawinannya akan membentuk belief-nya tentang perkawinan, karena menurut teori tentang pembentukan belief dari Fishbein dan Ajzen (1975), pengalaman-pengalaman seseorang dengan suatu obyek tertentu akan membentuk belief tentang obyek. Dengan demikian timbul pertanyaan : bagaimana gambaran belief mahasiswa yang menikah tentang perkawinan.
Hasil penelitian Laurer dan Laurer (1985, dalam Wiggins, Wiggins dan Zanden) menunjukan bahwa sikap yang positif terhadap pasangan merupakan faktor yang menentukan kesuksesan perkawinan seseorang. Karena belief merupakan salah satu komponen sikap maka yang menjadi masalah utama dalam skripsi ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara belief tentang perkawinan dengan penyesuaian perkawinan pada kelompok mahasiswa yang menikah.
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut maka dilakukan penelitian deskriptif yang bertujuan menggambarkan dan menggali sebanyak- banyaknya informasi tentang penyesuaian perkawinan dan belief tentang perkawinan pada mahasiswa yang menikah. Untuk mengukur aspek penyesuaian perkawinan di gunakan Dyadic Adjustment Scale dari Spanier yang dibuat untuk mengukur penyesuaian perkawinan. Sedangkan belief tentang perkawinan digali dengan kuesioner Belief tentang Perkawinan. Untuk menjawzb permasalahan utama dalam skripsi ini peneliti melakukan pengujian hubungan antara variabel penyesuaian perkawinan dengan belief tentang perkawinan.
Dari hasil penelitian, didapat gambaran teniang penyesuaian perkawinan dan belief tentang perkawinan baik secara umum maupun berdasarkan pengelompokan variabel-variahel non psikologis seperti seperti perbedaan penyesuaian perkawinan berdasarkan besarnya bantuan dana, berdasarkan agama. Variabel-variahel yang membedakan penyesuain perkawinan dan belief tentang perkawinan adalah variabel agama, bantuan dana dari orang tua, usia perkawinan, jumiah anak, tempat tinggal dan besarnya pemasukan keluarga per bulan. Selain itu didapat hasil bahwa belief tentang perkawinan secara keseleluruhan tidak berhubungan secara signifikan dengan penyesuaian perkawinan secara keseluruhan. Namun beberapa aspek dari penyesuaian perkawinan berhubungan dengan beberapa aspek dari belief tentang perkawinan.
Berdasarkan pengalaman selama melakukan penelitian dan melihat hasil penelitian, maka ada beherapa hal yang dapat disarankan baik untuk penelitian lebih Ianjut maupun untuk pengaplikasian hasil penelitian. Beberapa saran untuk penelitian Iebih lanjut yang diberikan antara lain, melakukan perbandingan penyesuaian perkawinan antara kelompok subyek yang menikah ketika masih kuliah dengan kelompok subyek yang menikah setelah tamat kuliah. Selain itu untuk mendapatkan gambaran yang Iebih mendalam tentang penyesuaian perkawinan dan belief tentang perkawinan dapat dilakukan studi kualitatif."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2620
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Putu Sarilani Wirawan
"Salah satu fenomena yang akhir-akhir ini tampak, terutama di Jakarta, adalah adanya orang-orang yang menuntut ilmu formal di bangku perguruan tinggi sambil bekerja. Konsekuensi langsung yang dirasakan oleh orang- orang yang kuliah sambil bekerja pada waktu yang relatif sama adalah tersedianya waktu yang lebih sedikit untuk melakukan aktivitas di luar pekerjaan maupun pendidikannya. Pengisian waktu luang bagi orang-orang yang menempuh pendldikan formal sambil bekerja diperlukan karena beberapa penelitian yang dilakukan di Amerika menunjukkan bahwa kurangnya waktu luang sebagai hasil dari sekolah sambil bekerja mempunyai pengaruh negatif bagi pelakunya. Selanjutnya, diketahui bahwa walaupun setiap individu adalah unik, namun sejumlah tertentu orang dengan karakteristik serupa cenderung menampilkan pola tingkah laku yang serupa pula. Oleh karena itu dimungkinkan untuk membuat klasifikasi/tipologi berdasarkan kriteria tertentu.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka dibuatlah penelitian studi eksploratif ini yang bertujuan untuk mengenali adanya klasifikasi dari para mahasiswa yang bekerja di dalam mengisi waktu luangnya, berdasarkan tingkat aktualisasi dirinya, cara memaksimalkan penggunaan waktu, orientasi jenis kegiatan, serta manfaat yang dirasakan dalam beraktivitas di waktu luang. Selanjutnya, ingin diketahui pula gambaran umum dari masing- masing kelompok yang berhasil diperoleh, yang merupakan karakteristik mahasiswa bekerja yang menjadi subyek penelitian ini. Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel didasarkan pada teknik "accidental sampling". Di sini, setiap subyek diminta untuk memberikan respon pada tiga alat ukur, yaitu kuesioner mengenai tingkah Iaku penggunaan waktu secara umum, kuesioner mengenai preferensi terhadap kegiatan, tempat, dan orang lain yang diajak untuk mengisi waktu luang, serta kuesioner mengenai aktualisasi diri yang merupakan adaptasi dari "Short Index of Self Actualization" (Young dan Crandall, 1984 dalam Shin, dkk, 1994; diperbaiki oleh Jones dan Crandall, 1986 dalam Shin, dkk, 1994). Teknik analisa yang digunakan adalah analisa cluster yang menggunakan perhitungan. Teknik analisa yang Euclidean distance untuk mengukur jarak/perbedaan antar kasus tersebut, serta Ward?s Method untuk menempatkan obyek-obyek yang serupa ke dalam cluster/sub kelompok. Jumlah cluster yang dianalisa ditetapkan berdasarkan proprosi pemerataan jumlah subyek antar cluster dan pertimbangan praktis.
Hasil penelitian menetapkan jumlah 3 cluster sebagai solusi terbaik dengan karakteristik berbeda antar cluster. Kelompok Santai (Cluster 1) merupakan orang-orang yang cukup mampu untuk mengaktualisasikan dirinya, menggunakan waktu dengan tepat dan bertingkah laku self directed, berorientasi pada kegiatan waktu Iuang yang bersifat relaksasi, serta merasakan manfaatnya sebagai sarana untuk relaksasi dan mekanisme menghindar. Kelompok Aktif Dinamis (Cluster 2) terdiri dari para pengaktualisasi diri yang memaksimalkan penggunaan waktu dengan bertingkah laku self directed menggunakan waktu dengan tepat, dan bertindak cepat. Kelompok ini menyukai kegiatan waktu luang yang berorientasi intelektual dan relaksasi, serta merasakan manfaatnya bagi fisik, sosial, dan keadaan psikologis. Kelompok Pasif (Cluster 3) adalah para non pengaktualisasi diri yang berusaha rnemaksimalkan penggunaan waktu yang dimiliki dengan bertingkah laku self directed. Mereka berorientasi pada kegiatan waktu luang yang bersifat sosial, dan relaksasi, serta merasakan manfaat kegiatan waktu luang sebagai sarana mekanisme menghindar.
Dengan diperolehnya hasil tersebut dan adanya keterbatasan ataupun belum sempurnanya penelitian ini maka ada beberapa saran yang perlu diperhatikan, antara lain menggunakan jumlah subyek yang lebih banyak, dengan perbandingan jumlah yang seimbang antara subyek yang bekerja paruh waktu dan yang bekerja penuh waktu."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2759
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lenny Junyanty
"Tantangan di abad ke-21 yang dicirikan dengan perubahan yang kian kompleks dan cepat membutuhkan orang-orang dengan kemampuan berpikir yang baik, Jika berbicara tentang mengembangkan kemampuan berpikir yang baik, maka pengembangan berpikir kritis dapat menjadi salah satu kuncinya. Hal itu terutama diharapkan menjadi sasaran dari pendidikan, utamanya pendidikan tinggi. Dapat dikatakan bahwa pendidikan hendaknya menghasilkan pemikir kritis, yang tidak hanya memiliki kemampuan atau keterampilan untuk melakukan berpikir kritis namun juga berkemauan untuk memilih berpikir dengan cara yang demikian. Jadi, tidak hanya keterampilan berpikir kritis namun juga kemauan atau yang dalam hal ini disposisi dari berpikir kritis juga penting untuk dikembangkan.
Selama ini pengembangan yang ada lebih menekankan pada keterampilan daripada disposisi. Eksplorasi empiris tentang disposisi berpikir kritis dan hal-hal lain yang berkaitan dengan disposisi berpikir kritis masih terbatas sehingga tidak aneh jika hubungan antara keterampilan dan disposisi berpikir kritis ini pun belum tegak secara konseptual. Memang sudah ada beberapa asumsi mengenai keberadaan hubungan antara kedua hal tersebut, namun demikian asumsi yang ada berlawanan. Ada yang menyatakan bahwa terdapat hubungan korelasional antara keterampilan dan disposisi berpikir kritis dan ada yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara kedua hal tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melakukan uji empiris akan hubungan kedua hal tersebut. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Universitas Indonesia (Ul), sehingga gambaran kasar mengenai keterampilan dan disposisi berpikir kritis mahasiswa Indonesia dapat diperoleh. Dari gambaran ini diharapkan juga dapat memberi masukan kepada pihak universitas dan fakultas mengenai keterampilan dan disposisi berpikir kritis mahasiswanya.
Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dengan sampel penelitian sebanyak 77 mahasiswa Ul yang terdiri dari 22 orang berasal dari Fakultas Ekonomi, 16 orang dari Fakultas Teknik, 5 orang dari Fakultas MlPA, 7 orang dari Fakultas llmu Budaya, 22 orang dari Fakultas Psikologi, dan 5 orang dari Fakultas Ilmu Komputer. Alat ukur keterampilan berpikir kritis dibuat dengan mengadaptasi Cornell Critical Thinking Test Level X dan alat ukur disposisi berpikir kritis yang berupa inventori kepribadian yang dikonstruksi sendiri oleh peneliti.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara keterampilan berpikir kritis dengan disposisi berpikir kritis. Hal itu berimplikasi pada paradigma yang digunakan untuk membina keterampilan berpikir kritis dan disposisi berpikir kritis dalam pendidikan. Karena tidak ada hubungan korelasional antar kedua hal, maka pembinaan pada salah satu hal tidak akan berkontribusi langsung pada kemajuan hal lainnya. Secara umum, keterampilan berpikir kritis dan disposisi berpikir kritis mahasiswa UI adalah di atas rata-rata rentangan skor tes yang mungkin muncul. Dalam perbandingan skor keterampilan berpikir kritis dan disposisi berpikir kritis mahasiswa tiap-tiap fakultas yang menjadi sampel penelitian, ditemukan bahwa Fakultas Ekonomi dan Fakultas Psikologi berada di atas skor rata-rata mahasiswa UI secara umum. Namun pada keterampilan berpikir kritis, skor rata-rata fakultas tertinggi diperoleh oleh Fakultas Ekonomi dan yang terendah adalah Fakultas Ilmu Budaya. Pada disposisi berpikir kritis, skor rata-rata fakultas tertinggi diperoleh oleh Fakultas Psikologi dan yang terendah adalah Fakultas Ilmu Komputer."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
S2877
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library