Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 199 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lee, Eun Min
Abstrak :
Tujuan utama penulisan tesis ini adalah untuk menemukan strategi mengakhiri bisnis (end-game strategy) apa yang paling sesuai bagi bisnis yang mengalami penurunan. Bisnis tabung sinar katode telah mengalami penurunan permintaan penurunan di seluruh dunia sejak tahun 2004. Bisnis tersebut telah mengalami evolusi yang panjang dan jauh lebih lama daripada yang diperkirakan, namun pada akhirnya sampai juga pada fase akhir perjalanan bisnis dengan gejala penurunan tersebut. Melalui sebuah studi kasus di Pabrik A, yang merupakan pabrik berskala besar sekaligus pabrik terakhir yang menjalankan bisnis tabung sinar katode, tesis ini memaparkan lingkungan bisnis di Pabrik A pada saat ini yang sangat kritis sebagai akibat penurunan permintaan, berkurangnya konsumen, dan kurangnya bahan baku. Di dalam fase penurunan bisnis ini, penutupan bisnis menjadi strategi mengakhiri bisnis yang terbaik bagi Pabrik A.
This main objective of this thesis is to examine what is the most suitable strategy in declining business. Cathode Ray Tube (CRT) business has decreased worldwide demands since 2004. Repeating evolution CRT business hung out longer than expected and recently faced to final round of declining phase. Through a case study of Company A which was one of the largest scale and the last survived CRT manufacturer, this thesis figured out very critical current CRT business environment due to decreasing demands, leaving buyers and shortage of raw materials. Also under this dead end declining phase, closing down business is the best endgame strategies for Company A.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Bambang Priantomo
Abstrak :
Kebutuhan hunian tempat tinggal terus tumbuh seiring pertumbuhan penduduk yang juga terus meningkat, terutama bagi masyarakat yang beraktifitas dan bekerja di Jakarta. Sebagai pengembang perumahan yang baru berdiri di tahun 2013, PT. Presisi Rekayasa Propertindo melanjutkan pengembangan usahanya dengan perencanaan pembangunan Perumahan Puri Arsana 2 Sawangan Depok yang berlokasi di daerah Sawangan Depok. Untuk memberikan nilai tambah, perumahan direncanakan dibangun dengan konsep Smart Home. Hal-hal yang dipertimbangkan dalam Business Plan adalah aspek lingkungan makro dan industri, aspek pemasaran, aspek operasi dan aspek keuangan. Aspek keuangan juga mempertimbangkan Surat Edaran (SE) BI No. 15/40/DKMP 2013 tentang penerapan manajemen resiko pada bank yang melakukan pemberian kredit atau pembiayaan pemilikan properti.
The needs of people?s for housing continue to grow as the population growth continues to increase, especially for people who working and have activities in Jakarta. As a newly established housing developer in 2013, PT. Precision Engineering Propertindo continues to grow their business with planning to develop Housing of Puri Arsana 2 Sawangan Depok which located in the area of Sawangan Depok, West Java. As added value, the Housing is planned to be built using the Smart Home concept. Aspects that needs to be considerd in developing business plan are the macro environment and industry aspects, marketing aspects, operational aspects and financial aspects. Financial aspects also consider the new regulation of BI. 15/40/DKMP 2013 which apply the risk management in banks by giving a new limitation for credit or financing of property ownership.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandytia Dwi Putra
Abstrak :
Tesis ini membahas mengenai analisis model bisnis cloud hospital information system. PT Buana Varia Komputama adalah perusahaan yang sudah lama terlibat dalam sistem informasi rumah sakit, sejak tahun 2000. Cloud hospital information system adalah rencana produk software baru dari PT Buana Varia Komputama yang membutuhkan model bisnis. Tesis ini menganalisis model bisnis yang dapat digunakan untuk rencana produk cloud hospital information system tersebut serta membahas langkah-langkah pembuatan model bisnis untuk produk tersebut. ...... This thesis explores the design of the business model for cloud hospital information system. PT Buana Varia Komputama is an Indonesian company that has been involved in hospital information system software for a long time, since year 2000. Cloud hospital information system is a planned new software product from PT Buana Varia Komputama that needs business model. This thesis analyzes the usable business model for the planned cloud hospital information system product and discusses the steps of the creation of the business model for that product.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syalinda Citra
Abstrak :
Pernikahan dan perayaan pernikahan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dari kekayaan budaya Indonesia. Seiring dengan perkembangan stabilitas ekonomi dan keuangan Indonesia, masyarakat Indonesia telah meningkatkan standar hidup mereka. Kini, pernikahan bukan hanya penyatuan suci antara dua umat manusia tetapi juga kesempatan meriah untuk dirayakan dengan seluruh keluarga. Jumlah transaksi selama pameran pernikahan pada tahun 2012 mencapai lebih dari IDR 18 miliar dan diharapkan untuk menghasilkan omset lebih dari IDR 6 triliun/tahun. Angka tersebut meningkat tajam pada tahun 2013, ketika jumlah transaksi di industri pernikahan mencapai hingga IDR 70 triliun/tahun. Angka tersebut adalah suatu jumlah yang fantastis mengingat industry ini terdiri dari iusaha kecil menengah dengan sangat sedikit, hampir tidak ada, perusahaan besar. Ini membuat bisnis pernikahan menjadi bisnis baru yang sangat menguntungkan dan mampu menciptakan pendapatan bernilai miliaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengembangan Joourno untuk memperluas bisnis dalam industri pernikahan.
Marriage and wedding celebration are the two things that cannot be separated from the richness of Indonesian culture. Along with the development of Indonesian economic and financial stability, Indonesian people have improved their living standards. Wedding today is not merely a sacred union between two people but also a festive occasion to be celebrated with the entire families. The number of transaction during wedding fairs on 2012 have reached more than IDR 18 billion and it is expected to generate a turnover income over IDR 6 trillion/year. The figures increase sharply on 2013, when the number of transaction in wedding industry reached up to IDR 70 trillion/year. The number is such a fantastic amount considering the industry is highly fragmented with small-medium enterprises and very few, if none, of big enterprise. These make a wedding business very lucrative within an emerging industry, which able to create multibillion revenues. This research is aimed to evaluate Joourno?s business development to expand in wedding industry.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Yonathan
Abstrak :
[ABSTRAK
Industri properti adalah sebuah industri yang terkait hampir dengan semua jenis industri lainnya. Keunikan lain dari properti adalah sebagai salah 1 kebutuhan dasar manusia. Kedua hal ini membuat industri property dipilih dalam proses pemilihan industri. Pemilihan PT. Summarecon Agung Tbk. sebagai perusahaan yang dianalisis didasarkan pada 3 hal yaitu perubahan profitabilitas perusahaan dari penurunan berturut-turut menjadi kenaikan berturut-turut, keunggulan dibandingkan 2 perusahaan property tbk besar lainnya yang dipilih sebagai pembanding dalam proses seleksi, dan profitabilitas perusahaan di tahun 2013 yang di atas rata-rata industry. Keunggulan-keunggulan ini telah membuat PT. Summarecon Agung Tbk. menjadi sangat menarik untuk dianalisis, khususnya mengenai strategi korporasi, strategi bisnis, strategi keuangan, dan corporate action yang telah diterapkan oleh PT. Summarecon Agung Tbk. Analisis dan pembahasan ini akan dilakukan terhadap strategi-strategi korporasi dan tindakan-tindakan penting dari SMRA tahun 2004 sampai dengan tahun 2013 yang terbagi atas 4 periode. Kemudian akan dilanjutkan dengan analisis dan pembahasan strategi keuangan yang mencakup pertumbuhan, investasi, pendanaan, operasional, profitabilitas, resiko, kinerja keseluruhan, dan nilai dari PT. Summarecon Agung Tbk. terkait strategi-strategi dan tindakan-tindakan korporasi selama 4 periode tersebut.
ABSTRACT
Real estate industry is an industry that related almost with all kinds of other industries. Another uniqueness of real estate, namely as one of the basic needs of human. Both of these make industrial real estate selected in the industry selection process. Selection PT. Summarecon Agung Tbk. as analyzed company is based on three things: the change of the company's profitability consecutive reduction into consecutive rise, advantages over two other major public real estate company selected as a comparison in the selection process, and the profitability of the company in 2013 were above the industry average. These advantages made PT. Summarecon Agung Tbk. become very interesting to be analyzed, particularly regarding corporate strategy, business strategy, financial strategy, and corporate action that has been applied by PT. Summarecon Agung Tbk. Analysis and discussion will be conducted on corporate strategies and critical actions of SMRA from 2004 to 2013, divided into 4 periods. Then will proceed with the analysis and discussion of the financial strategy that includes growth, investment, financing, operations, profitability, risk, overall performance, and the value of the PT. Summarecon Agung Tbk. related corporate strategies and actions during those periods.;Real estate industry is an industry that related almost with all kinds of other industries. Another uniqueness of real estate, namely as one of the basic needs of human. Both of these make industrial real estate selected in the industry selection process. Selection PT. Summarecon Agung Tbk. as analyzed company is based on three things: the change of the company's profitability consecutive reduction into consecutive rise, advantages over two other major public real estate company selected as a comparison in the selection process, and the profitability of the company in 2013 were above the industry average. These advantages made PT. Summarecon Agung Tbk. become very interesting to be analyzed, particularly regarding corporate strategy, business strategy, financial strategy, and corporate action that has been applied by PT. Summarecon Agung Tbk. Analysis and discussion will be conducted on corporate strategies and critical actions of SMRA from 2004 to 2013, divided into 4 periods. Then will proceed with the analysis and discussion of the financial strategy that includes growth, investment, financing, operations, profitability, risk, overall performance, and the value of the PT. Summarecon Agung Tbk. related corporate strategies and actions during those periods., Real estate industry is an industry that related almost with all kinds of other industries. Another uniqueness of real estate, namely as one of the basic needs of human. Both of these make industrial real estate selected in the industry selection process. Selection PT. Summarecon Agung Tbk. as analyzed company is based on three things: the change of the company's profitability consecutive reduction into consecutive rise, advantages over two other major public real estate company selected as a comparison in the selection process, and the profitability of the company in 2013 were above the industry average. These advantages made PT. Summarecon Agung Tbk. become very interesting to be analyzed, particularly regarding corporate strategy, business strategy, financial strategy, and corporate action that has been applied by PT. Summarecon Agung Tbk. Analysis and discussion will be conducted on corporate strategies and critical actions of SMRA from 2004 to 2013, divided into 4 periods. Then will proceed with the analysis and discussion of the financial strategy that includes growth, investment, financing, operations, profitability, risk, overall performance, and the value of the PT. Summarecon Agung Tbk. related corporate strategies and actions during those periods.]
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Rizki Sadikin
Abstrak :
Dalam penelitian ini, metode analisis SWOT digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam usaha bisnis. Terkait dengan pesatnya perkembangan industri otomotif di Indonesia saat ini menyebabkan tingkat persaingan perusahaan otomasi yang ketat. Oleh karena itu diperlukan adanya strategi yang tepat untuk dapat memenangkan persaingan. Metode Proses Analisis Hirarki (AHP) digunakan untuk pembobotan kriteria yang diprioritaskan konsumen dalam memilih perusahaan otomasi. Sehingga suatu perusahaan otomasi dapat mengidentifikasi posisinya terhadap perusahaan otomasi lain berdasarkan elemen bauran pemasaran. Hasilnya, perusahaan otomasi dapat menganalisis faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang di integrasikan ke dalam matriks SWOT. ......In this study, SWOT analysis is a strategic planning method used to evaluate the Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats in business venture. Related to develop rapidly of the automotive industry in Indonesia, automation company face high tight competition. Therefore, it is needed to obtain appropriate strategy to win the competition. Analytical Hierarchy Process (AHP) method used to prioritise the criteria selected by the consumer of automation company. Consequently, the automation company are able to identify their position toward their competitor base on marketing mix elements. As the result, automation company are able to analyse factors to be strengths, weaknesses, opportunity and threat integrated in a SWOT matrix.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T42988
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Reza
Abstrak :
ABSTRAK
Bengkel "MPV Workshop" adalah suatu badan usaha yang berbentuk persekutuan komanditer, dengan nama badan usaha CV. Prima MPV Jakarta. "MPV Workshop" memberikan jasa pelayanan untuk perbaikan dan modifikasi kendaraan-kendaraan yang masuk ke dalam kategori Multi Purpose Vehicle dan Sport Utility Vehicle. Bengkel ini didirikan hanya untuk melayani kendaraan jenis jeep saja, dengan pertimbangan semakin banyaknya jumlah kendaraan jenis jeep yang dimiliki oleh penduduk di Jakarta. Dengan berbekal pengalaman pendiri usaha dalarn kendaraan Jeep CJ 7 dan Toyota LandCruiser selarna 15 tahun serta pengetahuan dan pengalaman manajemen yang dimiliki, dengan dukungan penuh dari keluarga pendiri maka diharapkan usaha bengkel ini dapat tumbuh dan berkembang seperti yang diharapkan.

Perencanaan pemasaran yang akan dilakukan oleh manaJemen akan di desain secara komprehensif dengan konsumen sasarannya difokuskan kepada pemilik jeep di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Dengan membuat analisis industri dan melakukan riset pasar, kuesioner terhadap 40 responden sebagai tools, maka pendiri melihat masih adanya peluang pasar yang disebabkan oleh kepuasan pelanggan yang selarna ini diabaikan oleh pemilik bengkel-bengkel jeep yang sudah ada. Larnanya speed of delivery dari jasa perbaikan yang diberikan oleh bengkel-bengkel jeep yang ada membuat menumpuknya jumlah kendaraan yang butuh perbaikkan di bengkel-bengkel tersebut, di samping masih sedikitnya bengkel-bengkel yang melayani kendaraan jenis jeep tersebut.

Dengan memberikan citra "customer satisfaction on quality and speed of delivery'' , maka akan diharapkan terciptanya preferensi pelanggan dari pelanggan potensial yang di tuju yaitu pemilik jeep yang berada di wilayah Jakarta dan sekitamya. Untuk dapat mewujudkan keunggulan bersaing tersebut maka manaJemen hanya memberikan jasa pelayanan pada bisnis intinya saja yaitu kendaraan jenis jenis jeep CJ, Wrangler, Cherokee dan Toyota LandCruiser untuk 5 tahun mendatang.

Type of Business

Bengkcl "MPV Workshop" merupakan suatu badan usaha yang memberikan jasa pelayanan perbaikan dan modifikasi kendaraan kategori MPV dan SUV. dengan fokus pasar tujuan yaitu para pemilik kendaraan MPV dan SUV untuk wilayah Jakarta dan sekitamya. Business Entity

Bengkel "MPV Workshop" merupakan suatu badan usaha yang berbentuk CV ( Commanditaire Vennootschap ). Pendirian usaha diprakarsai oleh M. Reza sebagai pemilik minoritas (kepemilikan 40%) dan orang tua pendiri ? sebagai pemilik mayoritas (kepemilikan 60%). Konsentrasi bisnis dari CV. Prima MPV adalah memberikan jasa perbaikan dan modifikasi atas kendaraan kategori MPV dan SUV untuk pemilik kendaraan tersebut di wilayah Jakarta dan sekitamya.

Financial Objectives

Dalam perencanaan dan analisis keuangan, manajemen melakukan estimasi dan menggunakan beberapa asumsi yang digunakan sebagai penyajian laporan keuangan yang meliputi proyeksi neraca (B/S), laporan laba rugi (liS), dan laporan arus kas (CF) selama 6 tahun kedepan terhitung sejak tahun 2001. Kemudian atas laporan keuangan tersebut dilakukan beberapa analisis untuk melihat kelayakan proyek ini. Analisis yang dilakukan adalah dengan menggunakan 2 pendekatan yaitu capital budgeting analysis dan financial ratio analysis.

Management Overview:

Mochammad Reza adalah lulusan fakultas ekonomi jurusan Akuntansi Universitas Indonesia dan saat ini sedang melanjutkan studi di Magister Manajemen Universitas Indonesia konsentrasi Manajemen Keuangan. Pendiri memiliki hoby untuk memperbaiki dan memodifikasi kendaraan terutama CJ 7 yang dilakukan sendiri di rumah dengan di bantu montir lepas yang merupakan ternan dari pendiri sendiri. Sedangkan pemilik kedua yang akan mengelola operasional bengkel, yang juga orang tua pendiri, memiliki latar belakang militer. Dengan disiplin dan relasi yang dimiliki. maka diharapkan akan dapat membantu perkembangan bengkel ini.

Service and Competitions

Dengan fokus target market pemilik kendaraan MPV dan SUV di wilayah Jakarta dan sekitarnya, bengkel ini memberikan jasa perbaikan dan modifikasi untuk kendaraan jenis jeep. Berdasarkan informasi yang juga diperoleh secara tidak langsung dalam riset pasar, pesaing yang ada di Jakarta saat ini tercatat 15 bengkel besar dan 14 "bengkel rumahan" di Jakarta.

Funds Required a11d Use of Proceeds

Investasi yang dibutuhkan bagi pendirian bengkel 1m adalah sebesar Rp 550.000.000.- (lima ratus lima puluh juta rupiah). Modal tersebut sebagian besar digunakan untuk pembangunan sarana dan prasarana bengkel, berikut perlengkapan dan peralatannya.
2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Remeiliza Fitri
Abstrak :

ABSTRAK

Penelitian ini mengkaji tentang ekspansi bisnis Saudi Aramco ke Indonesia. Saudi Aramco merupakan perusahaan minyak milik Arab Saudi yang terintergrasi penuh sebagai perusahaan minyak dan petrokimia global. Dalam perkembangannya, Saudi Aramco melakukan global downstream di Amerika Serikat serta melakukan upstream atau eksplorasi ke berbagai negara seperti Jepang, Korea Selatan, dan Cina. Namun pada 2016, Saudi Aramco tertarik melakukan kerja sama joint venture ke Indonesia melalui investasi di Kilang Cilacap. Padahal berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal RI (BKPM) sepanjang tahun 2016 investasi Arab Saudi ke Indonesia hanya sebesar 900 ribu USD yang terealisasi dalam 44 proyek disektor non-migas dan menempatkan Arab Saudi di posisi 57 dalam daftar negara investor di Indonesia. Melihat permasalahan tersebut, muncul  pertanyaan penulis, mengapa Arab Saudi mulai tertarik melakukan investasi ke Indonesia melalui ekspansi bisnis yang dilakukan oleh Saudi Aramco. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penelitian ini akan menggunakan teori Push and Pull Factors dari Evans, Bridson, Byrom, dan Medway. Dalam menganalisis obyek penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif. Hasil analisis peneliti menemukan bahwa push factors yang mendorong Saudi Aramco untuk melakukan ekspansi bisnis ke Indonesia adalah:  a) kondisi domestik Arab Saudi; b) tantangan domestik Arab Saudi; c) strategi pengembangan Saudi Aramco; dan d) adanya kebijakan Saudi Vision 2030. Sedangkan pull factors yang menarik Saudi Aramco untuk ekspansi bisnis ke Indonesia adalah: a) potensi kerja sama bilateral antara kedua negara dan sumber daya yang besar di Indonesia; dan b) kebijakan pemerintah Indonesia melalui proyek Refinery Development Master Plan (RDMP). Penelitian ini menyimpulkan bahwa adanya faktor penarik yang kuat dari kebijakan Indonesia yang memberi sejumlah kemudahan bagi Saudi Aramco seperti: perizinan, penghapusan pajak penghasilan dalam waktu tertentu (Tax Holiday) dan memangkas komponen pembentukan setoran PPh (Tax Allowance), pembebasan pengenaan Pajak Penambahan Nilai (PPN) dan bea masuk bagi barang-barang yang dibutuhkan di dalam pembangunan proyek kilang Cilacap sehingga Saudi Aramco mulai tertarik untuk berinvestasi di Indonesia. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya bahwa belum ada penelitian yang mengkaji tentang ekspansi bisnis Saudi Aramco ke Indonesia, maka peneliti mencoba menjelaskan beberapa fakta terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi ekspansi bisnis Saudi Aramco ke Indonesia.

 

Kata Kunci : Ekspansi Bisnis, Push and Pull Factors, Investasi, Indonesia, Saudi Vision 2030, Proyek RDMP.

 


ABSTRACT

This research examines on the topic of Saudi Aramco`s Business Expansion to Indonesia. Saudi Aramco is a fully integrated oil company owned by Saudi Arabia as a global oil and petrochemical company. During its development, Saudi Aramco conducted a global downstream in the United States and carried out upstream or exploration in various countries such as Japan, South Korea and China. However in 2016, Saudi Aramco was interested to joint ventures cooperation towards Indonesia through investments in the Cilacap Refinery. However based on the data from Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), throughout 2016 Saudi Arabia`s investment in Indonesia was only 900 thousand USD which was realized in 44 non-oil sectors and placing Saudi Arabia at 57 in the list of state investors in Indonesia. Seeing this question, the author`s question arises, Saudi Arabia was interested to invest in Indonesia through business expansion carried out by Saudi Aramco. To answer this question, this research will use Theory of Push and Pull Factors from Evans, Bridson, Byrom, & Medway. In applying the theory used in the analysis, the data will use qualitative research methods. In the analysis, researchers found that the driving factors that led Saudi Aramco to expand its business to Indonesia were: a) domestic conditions in Saudi Arabia; b) Saudi Arabia Domestic challenges; c) Saudi Aramco`s development strategy; and d) the policies of the Saudi Arabian government which gave rise to the Saudi Vision 2030 policy. Then the attractive factors that attracted Saudi Aramco for business expansion to Indonesia were: a) the existence of Indonesia`s potential; and b) Indonesian government policies through the Refinery Development Master Plan (RDMP) project. This research discusses the strong pulling factors of Indonesian policies that contribute to Saudi Aramco including ease of licensing, removing taxes within a certain time (Holiday Taxes), Tax Allowance, Value-Added Tax and import duties for goods needed in the construction of refineries so that Saudi Aramco began to be interested to invest in Indonesia. The difference between this research and the previous researches that did not have research that examined the expansion of Saudi Aramco`s business into Indonesia, the researchers tried to explain some facts related to the factors that increased Saudi Aramco's expansion to Indonesia.

 

Keywords: Business Expansion, Push and Pull Factor, Investment, Indonesia, Saudi Vision 2030, RDMP Project.

 

2019
T53266
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Karmilasari
Abstrak :
Bisnis adalah suatu hal yang bersifat dinamis, dapat berubah dan berkembang sebagai dampak dari faktor internal dan eksternal, sehingga menjadi hal yang penting untuk dapat mengimplementasikan Business Continuity Management System (BCMS) di perusahaan. Berdasarkan laporan Top Business Risk yang dikeluarkan oleh Allianz Risk Barometer pada tahun 2018 disebutkan bahwa business interruption merupakan salah satu risiko terbesar dalam kurun waktu 6 tahun belakang ini, hal ini pun menjadi salah satu risiko bisnis utama pada negara-negara Eropa, Afrika dan Timur Tengah serta Asia Pasifik termasuk Indonesia. Lebih spesifik lagi, untuk Indonesia disebutkan bahwa bussiness interuption terbesar disebabkan oleh gangguan dalam rantai pasok, bencana alam seperti gempa bumi, banjir, tsunami dsb, kebakaran dan ledakan pabrik serta perubahan iklim/ peningkatan suhu/cuaca buruk. Hal ini pun tidak luput terjadi pada perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia, termasuk industri manufakturing yaitu farmasi, terdapat peningkatan skenario interupsi bisnis dibanding 2017 yang diakibatkan dari adanya gangguan rantai pasokan, bencana alam serta peristiwa kebakaran dan ledakan. Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis kualitatif dan semi kuantitatif berdasarkan ketentuan NFPA 1600 dan ISO 22301. Tujuan dari penelian ini adalah untuk menganalisis implementasi Business Continuity Plan (BCP) level existing perusahaan dan faktor-faktor yang berkontribusi sesuai dengan standar yang akan dikategorikan menjadi 4 tingkatan; Tidak Baik, Kurang Baik, Cukup Baik dan Baik. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan analisis gaps (kekurangan) pada tiap elemen BCP untuk membandingkan implementasi BCP aktual dengan standar, lalu dilakukan analisis mendalam untuk mengkaji faktor-faktor yang berkontribusi terhadap gaps. Hasil yang dapat disimpulkan adalah rata-rata BCP level existing perusahaan berada pada level 71% (Cukup Baik). Elemen BCP yang menjadi prioritas utama untuk perusahaan tingkatkan yaitu Pelatihan dan Edukasi, Program Pemeliharaan & Peningkatan serta Evaluasi kinerja. Faktor yang berkontribusi terhadap gaps adalah terkait TNA yang belum spesifik, proses audit internal BCP yang kurang menyeluruh serta mindset implementasi BCP yang masih prosedural. ...... Business is something dynamic, changeable and developed as impact from internal and external factors, so it is important to implement well-adapted Business Continuity Management System (BCMS) in a company. Based on the report on Top Business Risk issued by the Allianz Risk Barometer in 2018, it is stated that business interruption is one of the biggest risks in the past 6 years, this has become one of the main business risks in European countries, Africa and Middle East and Asia Pacific including Indonesia. Specifically, Indonesia, it stated that the biggest business interruption is caused by disruptions on supply chain, natural disasters such as earthquakes, floods, tsunamis etc., factory fires and explosions and climate change/ rising temperatures. This also happened to companies in Indonesia, including pharmaceuticals. There is an increasing trend in business interruption scenarios compared to 2017 caused by supply chain disruptions, natural disasters, and fire & explosion events. This study was conducted by using qualitative and semi-quantitative analysis in accordance with requirements from NFPA 1600 and ISO 22301. The aim of this study is to analyse the implementation of Business Continuity Plan (BCP) existing level in the company and the contributing factors in referral to the standards which are categorized by 4 level; Not Good, Less Good, Good Enough and Good. Data collection carried out by conducting gap analysis on each BCP element to compare the actual BCP implementation with the standards, then it is being in-depth analyzed to explore the contributing factors on gaps. It concluded that the average existing BCP level is 71% (Good Enough). High priority should be main concern for improvement are training & education, monitoring & continuous improvement and performance evaluation. Contributing factors on the gaps are unspecified TNA, not robust internal audit process of BCP and mindset on BCP implementation which still procedural.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T52777
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elizabeth Tri Utami Kurniawati
Abstrak :
Penelitian ini melakukan evaluasi untuk melihat sejauh mana Bank “X” telah memenuhi kriteria kepatutan proses perencanaan dalam penyusunan Rencana Bisnis Bank. Selain untuk memenuhi kebutuhan internal, Bank “X” juga memiliki kewajiban untuk melaporkan Rencana Bisnis Bank setiap tahun. Sehingga penelitian ini juga melakukan evaluasi atas kecukupaan pengungkapan informasi pada Rencana Bisnis Bank “X”. Dalam menentukan informasi yang akan diungkapkan, berapa banyak dan bagaimana informasi tersebut diungkapkan, organisasi didorong oleh adanya sinyal motivasi tertentu. Untuk itu, penelitian ini juga melakukan analisis atas ragam sinyal motivasi dalam pengungkapan informasi pada Rencana Bisnis Bank “X”. Hasil penelitian ini menunjukkan proses penyusunan Rencana Bisnis pada Bank “X” telah memenuhi 80% kriteria kepantasan suatu proses rencana strategis. Dari sisi kecukupan pengungkapan informasi, Rencana Bisnis Bank “X” telah memenuhi lebih dari 85% kriteria yang diwajibkan, dengan tren kecukupan yang selalu meningkat. Namun pengungkapan atas informasi signifikan lainnya dirasa masih belum cukup komprehensif. Sementara terkait dengan ragam sinyal motivasi, hasil penelitian menunjukkan adanya motivasi signal of intent maupun signal of camouflage pada Rencana Bisnis Bank “X”. Keseimbangan antara signal of intent dan signal of camouflage tetap dijaga selama periode pelaporan 2017/2019 hingga 2020/2022. Namun dalam perjalanannya, proporsi signal of intent terus mengalami peningkatan. ......This study evaluates the extent to which Bank "X" has met the criteria for the appropriateness of the planning process in the preparation of the Bank's Business Plan. In addition to meet the internal needs, Bank "X" also has an obligation to report the Bank's Business Plan annually. Therefore, this study also evaluates the adequacy of information disclosure in Bank "X" Business Plan. In determining the information to be disclosed, how much and how the information is disclosed, the organization is driven by the certain motivational signals. For this reason, this study also analyzes the various motivational signals in disclosing information on the "X" Bank Business Plan. The results of this study indicate that the process of preparing a Business Plan at Bank "X" has met 80% of the appropriateness criteria for a strategic plan process. In terms of the adequacy of information disclosure, Bank "X" Business Plan has met more than 85% of the required criteria, with an everincreasing trend of adequacy. However, the disclosure of other significant information is still not comprehensive enough. While related to the variety of motivational signals, the results of the study show that there is a motivational signal of intent and signal of camouflage in the "X" Bank Business Plan. The balance between signal of intent and signal of camouflage is maintained during the reporting period 2017/2019 to 2020/2022. However, along the way, the proportion of signal of intent continues to increase
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>