Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 88 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anahari Budi Septania
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh keberadaan hubungan politik, proporsi komisaris independen dan kepemilikan manajerial sebagai mekanisme tata kelola perusahaan, dan struktur kepemilikan terhadap kemungkinan financial distress. Financial distress diukur menggunakan dua model yaitu Altman (1968) dan Springate (1978). Pengujian hipotesis dilakukan dengan regresi logistik menggunakan 196 perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. Hasil penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa perusahaan dengan hubungan hubungan politik, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan blockholder berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap kemungkinan financial distress. Namun, komisaris independen tidak terbukti berpengaruh terhadap kemungkinan financial distress.

The objective of this research is to examine the effect of political connection, independent commissioner and managerial ownership as a corporate governance mechanism, and ownership structure on probability of financial distress. Financial distress on this research is measured by two model, Altman (1968) and Springate (1978). Hypothesis testing is conducted by logistics regression using 196 firms which listed in Indonesia Stock Exchange during 2010 until 2013. The empirical results show that the politically connected firms, managerial ownership and blockholder ownership have significant and negative impact on the probability of financial distress. However, independent commissioner doesn?t have effect toward the probability of financial distress."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S59992
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deswin Nur
"Laporan keuangan merupakan instrumen yang utama yang digunakan oleh para investor dalam menganalisa kelayakan investasi yang sedang dan akan mereka lakukan. Selama ini, para peneliti di bidang ekonomi hanya berfokus kepada perusahaan secara keseluruhan. Padahal sebenarnya tiap-tiap perusahaan memiliki karakteristik yang berbeda, baik itu antara perusahaan domestik dengan perusahaan multinasional, perusahaan dalam negeri dengan perusahaan asing, dan antara perusahaan kecil, menengah, dan perusahaan besar. Kesemuanya memiliki karakteristik yang tersendiri.
Untuk itulah penelitian ini diadakan. Yaitu untuk mengetahui apakah kekuatan asosiasi antara return saham dengan rasio-rasio keuangan perusahaan berbeda berdasarkan ukuran perusahaan. Selain itu penelitian ini juga ingin menjawab pertanyaan apakah krisis ekonomi memberikan pengaruh besar bagi kekuatan asosiasi tersebut.
Dengan menggunakan 120 sampel perusahaan manufaktur, dan mengelompokkan seluruh sampel tersebut berdasarkan ukuran perusahaannya, penelitian ini dilaksanakan. Data yang diolah merupakan data pooling time-series dan cross-section, yang terdiri dari return saham sebagai variabel dependen, dan data delapan rasio keuangan sebagai variabel independen.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, ditemukan bahwa kekuatan asosiasi antara return saham dengan rasio-rasio keuangan berbeda secara signitikan satu dengan yang lainnya bahkan ditemukan juga bahwa semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka akan semakin besar pulalah kekuatan asosiasinya. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa krisis ekonomi memberikan pengaruh positif tehadap kekuatan asosiasi antara return saham dengan rasio-rasio keuangan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T4989
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desty Ariaini
"Profitabilitas adalah salah satu faktor kunci yang menggambarkan kinerja perusahaan. Perusahaan yang sehat biasanya dapat mempunyai laba yang tinggi dan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Untuk mendapatkan Iaba perusahaan yang maksimal, perlu didukung dengan ketersediaan modal kerja yang optimal sehingga kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan lancar.
Pentingnya modal kerja bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam meningkatkan Iabanya dijelaskan dalam penelitian ini. Variabel-variabel yang dianggap dapat mencerminkan ketersediaan modal kerja yang meliputi Net Trade Cycle (NTC), Current Ratio (CR), Sales Growth (SG) dan Debt Ratio (DR) diteliti pengaruhnya terhadap tingkat profitabilitas BUMN yang diukur dengan Operating Profit Margin (OPM) dan Return on Assets (ROA). Disamping itu, diteliti pula bagaimana perbedaan pengaruh NTC terhadap tingkat profitabilitas tersebut antara BUMN yang bergerak di bidang usaha manufaktur dan non manufaktur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa NTC, SG dan DR mempunyai pengaruh signifikan baik terhadap OPM maupun ROA. Pengaruh variabel-variabel tersebut khususnya variabel NTC dan DR juga berbeda antara BUMN manufaktur dan non-manufaktur terhadap OPM. CR berpengaruh signifikan terhadap ROA, tetapi tidak signifikan terhadap OPM.

Profitability is one of the key factors indicating the firm performance. A healthy firm should have high profit that continuously increases year by year. It should need an optimal level of working capital for its business to get maximum profit.
The effect of working capital for the State Owned Enterprises (SOEs) in Indonesia will be investigated in this paper. Net Trade Cycle (NTC), Current Ratio (CR), Sales Growth (SG) and Debt Ratio (DR) will be used as variables to measure the Ievel of working capital. Then, the effect of those variables on the SOE's profitability measured by Operating Profit Margin (OPM) and Return on Assets (ROA) will be analyzed. This paper also investigates the difference of the effect between SOEs that have business in manufacturing industry and those that have business in non-manufacturing industry.
The result shows that NTC, SG, and DR have significant effect on the OPM and ROA. The effect of those variables (NTC and DR) on Profitability are also different between those two industries. CR has significant effect on the ROA, but not on the OPM."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T 17787
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Bagus Erri Wibowo
"Tesis ini meneliti hubungan tingkat kompetisi dan tingkat konsentrasi perbankan terhadap risiko sistemik. Selain itu, juga dilakukan penelitian mengenai hubungan kontribusi bank terhadap risiko sistemik dengan karakteristik masingmasing bank. Penelitian ini menggunakan model Panzar - Rosse dan CR5 atas data laporan keuangan bulanan seluruh bank umum ke Bank Indonesia untuk mengukur tingkat kompetisi dan tingkat persaingan. Penelitian ini juga menggunakan model CoVaR dengan metode Quantile Regression atas data return saham bulanan bank umum untuk mengukur risiko sistemik. Periode pengamatan adalah Januari 2004 sampai Maret 2013.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat persaingan dan tingkat konsentrasi perbankan meningkatkan risiko sistemik Hal ini berarti mendukung hipotesa competition fragility dan concentration fragility. Hal ini menandakan bahwa persaingan yang makin tinggi mendorong perbankan untuk mengambil risiko yang lebih tinggi sementara tingkat konsentrasi yang makin tinggi mendorong bank dengan kekuatan pasar besar untuk mengenakan bunga yang lebih besar yang pada gilirannya dapat menyebabkan meningkatnya risiko sistemik atas sistem keuangan. Adanya pengaruh variabel kontrol Net Interest Margin terhadap kedua model memperkuat hipotesa tersebut. Selain itu ukuran bank dan rasio pinjaman antar bank terhadap pendanaan juga berpengaruh terhadap kontribusi risiko sistemik suatu bank. Sementara variabel profitability (ROA), variabel struktur permodalan (EQ), dan variabel struktur deposito (ratio demand.

This thesis analyzes the relationship between Indonesian banking competition, concentration, and systemic risk. This thesis also analyes the relationship between bank?s contribution to systemic risk with characteristics of individual bank. This thesis uses Panzar - Rosse and CR5 model of the entire bank?s monthly financial report to measure competition and concentration. CoVaR with Quantile Regression of banks? monthly stock return were used for systemic risk contribution measurement. The period of observation is from January 2004 until March 2013.
The empirical result shows concentration and competition increase the systemic risk (CoVaR). This thesis support both competition-fragility and concentration-fragility hypothesa. This means increasing competition leads banks to taking higher risks and banks with high market power tends to charge higher interest rate to their debtors which will lead to increasing banks? contribution to systemic risk. The fact that Net Interest Margin as control variable is statistically significant for both models shows further support for both hypothesa. The influence of size and interbank deposit ratio to bank?s contribution to systemic risk is statistically significant, meanwhile, profitability, capital structure, and demand deposit to total funding ratio are not significant.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T45140
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prasetyo Wibowo
"ABSTRAK
Leasing atau sewa guna usaha adalah suatu bentuk lembaga keuangan bukan bank
yang usahanya adalah memberikan fasilitas pembiayaan modal kerja Berbeda dengan
bank perusahaan sewa guna usaha tidak diperkenankan mendapatkan dana dari pihak
ketiga sehingga untuk mendapatkan kebutuhan dananya didapatkan dari setoran modal
sendiri pinjaman dan bank atau menjual sahamnya dipasar modal Sehingga perusahaan
sewa guna usaha memerlukan manajemen khusus untuk dapat tumbuh dengan baik
PT X Leasing adalah sebuah perusahaan patungan antara salah satu bank terbesar di
Jepang dengan Bank milik pemerintah Indonesia yang berkonsentrasi dibidang sewa guna
usaha Dengan dukungan kedua bank besar sebagai pemegang sahamnya dalam kurun
waktu 18 tahun sejak berdirinya PT X Leasing tumbuh dengan pesat sehingga assetnya
meningkat menjadi 20 kali lipat Kondisi mi sangat kontradiktif dengan kondisi perusahaan
pada industri sejenis dalam menghadapi krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak
dimana banyak perusahaan tahun 1997 sewa guna usaha yang tidak mampu untuk bertahan
hidup
Kebijaksanaan fully hedging yang PT X Leasing terapkan jauh sebelum knsis
moneter melanda Indonesia ternyata menjadi salah satu penolong perusahaan untuk tetap
bertahan melalui masa sulit ini Sehingga PT X Leasing tetap dapat menjadi salah satu
perusahaan sewa guna usaha dengan tingkat pertumbuhan positif sampai saat mi
Untuk melakukan strategi fully hedging mi perlu pertimbangan yang cermat Selain
faktor biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan hedging tersebut perusahaan
juga akan menurunkan kesempatan untuk mendapatkan margm keuntungan yang lebih
besar jika dibandingkan tanpa memakai hedging Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun kebijakan manajemen resiko suku bunga dan valuta asing antara lain
adalah penetapan posisi devisa netto (net operi position) konversi kontrak sewa guna usaha
dan interest gapping
Dalam penetapan kebijakan posisi devisa netto perusahaan akan melakukan
perhitungan semua transaksi valuta asing yang tidak di hedging pada kedua sisi asset dan
liabilitiesnya Kemudian baru perusahaan menetapkan posisi yang sejalan dengan tingkat
perubahan valuta asmg
Sedangkan dalam mengkontrol resiko dari fluktuasi suku bunga perusahaan perlu
melakukan klasifikasi tingkat sensitifitas dari masing-masing asset dan liabilitiesnya dan
waktu jatuh tempo suku bunganya Dengan demikian maka perusahaan dapat melakukan
prediksi tingkat pendapatan bunga (net interest margin) dan melakukan strategi yang
diperlukan untuk mengantisipasi fluktuasi suku bunga tersebut."
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Rianti Dwiyani Agusman
"Tesis ini mencoba mengaplikasikan penelitian yang dilakukan oleh Dodd dan Favaro (2006) dalam karya tulisnya yang bertopik: ?Managing the Right Tension? pada lima bank terbesar berdasarkan total aset di Indonesia, namun penelitian hanya difokuskan kepada profitability vs growth tension dan today vs tomorrow tension. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, BRI dan BCA relatif telah berhasil mengendalikan kedua tension tersebut namun Mandiri, BNI, dan CIMB Niaga masih belum dapat mengendalikan tension ini dan terjebak dalam corporate cycle. Tesis ini juga mendukung hasil penelitian dari Dodd dan Favaro (2006) bahwa batting average memiliki korelasi yang positif dengan Total Shareholder Returns (TSR), namun demikian untuk kasus pada lima bank ini terdapat faktor lain yang peru diperhatikan yaitu struktur kepemilikan bank.

This thesis tries to apply the research conducted by Dodd and Favaro (2006) published in a journal: ?Managing the Right Tension? at the five biggest banks based on total asset in Indonesia but in this thesis only focusing at the first two tensions. In this thesis we found that BRI and BCA are relatively succeed in managing the two tensions but Mandiri, BNI, and CIMB Niaga still struggling in manage this two tensions and trapped in the corporate cycle. This thesis also support the research that batting average has a close relationship with TSR, but in our sample there are some other factor to be consider which is the ownership structure of the bank."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28212
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Riska Komala Putri
"Perumusan alokasi aset merupakan suatu proses investasi yang harus dilakukan secara berkala tidak hanya dilakukan satu kali diawal saja, karena mengingat kondisi market akan selalu mengalami perubahan. Industri pelayanan keuangan selalu menekankan perlunya melakukan rebalancing sebagai salah satu strategi yang memberikan nilai lebih bagi investasi. Rebalancing dicapai dengan menjual sebagian porsi investasi yang melampaui target pertumbuhan dan membeli investasi yang di bawah dari tingkat hasil yang diharapkan dimana dalam penelitian kali ini dilakukan setiap periode 6 bulanan dan 12 bulanan (1 tahunan). Komposisi portfolio optimal didapat dengan menggunakan model Markowitz. Analisis ini dilakukan simulasi terhadap 6 kelompok kombinasi aset portfolio yang terdiri dari 3 reksa dana saham dan 2 reksadana pendapatan tetap yang dipilih secara acak oleh penulis. Periode data selama 6 tahun mulai dari Desember 2003 sampai dengan Desember 2009. Hasil dari analisis menyatakan secara rata-rata, strategi rebalancing tidak memberikan kenaikan imbal hasil yang maksimal terutama jika kita melakukan rebalancing terlalu sering, namun rebalancing dapat mengurangi tingkat risiko (standar deviasi) secara keseluruhan. Hasil analisis juga menggambarkan bahwa pada saat krisis (Desember 2008) strategi rebalancing memberikan imbal hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kinerja tanpa rebalancing.

The asset allocation decision is part of a dynamic investment process, not a one-time act that can be performed and then forgotten. The financial services industry always tout portfolio rebalancing as a value-adding strategy. The idea is that every year we should sell a little of that 6 and 12 months? winners and use them to buy the current losers so that we bring our portfolios back into alignment with their original ratio of asset allocation. This paper use a Markowitz model to find an optimal portfolio of asset allocation. The rebalancing analysis used in a study assumes a 6 group combination-asset portfolio of equity mutual fund and fixed income mutual fund over a 6 -year period beginning December 31, 2003, and ending December 31, 2009. Portfolio assets included in this analysis are 3 equity mutual funds and 2 fixed income mutual funds which are randomly choosen. The first thing that stands out is that rebalancing cuts our risks, but the more frequently we rebalance, the worse our returns. The next obvious point of rebalancing is that the terminal account values of the combinations are higher than non rebalancing strategy when market crisis (December 2008).
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28211
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pande Made Kusuma Ari Astuti
"Perhitungan mengenai jumlah saham yang optimal untuk menciptakan portofolio yang terdiversifikasi dengan baik sangat diperlukan bagi investor sebagai pedoman awal berinvestasi saham dengan aman. Hal ini penting terutama bagi mereka yang tidak memiliki informasi mengenai risiko dan dampaknya dimasa depan. Tesis ini membahas berapa jumlah saham yang diperlukan untuk menciptakan portofolio yang terdiversifikasi pada pasar modal Indonesia dalam dua periode yang berbeda, serta mengukur kemampuan saham pada masingmasing periode dalam membentuk portofolio yang terdiversifikasi. Penelitian dilakukan pada periode krisis moneter serta periode normal, dengan menggunakan metode single index model (Model Indeks Tunggal).

Knowing how many stocks to hold in order to create diversified portfolio are important for Investor as a starting point to invest in capital market safely. It is important especially for them that do not have information about risks and its effect to them in the future. Therefore, this thesis's topics are to know how much stock to hold in order to create well diversified portfolio in Bursa Efek Indonesia in two different time period, the global crisis period and after global crisis period. It is also measuring stocks ability in two different time period on creating diversified portfolio. Single index model were used as the model."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28207
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pande Ketut Raka Susena Hartana
"Kurva Yield merupakan salah satu tools yang biasa digunakan oleh para investor untuk melakukan valuasi harga obligasi, sekaligus sebagai salah satu parameter untuk menetukan timing dalam pembelian obligasi. Pada kondisi pasar obligasi yang kurang likuid seperti di Indonesia, dimana tidak semua harga obligasi dapat ditemukan dan ditransaksikan, dibutuhkan adanya tools yang dapat digunakan untuk melakukan estimasi dan fitting terhadap bentuk kurva yield yang dapat merepresentasikan harga di pasar obligasi yang sebenarnya. Jenis permodelan fitting kurva yang banyak digunakan saat ini adalah Nelson Siegel Svenssons dan Cubic Spline. Karya akhir ini membandingkan antara hasil fitting kurva yield yang diperoleh kedua model pada pasar obligasi pemerintah di Indonesia dengan fokus pengamatan pada uji rata-rata tingkat error yang dihasilkan model, ketahanan (robustness) model, dan kemampuan model untuk melakukan peramalan. Hasil penelitian menunjukan bahwa model Nelson Siegel Svenssons menunjukkan hasil fitting yang lebih baik dibandingkan dengan Cubic Spline di pasar obligasi Indonesia.

Investor commonly uses yield curve to calculate the fair value of bonds prices, and also use it as a timing parameter to do investment in Bonds. In a non-liquid market, like Indonesia, where sometimes no bonds prices are quoted nor being transacted, we need some additional tools to help us estimate and fitted the real yield curve that can represent the real market condition. Tools that are commonly used for doing such thing are the curve fitting model, Nelson Siegel Svenssons and Cubic Splines Model. This thesis compares the fitting curve result between the two models, with area focusing on the comparison of average error, robustness, and the model's ability to do forecasting yield curve. In a summary, this thesis finds that the Nelson Siegel Svenssons Model, comparing with Cubic Spline Model, have a better performance to fit the curve and use in Indonesian bonds market."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28206
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Reny Julianie Fatwandari
"Penelitian ini memberikan gambaran pengaruh penerbitan obligasi termasuk obligasi subordinasi dan penawaran umum terbatas terhadap penilaian CAMELS PT Bank XYZ, Tbk. Penelitian meliputi penilaian faktor permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas, likuiditas dan sensitivitas terhadap risiko pasar. Analisis kemudian dibandingkan dengan tiga bank skala menengah lainnya untuk mengetahui posisi PT Bank XYZ, Tbk di antara peer grupnya. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan selama lima tahun terakhir diketahui bahwa penilaian CAMELS bank menunjukan perbaikan terutama sejak tahun 2007. Apabila dibandingkan dengan peer groupnya, hasil penilaian CAMELS PT Bank XYZ, Tbk terbaik untuk faktor permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas dan sensitivitas pasar serta penilaian komposit CAMELS.

This Research to give an idea of how the impact of bonds issuance including subordinated bonds and right issue on the performance of CAMELS Rating PT Bank XYZ, Tbk. Assessment included factor capital, asset quality, management, earning, liquidity and sensitivity to market risk. The results were then compared with three other medium-size banks to know the position of the bank, among the peer group. According to analysis conducted during the last five years is known that the CAMELS Rating bank showed improvement, especially since the year 2007. When compared with the peer group intended, bank showed the best performance in the aspects of CAMELS rating factors capital, asset quality, management, profitability and market sensitivity."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28218
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   3 4 5 6 7 8 9   >>