Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sela Diah Kenanga
"Saat pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia April 2020, industri otomotif menjadi sektor yang mengalami penurunan paling signifikan dibandingkan dengan sektor lainnya. Hal ini terjadi karena lemahnya permintaan mobil dan motor secara domestik dan luar negeri yang menyebabkan pemangkasan produksi. Dari kejadian ini, seluruh industri otomotif harus cepat beradaptasi dari disrupsi yang terjadi untuk mengembalikan keadaan secara normal pasca terjadinya disrupsi. Key Performance Indicator (KPI) dengan konteks Supply Chain Resilience (SCR) yang digunakan organisasi untuk mengontrol dan mengelola rencana target industri dapat menjadi salah satu tindakan preventif bagi industri ketika terjadi disrupsi. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat KPI dengan konteks SCR agar indikator yang berhubungan dengan disrupsi dapat lebih diperhatikan sebagai tindakan jangka panjang. Penelitian ini menggunakan literatur review untuk mengumpulkan indikator, metode Content Validity Index (CVI) untuk validasi indikator yang dinilai oleh ahli, dan Dematel based ANP untuk mengetahui hubungan antar setiap indikator. Hasil dari CVI menunjukkan bahwa dari 11 Indikator dan 46 sub indikator SCR yang dikumpulkan, semua indikator dan 27 sub indikator SCR dinyatakan valid oleh 6 ahli di bidang otomotif dengan rata-rata nilai I-CVI 0.81. Dari keseluruhan indikator, indikator security merupakan indikator yang sangat mempengaruhi indikator lainnya sedangkan indikator risk management merupakan indikator yang paling mudah terpengaruh oleh indikator lainnya

Since the Covid-19 pandemic entered Indonesia in April 2020, the automotive industry experienced the most significant decline compared to the other sectors. The downfall was due to weak demand for cars and motorcycles from the domestic and foreign market, leading to production cuts. This incident forced the entire automotive industry to adjust to returning to normal conditions after the disruption occurred as quickly as possible. There in need for Key Performance Indicators (KPI) for Supply Chain Resilience (SCR) to control and manage the company's target plans when a disruption occurs. This study aims to design KPI to assessing the indicators related to disruption as long-term measures. This study utilized literature review for collect the indicators, Content Validity Index (CVI) for validation of indicators that already assessed by ahli, and Dematel based ANP to know the relation between each indicator. CVI result showed from 11 indicators and 46 sub-indicators of SCR, all indicators and 27 sub-indicators were validated by six ahlis in the sector, with an average I-CVI value of 0.81. Of all the indicators, the security indicator is an indicator that greatly influences other indicators, while the risk management indicator is the indicator that is most easily affected by other indicators."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Cahyo Utomo
"Kegiatan bisnis di industri otomotif dapat berjalan dengan baik dan efisien jika SCM dalam kondisi optimal dan terlindungi dari risiko [1]. Menurut Alitosa dan Kusumah [2], risiko yang paling potensial dalam SCM di industri otomotif adalah antara jaringan pemasok anggota dan antara jaringan pasokan dan lingkungan. Contoh peningkatan risiko non-organisasi yang dapat memengaruhi rantai pasokan saat ini adalah adanya COVID-19. Hal ini secara langsung mempengaruhi aktivitas SC di berbagai sektor, salah satunya adalah industri otomotif [3]. Kerugian akibat risiko tersebut harus ditekan untuk mendukung Kebijakan Industri Nasional 2005 yang dikeluarkan Kementerian Perindustrian pada tahun 2005, bahwa pada tahun 2025 industri otomotif akan menjadi andalan industri masa depan. Hasil penelitian menunjukkan masih banyak kesenjangan pada penelitian-penelitian sebelumnya, untuk itu metode HOR akan digabungkan dengan metode SCBS untuk mengurangi risiko kerugian yang ditimbulkan dan menentukan skala prioritas untuk resolusi risiko. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran adalah menghitung ROI untuk investasi sumber daya untuk mendukung inovasi, benchmarking ke perusahaan lain, membuat jadwal pelatihan reguler dan mengevaluasi kemampuan tenaga kerja operator. Dari perspektif bisnis internal, membuat jadwal pelatihan berkala dan mengevaluasi kemampuan tenaga kerja operator, membuat rencana evaluasi pemasok setiap 6 bulan, menjadwalkan penggantian alat, jig, dies, perlengkapan sesuai masa pakai, melakukan perawatan preventif mesin sesuai jadwal. Berdasarkan perspektif pelanggan, buat standar, dan kendalikan proses di shift awal, buat standar dan kendalikan fungsi poka-yoke di shift awal, buat standar dan pengecekan produk di shift awal. Dari perspektif keuangan adalah merencanakan bisnis dengan hati-hati, meningkatkan operasi pabrik untuk mengurangi waktu kerugian dan penolakan, merencanakan produksi berdasarkan prioritas pengiriman

Business activities in the automotive industry can run well and efficiently if SCM is in optimal condition and is protected from risks [1]. According to Alitosa and Kusumah [2], the most potential risks in SCM in the automotive industry are between the supplier network of members and between the supply network and the environment. An example of increased non-organizational risk that can affect the supply chain today is the presence of COVID-19. This directly affects SC activities in various sectors, one of which is the automotive industry [3]. The losses caused by these risks must be suppressed to support the 2005 National Industrial Policy issued by the Ministry of Industry in 2005, that by 2025 the automotive industry will be the mainstay of the future industry. The results of the research show that there are still many gaps in previous studies, for that the HOR method will be combined with the SCBS method to reduce the risk of losses incurred and determine the priority scale for risk resolution. The results show that based on growth and learning perspectives is calculating ROI for resource investment to support innovation, benchmarking to other companies, making regular training schedules and evaluating operator manpower capability. From an internal business perspective, make periodic training schedules and evaluate operator manpower capability, make supplier evaluation plans every 6 months, schedule replacement of tools, jigs, dies, fixtures according to lifetime, do a machines preventive maintenance according to schedule. Based on the customer's perspective, make standards, and control the process at the beginning shift, make standards and control the poka-yoke function at the beginning shift, make standards and product checks at the beginning shift. From financial perspective is planning the business carefully, improve factory operations to reduce loss time and rejects, plan production based on delivery priorities."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagalung, Hendry Donald Jonathan
"Tesis ini membahas pengaruh country of origin dan country of manufacture / assembly terhadapat persepsi konsumen pada atribut kualitas dan harga. Perkembangan dan persaingan Global mengakibatkan banyak perusahaan yang memindahkan basis produksinya ataupun assemblinya ke cina untuk dapat menghasilkan produk yang lebih kompetitif dari segi harga namun kadang kualitas yang dirasa menjadi menurun. Hal ini dapat dilihat bahwa alat ukur dimensi produksi Jepang, Jerman dan Amerika yang pada prinsipnya memilik kualitas yang relatif tinggi dibenak konsumen, menjadi rendah kualitasnya dalam persepsi konsumen setelah diproduksi di Cina. Namun begitu, praktek di lapangan, efek country of origin nya cukup kuat sehinnga kadang menutupi efek country of manufacture nya karena tiap manufacturer (khususnya yang memilki basis produksi dan assembly di Cina) berusaha lebih menonjolkan kesan country of origin nya. Oleh karena itu, untuk produk industri seperti alat ukur dimensi, suatu keuntungan yang bisa ditonjolkan jika basis diproduksi atau diasembli di negara yang sama dengan country of origin-nya. Mereka dapat mencantumkan ?manufacture / assembly in Japan/Jerman/Amerika? sebagai salah satu cara untuk memposisikan produk mereka di benak konsumen.

The focus of this study to learn and analyze the effect of country of origin and country of manufacture / assembly in consumer (industry) perception which concentrate more on quality and price perception. Global condition with high competition among the player in industry make many international company shift their production or assembly facility to China in order to produce more competitive products but however customers has perception that declining of quality as trade off for this decision. We can learn from this study that measuring equipment from Japan, German, America that well-known as country that produce high and reputable quality, become low quality in customer perception after they manufacturing or assembly in China. But in practical, effect of country of origin is quite strong to cover the effect of country of manufacture / assembly which somehow customer can?t realize due to manufacturer that have basis in China try to manipulate their mind set by emphasis more on their original country of origin. So, for the manufacturer that still produce in their original country of origin, they have benefit to emphasis more on this country of origin and they can use as their positioning in customer mind set."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aldila Harisanto
"Pemerintah sedang bersemangat mengembangkan industri otomotif nasional sebagai basis produksi industri otomotif global. Bahkan ditargetlam pada tahun 2015 ukan mengrunbil alih pcranan basis produksi otomotif ASEAN yang selama ini dilakukan Thailand. Dalam penelitian ini dilakukan analisis mengenai industri otomotif di Indonesia. Ana1isis yang dilakukan meliputi analisis eksternal industrl, analisis internal industri, analisis persaingan serta perencanaan strategis pengembangan industri otomotif Indonesia.
Dari hasil penelitian diperoleh keslmpulan bahwa Indonesia memang memiliki potensi untuk menjadi basis produksi industri otomotif global. Potensi yang ada perlu disertai regulasi yang menarik bagi prinsipal dan investor industri otomotif untuk: mengcmbangkan industri otomotif nasional. Industri otomotlf menjadi sumber penggerak perekonomian yang cukup potensial untuk: dikembangkan.

The government is eager to develop the national automotive industry as a production base for the global automotive industry. Even targeted in 2015 will take over the role of the ASEAN automotive production base that has been done by Thailand. This study conducted an analysis of the automotive industry in Indonesia. The analysis was conducted on the analysis of industrlar external factor. industrial internal factor analysis, competitivness analysis and strategic planning for the development of Indonesia's automotive industry.
From the research we concluded that Indonesia docs have the potential to become a global automotive industry production base. The potential need to be accompanied by regulations that appeal to principals and investors of automotive industry to develop the national automotive industry. The automotive industry can be considerable as potential economy support."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T31665
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Hermans
1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sharief Natanagara
"ABSTRAK
Melihat kompleksitasnya dunia industli otomotif di Indonesia, terasa perlu adanya suatu wadah yang dapat menampung arus informasi, data dan perkembangan teknologi yang menyangkut otomotitf Wadah tersebut sangat tepat bila diadakan dalam lingkungan kampus untuk menjamin keobyektifitasan dari kajian-kajian yang dilakukan dan juga dimaksudkan untuk mendukung konsep link and march antara dunia industri dengan lembaga pendidikan. Pusat Otomotif ini diharapkan dapat menampung arus informasi yang berhubungan dengan olomotif; mengkajinya dan memberikan sumbangan pemikiran kepada dunia induslri khususnya dan masyarakat luas pada umumnya_ Selain im pusat otomotif ini dapat dijadikan sebagai tempat pelatihan ,seminar dan pendidikan mulai dari manajemen industri otomotii; manajemen pengelolaan bengkel sampai dengan pelatihan mekanik dan bengkel. Fungsi lain dari Pusat Otomotif ini adalah sebagai tempat konsultasi berbagai pihak yang terkait dengan industri otomotiif Untuk mengoptimalkan kelja Pusat Otomotif ini maka perlu diatur dengan jelas struktur organisasi. Pusat Otomotif ini terbagi menjadi 3 departemen yaitu Departemen Litbang, Departemen Sumber Daya Manusia dan Departemen Keuangan. Masing-masing departemen ini rnembawahi divisi-divisi untuk menunjang kegiatannya Selain struktur dan sistem kerja juga diperkukan perencanaan yang tepat mengenai lokasi Pusat Otomotif ini. Perencanaan lokasi yang tepat dapat membawa pengaruh terhadap strategi pemasaran yang diterapkan untuk Pusat Otomotif Untuk melakukan perencanaan yang baik maka dilakukan siudi perbandingan dengan balai, insitusi dan Iembaga lain yang berkaitan dengan otomotif Dari perbandingan ini diharapkan Pusat Otomotif dapat lebih terarah untuk melaksanakan kegiatannya. Selain sludi perbandingan juga dilakukan analisa dengan metode S.W.O.T. (strength, wealmesses, opportzmiries and threat) untuk melihat semua kelebihan dan kekurangan yang akan dimiliki oleh Pusat Otomotif ini. Dengan itu perkembangan Pusat Otomotif dapat tems ditingkatkan.

"
1996
S36568
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beny Yuniarto Sugiri
"ABSTRAK
Skripsi ini ditulis berdasarkan suatu penelitian yang bersifat deskriptif analisis, bertujuan untuk membahas bentuk atau sikap strategi yang dijalankan perusahaan untuk bersaing, yang dilihat dalam manifestasi marketing mix dan persaingan yang terjadi serta posisi kemampuan bersaing dari kendaraan yang dipasarkan. Penelitian ini dilakukan dengan fokus pada PT. Indo Mobil Utama yang merupakan agen tunggal pemegang merek kendaraan Suzuki Forsa yang kemudian dibandingkan dengan jenis dan tipe kendaraan lainnya yang sejenis, yaitu Daihatsu Charade CS, Daihatsu Charade Turbo, Toyota Starlet XL dan Toyota Starlet 1.3 SE. Skripsi ini menggunakan data-data primer, yang merupakan data-data yang didapat langsung dari perusahaan yang bersangkutan seperti PT. Indo Mobil Utama dan PT. Astra. International Inc., maupun dari data-data sekunder yang didapat dari GAIKINDO (Gabungan Agen Tunggal dan Industri Kendaraan Bermotor) serta dari beberpa terbitan berkala dan majalah. yang yang Sesuai dengan tujuan penelitian maka strategi bersaing dijalankan dilihat berdasarkan karakteristik produk di tawarkan, harga jual kendaraan, alokasi biaya bagi promosi dan periklanan, serta cara dan sistem distribusi yang dijalankan yang dibandingkan dengan tindakan yang di lakukan pesaing-pesaingnya. Dari hasil penelitian terlibat bahwa PT. Indo Mobil Utama memiLiki sikap atau bentuk strategi pembangunan atau pemeliharaan yang berusaha menguasai market share yang dilakukan dengan menawaran produk yang relatif lebih lengkap dibandingkan kendaraan pesaingnya, dengan harga jual yang lebih rendah dan dengan biaya promosi yang paling besar dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya. Sedangkan dalam cara distribusnya berbeda dengan pesaing-pesaingnya, yaitu dengan menggunakan cara contractual vertical marketing system sedangkan pesaing-pesaingnya menggunakan kombiniasi dua cara, yaitu corporate dan contractual vertical marketing system. Dari penelitian menunjukkan juga bahwa posisi Suzuki Forsa mempunyai daya saing yang kuat dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya berdasarkan relatif market share yang diraihnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lina Afriana
"Seiring dengan berkembangnya teknologi wireless, semakin berkembang pula berbagai bentuk implementasinya, salah satunya adalah wireless mesh network. Routing Protocol Better Approach To Mobile Ad-hoc Networking Advanced (B.A.T.M.A.N-Adv) adalah routing protocol wmn yang cukup reliable dan saat ini sudah banyak dikembangkan secara opensource. Pada penelitian ini, B.A.T.M.A.N-Adv diimplementasikan pada 4 buah AP yang menjalankan firmware opensource OPENWRT. 1 buah laptop, dan juga 1 buah PC juga digunakan sebagai alat untuk pengambilan data. Berdasarkan hasil pengujian, besar throughput batman-adv menurun hingga 82,15%. Besar jitter meningkat hingga 2528,46%, dan packet loss hingga 2070,42%, delay mencapai hingga 164% dan waktu pengiriman data meningkat hingga 21 detik. Pemakaian memori dan CPU pada batman meningkat 3,82% dan 20,7%.

Along with the development of wireless technology, various forms of it's applications also have been developed, including wireless mesh network. Better Approach To Mobile Ad-hoc Networking Advanced (B.A.T.M.A.N-Adv) is a routing protocol which is reliable enough and until today it has been much developed opensourcely. In this study, B.A.T.M.A.N-Adv is implemented on four Access Point which run OPENWRT Barrier Breaker opensource firmware. One laptop and one Personal Computer are also used as tools to collect the data. Based on the result of the experiment, batman-adv's troughput decreased 82,15%. Jitter increased 2528,46%,, packet loss increased 2070,42%, delay increased 164%, and the duration to send data increased 21 second. CPU memory usage under operation of batman-adv firmware increased 3,82% and 20,7%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46560
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Kusuma Wardani
"Penelitian ini membahas tentang perkembangan otomotif di Indonesia dan alih teknologi yang dilakukan oleh Mitsubishi. Sejak masa pemerintahan Soekarno sampai dengan Soeharto, Indonesia memiliki satu obsesi, yakni memproduksi mobil secara lokal. Indonesia pada saat itu tidak memiliki teknologi yang dapat menciptakan mobil, salah satu cara untuk medapatkan teknologi tersebut adalah dengan melakukan alih teknologi. Sampai pada tahun 1970, ketika Mitsubishi masuk ke Indonesia, dan mendirikan pabrik pertama mereka di sini. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa selama Mitsubishi ada di Indonesia, secara tidak langsung telah berperan penting dalam meningkatkan teknologi di Indonesia, walaupun belum seperti yang kita harapkan.

This study discusses about the development of automotive and technology transfer done by Mitsubishi in Indonesia. Since Soekarno until Soeharto's reign, Indonesia had one obsession which is to produce cars locally. But at that time, Indonesia did not have the technology to build a car. Thus, the way to get the technology was by doing the technology transfer until 1970 when Mitsubishi first entered Indonesia and established their first factory here. The results of this study show that during that time, Mitsubishi had an important role to improve technology in Indonesia. Even though it wasn't like what we expected."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S55428
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dennis Bergkamp
"ABSTRAK

Industri kendaraan bermotor roda empat menyumbangkan output yang besar terhadap perekonomian Indonesia. Output industri tersebut ditopang oleh penjualan mobil yang tinggi di Indonesia. Penelitian ini ingin melakukan analisis determinan permintaan mobil. Dengan menggunakan penjualan mobil sebagai proksi dari permintaan mobil, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PDB perkapita riil berdampak positif dan signifikan terhadap permintaan mobil, sementara suku bunga riil, dan harga bensin riil berdampak negatif dan signifikan. Permintaan mobil di Indonesia tidak sensitif terhadap perubahan pendapatan dan harga bensin. Kebijakan down payment, krisis ekonomi Amerika Serikat 2008, dan nilai tukar riil Rupiah ternyata tidak berpengaruh terhadap permintaan mobil. Harga mobil riil tidak signifikan dan dikeluarkan dari model karena alasan ekonometrika. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa upaya pengendalian jumlah mobil di Indonesia dengan menggunakan kebijakan di sisi harga seperti pajak dan kebijakan down payment tidak efektif.


ABSTRACT

Automotive industry contributes highly to Indonesian economy in terms of output. The performance of automotive industry is bolstered by high car sales. This study tries to analyse the determinants of car demand. Using car sales as a proxy of car demand, this study finds that real percapita GDP positively and significantly affects car demand, while real interest rate and real fuel price impacts negatively. Car demand is not responsive to changes in income and fuel price. Down payment policy, 2008 US crisis, and real exchange rate does not affect car demand significantly. Real car price does not have a significant impact and is omitted from the model because of econometric reasons. Based on that result, it can be concluded that price side policy like value added tax and luxury goods tax and down payment policy will not be effective in limiting number of cars.

"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S57106
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>