Ditemukan 231 dokumen yang sesuai dengan query
Yeremia Iqnatius
"Alih media arsip inaktif dilaksanakan oleh Instansi X dalam rangka melakukan penataan arsip inaktif untuk perpindahan ke ibu kota negara baru menggunakan aplikasi SRIKANDI. Alih media arsip inaktif membuat pemindahan arsip menjadi lebih efektif dan efisien, dengan ruang penyimpanan elektronik menggunakan perangkat teknologi informasi. Pengendalian arsip menjadi lebih sistematis, tersedianya salinan arsip, dan memudahkan pemindahan arsip. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan proses tindakan alih media arsip inaktif agar siap untuk dilakukan penataan dan pemindahan, dengan mengkaji kendala dan solusi atas permasalahan yang terjadi selama proses berlangsung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus dan proses pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi proses penelitian. Kesimpulan mengenai proses pemindahan dan alih media arsip inaktif Instansi X merupakan program pemindahan arsip pemerintah menuju integrasi dan kolaborasi. Program ini mengacu pada Peraturan Kepala ANRI terkait pemindahan, alih media dan arsip inaktif yang berkolaborasi untuk terwujud dalam kebijakan percepatan penataan arsip kementrian/lembaga yang akan pindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN). Kepatuhan pelaksana dan instansi terhadap prosedur dan strategi penataan arsip dari ANRI menentukan keberhasilan alih media arsip mengiringi pemindahan ibu kota negara memanfaatkan SRIKANDI. Pengelolaan arsip inaktif menggunakan SRIKANDI merupakan cerminan strategi pemerintahan yang terintegrasi.
The transfer of inactive archive media is carried out by Institution X in order to arrange inactive archives for the move to the new national capital using the SRIKANDI application. Transfer of inactive archive media makes the transfer of archives more effective and efficient, with electronic storage space using information technology devices. Archive control has become more systematic, archive copies are available, and archive transfer is easier. This study aims to describe the process of transferring inactive archive media so that it is ready for arrangement and transfer, by examining obstacles and solutions to problems that occur during the process. This research uses a qualitative approach with a case study method and the data collection process is carried out through interviews, observations, and documentation of the research process. Conclusion on the process of displacement and transfer of inactive archive media Institution X is a government archive transfer program towards integration and collaboration. This program refers to the Regulation of the Head of ANRI regarding the transfer, transfer of media and inactive archives that collaborate to materialize in the policy of accelerating the arrangement of archives of ministries/institutions that will move to the Capital City of the Nusantara (IKN). The compliance of implementers and agencies with ANRI's archive management procedures and strategies determines the success of the transfer of archive media to accompany the transfer of the national capital using SRIKANDI. Inactive records management using SRIKANDI is a reflection of an integrated government strategy."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Bellardo, Lewis J.
Chicago: The Society of American Archivists, 1992
R 025.171403 BEL g (1)
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia, 1992
R 016.025 IND k
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Jakarta: Perpustakaan Nasional, 1996
R 346.092 IND k
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Krakow : Wydawnicatwo instytyty Mechaniki gorotwoeru Pan, 207,
Majalah, Jurnal, Buletin Universitas Indonesia Library
Yogyakarta: Arsip Universitas Gajah Mada, 2013
KHAZANAH 7:3 (2014)
Majalah, Jurnal, Buletin Universitas Indonesia Library
PATRA 15:2 (2014)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Preservasi arsip merupakan rangkaian daur hidup arsip dalam manajemen kerasipan yang bertujuan melakukan pemeliharaan dan perlindungan serta memperpanjang usia simpan fisik arsip agar informasi tetap utuh selamanya. Preservasi arsip terdiri atas tiga bagian yaitu prefentif, kuratif, dan reproduksi. Metode penulisan yang digunakan adalah melalui observasi, wawancara, ikut serta dalam kegiatan preservasi, dan perolehan data melalui penelusuran bahan pustaka. Simpulan dari tulisan ini Arsip Universitas Gadjah Mada telah melaksanakan preservasi arsip statis konvensional secara tersistem dan sesuai manajemen preservasi arsip. Kendala yang dihadapi adalah pengadaan tisu Jepang yang harus dibeli secara kolektif melalui Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), dan peralatan restorasi yang terkadang rusak."
KHAZANAH 7:3 (2014)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Archives and documents are an enegyzed symbol, such as collection of letters or letter containing a sense and have value of future benefit for SMEs, SMEs letter archieving and output objects. SMEs must conduct regular documentation and make up grade at any time.
The role of archives is very important for SMEs, for that we have to do campaigns thet archive is brain energy for MSMEs, and also archive is a report for external parties particularly for banks."
KHAZANAH 6:3 (2013)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Made Ayu Wirayati
"Masalah kerapuhan kertas menjadi dilema pada semua perpustakaan dan arsip. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan berbagai cara dilakukan untuk menyelamatkan bahan perpustakaan dari kehancuran. Salah satu upaya menyelamatkan kerapuhan adalah dengan cara menurunkan kadar asam pada kertas agar kertas menjadi basa. Cara seperti itu disebut deasidifikasi. Proses deasidifikasi dilakukan dengan menggunakan beberapa bahan kimia dan dilakukan pada kertas dengan cara menyemprotkan atau merendam bahan perpustakaan dalam larutan basa. Deasidifikasi dapat dilakukan dalam bentuk lembaran atau dalam jumlah banyak dan dilakukan tanpa melepaskan buku dari jilidannya. Hal itu disebut Mass deasidifikasi. Dengan melakukan mass deasidifikasi penyelamatan bahan perpustakaan dapat dilakukan dalam jumlah besar dan diharapkan bahan perpustakaan akan terhindar dari kerapuhan agar bisa bertahan sampai 100 tahun bahkan sampai 500 tahun ke depan dan tetap lestari."
Jakarta: Pusat jasa Perpustakaan dan Informasi ( Perpustakaan Nasional RI), 2016
020 VIS 18:1 (2016)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library