Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1083 dokumen yang sesuai dengan query
cover
April Lusi Prihatini
Abstrak :
Sistem informasi sumber daya manusia merupakan bagian dari sistem informasi fungsional Fakultas. Tujuan sistem informasi ini adalah untuk memenuhi kebutuhan informasi sumber daya manusia untuk semua area fungsional yang membutuhkan di setiap jenjang organisasi, mendukung Pimpinan dalam membuat keputusan, dan mendukung pembuatan laporan. Dengan adanya sistem informasi ini, Fakultas dapat memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang sesuai dengan formasi yang diperlukan. Penelitian ini mendapatkan bahwa Fakultas menghadapi sejumlah permasalahan dalam mengelola sistem informasi tersebut, yaitu : kegiatan operasional yang tidak efisien, kesalahan-kesalahan tidak disengaja yang menyebabkan kebenaran data kurang terjamin, dan perubahan-perubahan di lingkungan eksternal maupun internal Fakultas yang menyebabkan Fakultas perlu melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap sistem yang ada. Fakultas membutuhkan pengelolaan sistem informasi sumber daya manusia yang baik untuk meningkatkan produktivitas. Untuk itu Fakultas membuat strategi untuk menerapkan sistem informasi sumber daya manusia berbasis komputer yang menyediakan basis data yang up to date, lengkap, akurat, terintegrasi, dan konsisten. Sistem ini harus dapat diakses oleh setiap pemakai yang berwenang dan memerlukarmya untuk memperlancar kegiatan di Fakultas. Penelitian ini membahas tahapan-tahapan perencanaan strategi sistem informasi dan teknologi informasi yang mengacu pada metodologi APT dan Edwin E. Tozer. Rangkaian kegiatan yang dikerjakan selama penelitian ini adalah studi literatur, mengumpulkan kebutuhan-kebutuhan dan spesifikasi sistem, mempelajari kondisi sistem yang ada sekarang, dan mendesain sistem yang baru. Hasil penelitian ini adalah sebuah rencana sistem informasi dan teknologi informasi sumber daya manusia. Rencana ini diharapkan dapat menjadi pedoman mewujudkan sistem informasi sumber daya manusia berbasis komputer di Fakultas.
Human Resource Information System (HRIS) is a part of functional Information Systems of a Faculty/College. The purpose of the HRIS are to fulfill the information of human resources, that is needed by all functional areas in every organization levels; to support Managers to make decision; and to support reporting. This Information System also provides information to the Faculty to fill in human resource positions accordingly. The research finds that the Faculty has a lot of problems to manage its HRIS such as inefficient operations, human errors that make data inaccurate, and external or internal changing that requires the Faculty to modify the system. The Faculty needs the best of HRIS to enhance the productivity. In order to achieve the best HRIS these the Faculty creates a strategy to implement a Computer Based Human Resource Information System that provides up to date, complete, accurate, integrated, and consistent data base of human resources. This Information System can be accessed by authorized users to support all activities in the Faculty. This research discusses stages of a strategic planning for information systems and information technology referring to APT and Edwin E. Tozer methodology. Activities in the research are doing literature study, collecting system requirement and specification, studying the existing system, and designing the new system. The result of this research is a Strategic Human Resource Information System and Information Technology Planning. The design is expected to be a reference for the implementation of Computer Based Human Resource Information System in the Faculty.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wawan Setiawan
Abstrak :
Wajah merupakan salah satu bagian dari manusia yang bersifat unik. Namun demikian wajah memiliki sifat fleksibel. Secara psikologi, wajah manusia memiliki enam konfigurasi dasar : netral, gembira, sedih, marah, senyum, dan kaget. Seseorang dapat saja dikenali berdasarkan konfigurasi dasar dari wajah karena keunikannya. Dalam penelitian ini dirancang suatu sistem pengenalan wajah melalui jaringan neural buatan berbasis eigenfaces. Eigenfaces merupakan salah satu metode ekstraksi ciri dari wajah yang dapat dilakukan dengan Cara kroping holistik atau parsial. Ekstraksi ciri holistik merupakan cara pengambilan ciri wajah dengan suatu kroping yang meliputi seluruh komponen utama wajah, sedangkan ekstraksi ciri parsial merupakan cara pengambilan ciri wajah dengan kroping pada setiap komponen utama wajah. Komponen utama wajah dalam hal meliputi hidung, mata kanan, mata kiri, dan mulut. Melalui metode eigenfaces sebagai pra-prosesing, dapat diperoleh ciri wajah sebagai masukan bagi jaringan neural buatan. Sistem jaringan neural yang digunakan adalah jaringan perseptron lapis jamak dengan pembelajaran propagasi balik murni, dan gabungan swa-organisasi dan propagasi balik (hibrid). Penggunaan dua model pembelajaran ini dimaksudkan untuk membandingkan tingkat pengenalan diantaranya. Dengan melakukan perubahan metode dan pemilihan parameter tertentu seperti metode inisialisasi bobot dan bias, fungsi error, momentum, laju pembelajaran, dan jumlah neuron lapis tersembunyi, standar propagasi balik dapat ditingkatkan kemampuannya. Pembelajaran dengan jaringan hibrid meningkatkan kinerja jaringan, baik konvergensi maupun generalisasi dibanding propagasi batik murni. Namun demikian, untuk menggunakan jaringan hibrid, perlu pemilihan beberapa nilai parameter seselektif mungkin yaitu pemilihan nilai ambang, penyearah, laju pembelajaran, dan momentum. Hasil uji coba dengan kedua model pembelajaran menunjukkan bahwa eigenfaces merupakan cara yang cukup representatif untuk ekstaksi dan reduksi ciri pola wajah. Dengan mengambil eigenfaces yang besesuaian dengan nilai eigen 0.1, dengan perbandingan pola training dan testing 50% : 50%, sistem mampu mengenali sekumpulan wajah hingga di atas 90%, dan pengenalan dapat ditingkatkan lagi dengan memperbesar perbandingan poly training/testing. ...... The face is one of the unique parts of a human being. However, the face has a flexible nature. Psychologically, the human face has six basic configurations: neutral, happy, sad, angry, smiling, and surprised. A person can be recognized based on the basic configuration of the face because of its uniqueness. In this study, a facial recognition system was designed through an artificial neural network based on eigenfaces. Eigenfaces is one of the methods of extracting facial features that can be done by holistic or partial cropping. Holistic feature extraction is a method of taking facial features with a cropping that includes all the main components of the face, while partial feature extraction is a method of taking facial features with cropping on each main component of the face. The main components of the face in terms of nose, right eye, left eye, and mouth. Through the eigenfaces method as pre-processing, facial features can be obtained as input for the artificial neural network. The neural network system used is a multi-layer perceptron network with pure backpropagation learning, and a combination of self-organization and backpropagation (hybrid). The use of these two learning models is intended to compare the level of recognition between them. By changing the method and selecting certain parameters such as the weight and bias initialization method, error function, momentum, learning rate, and the number of hidden layer neurons, the standard backpropagation can be improved. Learning with a hybrid network improves network performance, both convergence and generalization compared to pure batik propagation. However, to use a hybrid network, it is necessary to select several parameter values ​​as selectively as possible, namely the selection of threshold values, rectifiers, learning rates, and momentum. The results of the trial with both learning models show that eigenfaces are a fairly representative way for the extraction and reduction of facial pattern features. By taking eigenfaces that correspond to an eigenvalue of 0.1, with a training and testing pattern ratio of 50%: 50%, the system is able to recognize a group of faces up to above 90%, and recognition can be improved again by increasing the poly training/testing ratio.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suyanto
Abstrak :
Berawal pada pemodelan sederhana dari jaringan otak manusia, arsitektur jaringan saraf tiruan terbentuk dengan model matematika sel otak biologis atau neuron yang saling berhubungan membentuk sebuah jaringan. Dalam jaringan saraf tiruan ini, keterkaitan antar neuron diatur sedemikian rupa sehingga membentuk lapisan-lapisan, yakni lapis masukan, lapis tersembunyi dan lapis keluaran. Penelitian ini memperkenalkan sistem pengenalan objek tiga dimensi (3D). Data yang digunakan sebagai masukan adalah data image 2D serta memasukkan bobot tambahan yang nilainya berdasarkan pada sudut pandang. Sistem yang diperkenalkan berdasarkan pada MLP dengan pembelajaran propagasi balik. Karena sistem ini mengakomadasi sudut pandang pada pengenalan, maka perlu penyesuaian terhadap struktur lapis tersembunyi dengan melakukan modifikasi dari bentuk konvensional ke bentuk silindris (Cylindrical Hidden MLP-BP, atau CHMLP-BP). Pada penelitian ini dilakukan desain eksperimen yang dibedakan menurut perbandingan (ratio) antara data pelatihan dan data pengujian (NI/Np). Secara eksperimental ditunjukkan bahwa dengan hanya menggunakan rasio NI/Np = 50%:50%, performansi sistem untuk pengenalan objek-objek 3D yang sederhana mendekati 87%.
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suzuki Syofian
Abstrak :
Perkembangan sistem informasi dewasa ini sangat pesat. Oleh karena kebutuhan informasi semakin terasa penting bagi pimpinan untuk merencanakan dan menyusun strategi suatu organisasi. Informasi juga menjadi kebutuhan utama eksekutif suatu organisasi atau perusahaan agar sukses bersaing dengan mengetahui lingkungan internal dan eksternal organisasi. Sistem informasi merupakan koleksi komponen-komponen yang memilih, memproses, menyimpan, menganalisis dan menyebarkan informasi untuk tujuan spesifik. Sistem informasi dapat secara manual atau berdasarkan komputer. Tesis ini membahas analisis kebutuhan dan perancangan Sistem Informasi Eksekutif dengan pendekatan studi kasus pada STMIK Bina Darma Palembang. Pendekatan five forces model yang ditulis oleh (Porter, 1993) digunakan sebagai acuan untuk memetakan posisi organisasi dalam persaingan. Tahapan-tahapan siklus hidup pengembangan sistem dari (Curtis, 1996) digunakan untuk langkah pendekatan perancangan sistem informasi eksekutif. Dari studi ini dapat disimpulkan bentuk perancangan sistem informasi eksekutif yang ideal di STMIK Bina Darma, yang sekiranya pula dapat dipakai atau diterapkan pada organisasi yang relevant. ...... Information system is developing fast nowadays. Therefore, the need for information is very important for an executive to plan and to design strategies of an organization. Information also becomes the main needs for executives of an organization or a company to be successful to compete by knowing internal surroundings and external factors of an organization. Information system is a components collection which choose, process, retrieve, analysis, and distribute the information for specified goals. The information system is available in manual way or base on computer system. This thesis discusses the analysis of the need for information for executives and system design for executives which is done by case study approach to STMIK Bina Darma Palembang. The five forces model approach which is written by (Porter, 1993) used as a reference to locate the position of organization in competition. The stages of system development life cycle by (Curtis, 1996) is used to pace the approach of executive information system design. From this thesis, it can be concluded the shape of design of an ideal executive information system at STMIK Bina Darma which is applicable to a relevant organization.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Tjahjono
Abstrak :
ABSTRAK Persaingan usaha dalam bidang pendidikan semakin ketat. Informasi yang akurat sangat membantu manajemen institusi dalam mengambil keputusan. Teknologi Informasi sangat berperan dalam menentukan. keunggulan bersaing karena informasi yang dihasilkan untuk menganalisis bisnis menjadi lebih akurat. Teknologi Informasi sangat diperlukan dalam mewujudkan nilai strategis keunggulan bersaing, tetapi biaya yang diperlukan untuk implementasi proyek tidak sedikit. Oleh karena itu, pada perhitungan biaya dan keuntungan investasi harus dilakukan dengan teliti. Penggunaan analisis cost-benefit traditional kurang akurat, karena justifikasi manfaat yang sulit diukur (intangible benefit) tidak begitu jelas terlihat. Metodologi Information Economics adalah konsep yang dapat membantu dalam menilai dampak ekonomis dari suatu investasi teknologi informasi, baik manfaat yang terukur (tangible benefit) maupun manfaat yang sulit terukur (intangible benefit). Dalam metodologi Information Economics ada pembagian yang jelas antara domain bisnis dan domain teknologi. Disamping itu metode ini juga menghitung Value Linking, Value Acceleration, Value Restructuring dan Innovation Valuation dari suatu proyek. Thesis ini menerapkan metodologi Information Economics dalam mengevaluasi investasi teknologi informasi dalam proyek Sistem Informasi Formulir Registrasi Studi (SI-FRS) pada Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Karena proyek yang dikerjakan adalah proyek tunggal, maka perhitungan lebih difokuskan pada perhitungan ROI. Metodologi ini dapat digunakan juga sebagai acuan dalam penilaian proyek, apabila proyek yang dikerjakan lebih dari satu proyek.
ABSTRACT Today, competition in the field of education is becoming very tight. Accurate information is very effective to support the management of institution in decision making. Information technology plays a very important role in determining institution's competitive advantage because the produced information used to analyze business is more accurate. Information technology is needed in realising in strategic values of competitive advantage, but the fund required for the project implementation is almost always large. Therefore, the calculation of cost and benefit of the investment must be done very carefully. The use of traditional cost benefit analysis is less accurate, because justification of intangible benefit is very difficult to measure. The intangible benefit is not clearly shown. The Information Economics methodology is a concept, which is able to assist in quantifying economics impacts of an IT investment both, the tangible and intangible benefits. In the Information Economics methodology there is a clear description about business domain and technology domain. Also this methodology takes care of Value Linking, Value Acceleration, Value Restructuring and Innovation Valuation of the project. This thesis applies Information Economics methodology to evaluate information technology investment of Study Registration Form Information System (SI-FRS) project at University of 17 Agustus 1945 Surabaya. Because the project is a single project, calculation is more focused on R0I (Return on Investment). This methodology can be used as a reference in project evaluation, for multiple projects.
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Wicaksana
Abstrak :
ABSTRAK Perkembangan keadaan moneter yang terjadi sejak bulan Juli 1997 di Indonesia hingga kini, 1999, memiliki dampak yang cukup mempengaruhi keadaan di suatu perusahaan/lembaga/organisasi. Salah satu akibat dari krisis moneter yang dapat dirasakan langsung oleh suatu lembaga pemerintahan seperti halnya Badan Pusat Statistik (BPS) adalah menurunnya anggaran dana pembiayaan APBN untuk proyek-proyek kegiatan yang bersifat rutin atau terprogram. Hal ini mengakibatkan BPS harus dapat mengelola dan mengalokasikan anggaran yang. terbatas tersebut untuk membiayai kegiatan-kegiatannya. Tesis ini berupaya untuk menemukan salah satu cara penyelesaian terhadap masalah tersebut. Salah satu solusi yang ditawarkan untuk mengurangi masalah pendanaan yang terbatas pada lembaga BPS adalah dengan mengenalkan atau mengusulkan suatu konsep profit center. Konsep profit center adalah tindakan kegiatan yang berorientasi kepada keuntungan atau profit. Konsep ini dapat diterapkan pada salah satu unit kerja BPS, yakni Pusat Pendidikan dan Pelatihan Statistik dan Komputer (Pusdiklatikom). Dalam penerapannya sebagai profit center, beberapa hal perlu dikaji yaitu perencanaan strategi-strategi bisnis untuk mencapai keunggulan bersaing, aspek-aspek bisnis, manajemen dan organisasi yang mengatur seluruh sumber daya yang ada dan kegiatan-kegiatan yang dapat menghasilkan keuntungan. Tesis ini mengkaji perencanaan strategi-strategi bisnis yang dapat diterapkan dalam Pusdiklatikom sebagai profit center pada lembaga BPS. Tesis ini menyarankan agar konsep organisasi profit center dapat membudaya dalam paradigma pengelola dan penanggung jawab Pusdiklatikom, sehingga unit kerja tersebut dapat dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin untuk menambah anggaran pendapatan. Metodologi yang digunakan dalam pembahasan ini meliputi konsep profit center dan pengusulan penerapannya pada Pusdiklatikom. Setelah itu pembahasan dilanjutkan dengan pengkajian model strategi-strategi bisnis untuk memenangkan persaingan kompetisi. Untuk melengkapinya digunakan model perencanaan strategi bisnis menurut Boar, model bisnis menurut Potter, model proses menurut Alter, analisa SWOT, Critical Success Factors (CSF) serta bahan-bahan perpustakaan dan bahan kuliah.
ABSTRACT Monetary affairs that has occurred since mid of June 1997 until now, 1999, in Indonesia so far has significantly influenced the conditions of a firm I corporation 1 organization. One of the outcomes from the crisis that was perceived directly by government institution such as Central Agency of Statistics (Badan Pusat Statistik) was decreasing financial affairs which came from National Expenditure and Revenue Budget (APBN) for regular projects or programs. It means that BPS should manage and allocate their limited financial resource to support their activities. This thesis tries to find a solution to that problem. One of the solutions offered to alleviate the problem of limited budget of BPS institution is to introduce or to suggest a concept of profit center. The concept of profit center means that all activities conducted concern with benefit. The concept might be implemented in one of the BPS's units, which is Statistics dan Computer Training and Education Center Unit (Pusat Pendidikan dan Pelatihan Statistik dan Komputer - Pusdiklatikom). In applying the SCTEC as a profit center, it has to conduct and analyze the organization's business strategic planning in order to achieve competitive advantage, to examine business issues, management and organization which arranges all available resources and activities for benefit results. This thesis analyzes the strategic business plan that can be implemented in SCTEC as a profit center unit of BPS organization. The analysis and the concept of profit center organization are aimed to be socialized to the SCTEC's key managers; therefore, this unit can be utilized in the maximum capacity in order to increase the revenue. Methodology that will be used in this discussion consists of the concept of profit center and suggestion of its implementation in SCTEC. Then, the discussion continues with analyzing strategic business planning model in achieving the competitive advantage. To complete the methodology, it will be using the model of strategic business plan according to Boar, business model according to Potter, business process by Alter, SWOT analysis, Critical Success Factors (CSF), and other materials from library and course hand out.
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Mardiyati
Abstrak :
ABSTRAK
Model arus lalu lintas pada kondisi padat menggunakan model kontinu sederhana yang memenuhi persamaan konservasi arus lalu lintas

Solusi analitik dari persamaan konservasi ini menggambarkan sebuah gelombang dari kepadatan k yang bergerak dengan arah bertambahnya x dengan kecepatan gelombang a = k . Untuk menghitung solusi numerik, dicari persamaan finite difference untuk persamaan konservasi.
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumban Gaol, Luhut P.
Abstrak :
Perkembangan teknologi informasi, baik di bidang hardware maupun software, semakin memudahkan end user dalam membangun dan mengembangkan aplikasi-aplikasi yang dibutuhkannya. Indikasi perkembangan ini dapat dilihat dari semakin banyaknya aplikasi-aplikasi yang dibangun dan dikembangkan end user di Bapedal. Agar sisi positif perkembangan teknologi ini memberikan kontribusi yang menguntungkan Bapedal dalam upaya pencapaian visi, misi, dan sasarannya, perlu ada suatu mekanisme yang tepat, yang dapat mengendalikan dan mengontrol pengembangan-pengembangan yang dilakukan end user. Konsep end user computing (EUC) dengan ragam variasi strategi penerapannya, pada dasarnya mengemukakan perlunya ada suatu batasan wewenang yang jelas antara end user dan divisi sistem informasi, kesiapan organisasi, komitmen manajemen, dan konsekuensi divisi sistem informasi. Dalam penelitian ini, penulis menyusun strategi penerapan EUC di Bapedal dengan mendasarkan pada model EUC management research yang dikemukakan oleh Brancheau and Brown (1993). Model EUC management research memperkenalkan empat komponen utama yang berperan dalam EUC. Keempat komponen itu adalah: (1) context (2) individual EUC management (3) organizational EUC management dan (4) outcome. Dalam setiap komponen terdapat faktor-faktor dan variabel-variabel yang diperlukan dalam penerapan EUC. Analisis dilakukan dengan meninjau ada tidaknya faktor-faktor dan variabel-variabel tersebut. Langkah strategis yang diperlukan merupakan upaya melengkapi faktor-faktor dan variabel-variabel yang tidak ada. Melalui serangkaian penelitian dan observasi yang tertuang dalam tesis ini, diperoleh bahwa dari sisi kesiapan organisasi dan komitmen manajemen, EUC dimungkinkan untuk diterapkan di Bapedal. Batasan wewenang dan tanggung jawab antara end user dan divisi sistem informasi perlu dituangkan dalam suatu aturan yang formal. Beberapa faktor lain yang perlu dilaksanakan Bapedal sebagai konsekuensi penerapan EUC adalah: (1) restrukturisasi organisasi divisi sistem informasi; (2) pembentukan komite tim pengarah, tim pengumpul data, dan tim analisis sistem informasi lingkungan; (3) pembentukan information center, (4) formalisasi prosedur-prosedur operasional; dan (5) penanaman rasa kepemilikan data dalam wahana end user.
The advancement of information technology, both in hardware and software has eased the end users in developing the needed application on its own. The indication of this development is reflected in the growth of the end user applications development in Bapedal. This positive aspect of information technology development gives a significant contribution toward Bapedal's vision, mission, and target achievement. To avoid chaotic situation, strategy and control mechanism has to be developed. End user computing (EUC) concept with the variety of its strategy and implementation, basically points out the need to define a clear boundary of authority between end user and the information system division, organization readiness, management commitment, and all of its consequences. This thesis is about EUC implementation strategy based on Bapedal's case. The EUC used is based on Brancheau and Brown's EUC management research model (1993). EUC management research model introduces four main components that play important roles in EUC. The four main components are (1) context; (2) individual EUC management; (3) organizational EUC management; and (4) outcome. In each component there are factors and variables that are needed in implementing the EUC concept. Looking at the availability of such factors and variables performs analysis. The strategy has to be proposed to fulfil those missing factors and variables. Based on the case research survey and observation, looking deeply on the organization readiness and management commitment, Bapedal has the strong capability to implement the EUC approach. Boundary of authority and responsibility between end user and the information system division should be stated in a formal rule. Other factors that are needed to be implemented in Bapedal as a consequences of EUC implementation are: (1) restructurization of the information system division; (2) establishment of a steering committee, data collector team, and environmental information analyst team; (3) establishment of an information center; (4) formalization of operational procedures; and (5) promoting the end user data sense of belonging.
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy Widodo
Abstrak :
Keberhasilan sebuah organisasi pengembang piranti lunak dalam mengelola proyek piranti lunak selain harus menguasai aspek teknis dan metodologi pengembangan piranti lunak, juga diperlukan suatu tingkat kematangan (Capability Maturity) dalam pengembangkan produk piranti lunak tersebut Software Engineering Institute telah mengembangkan Model Tingkat Kematangan (Capability Maturity Model) sebagai kerangka kerja acuan untuk meningkatkan kemampuan organisasi dalam mengembangkan piranti lunak secara bersikenambungan. Dalam lingkungan bisnis untuk mendapatkan pengakuan secara formal terhadap jaminan kualitas dari produk piranti lunak yang dihasilkan oleh suatu organisasi, bila organisasi tersebut menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9000 dan telah berhasil memperoleh sertifikasinya, sebagai tanda bahwa organisas tersebut memiliki perhatian pada peningkatan proses dan kualitas pada produk yang dihasilkan. Tujuan dari proyek akhir ini adalah untuk membuat suatu strategi dan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh organisasi untuk mencapai tingkat kematangan khusus tingkat kedua dari Model Tingkat Kematangan sebagai jalan untuk mencapai bakuan ISO 9001. Studi kasus dilakukan di PT. Widia Raharja Informatika (PT. WM) sebagai sebuah perusahaan pengembang piranti lunak Dengan melakukan evaluasi terhadap keadaan dan cara kerja PT WRl yang ada sekarang, dan berdasarkan model tingkat kematangan, ditentukan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tingkat kedua dari model tersebut dan juga pemenuhan terhadap klausula-klausula yang ditetapkan ISO 9001. Walaupun sebagian besar dari klausula ISO 9001 sudah tercakup dengan menerapkan tingkat kedua dari model tingkat kematangan, tetapi masih terdapat tiga klausula yang belum terpenuhi yaitu klausula 4.10 inspeksi dan pengujian, klasusula 4.1 1 inspeksi, pengukuran dan pengujian peralatan, dan klausula 4.19 pelayanan. Untuk memenuhi ketiga klausula tersebut dapat dilakukan perencanaan, pembuatan prosedur yang berkaitan dengan aktifrtas yang disyaratkan oleh klausula tersebut, dan pendokumentasian yang baik Sekiranya tesis ini dapat dijadikan awal untuk pembuatan pedoman umum bagi organisasi pengembang piranti lunak yang akan menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9000 melalui pendekatan model tingkat kematangan.
The success of a software organization in managing software project is not only depending on the technical achievement and software development methodology achievement; but also the level of capability maturity in software development The Software Engineering Institute (SIE) has developed the Capability Maturity Model as a framework for continuous improvement ability for an organization's software process. In business environment to obtain a formal confession that the organization is concerned and committed to product quality and better development process, the organizations has to conform to the 150 9000 quality management system standard. The objective of this thesis is to develop a strategy and steps for the organization to reach level two of Capability Maturity Model as a vehicle to conform to the 150 9000 standard In order to make a workable strategy, PT Widia Raharja lnformatika (PT .WW) was depicted as a case study. The evaluation of current software process was conducted followed by developing evolving steps to reach the Capability Maturity Model level two. By reaching Capability Maturity Model level two, additional action will be taken for complying the ISO 9001 standard. Although most of clauses on 150 9001 standard will be conform by achieving level two Capability Maturity Model,, there are still three more clauses doesn't meet Those clauses are clause 41 0 inspection and testing clause 4.11 inspection, measurement and testing equipment and clauses 4.19 servicing. To meet those clauses the organization has to do an accurate planning making procedures for each activity, and having a better documentation. finally, the developed implementation strategy is useful as a general guides for organization that insist to implement 150 9000 quality management system standard, by adopting the Capability Maturity Mode/ approach.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Bib Paruhun
Abstrak :
Pada penelitian ini dirancang sistem pengendali banjir, serta dilakukan pengujian terhadap rancangan tersebut. Dalam tahap perancangan dan pengujian digunakan alat bantu software ObjectGEODE dari Verilog. ObjectGEODE memiliki antara lain : OMT (Object Modeling Technique) Editor yang digunakan untuk memodelkan ciri-ciri statis sebuah sistem dengan pendekatan objek, SDL (Specification and Description Language) Editor yang digunakan untuk menyatakan spesifikasi dan deskripsi sistem, MSC (Message Sequence Chart) Editor yang digunakan untuk menyatakan spesifikasi sistem, dan Simulation Builder yang digunakan untuk melakukan verifikasi serta validasi. Dalam perancangan ini terdapat 4 fase : requirement analysis, architectural design, detailed design, test design. Pada fase analisa kebutuhan (requirement analysis) digunakan OMT dan MSC. Pada fase rancangan arsitektural (architectural design) digunakan SDL. Rancangan tes (test design) yang menggunakan MSC, dilakukan secara paralel dengan fase ini. Rancangan Lengkap (Detailed design) dilakukan dengan menggunakan SDL, pada fase ini diagram proses dilengkapi. Arsitektur MSC yang telah dibuat diperhalus pasha fase ini untuk melengkapi rangkaian tes. Pengujian terhadap rancangan dilakukan dengan bantuan Simulation Builder. Untuk memperkirakan datangnya banjir digunakan diusulkan penggunaan rumus. Keadaan pada sistem pengendali banjir dibedakan atas Aman, Hati-hati 1, Hati-hati 2, Bahaya, Banjir I, Banjir 2, dan ditentukan faktor-faktor apa yang menyebabkan perpindahan dari suatu keadaan ke keadaan lain. Pembagian menjadi 6 keadaan ini cukup mewakili tahapan-tahapan kejadian yang akan terjadi dengan optimum.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>