Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3580 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ibrahim Kholilul Rohman
"Studi ini berangkat dari suatu ide bagaimana mendesain suatu kebijakan moneter yang efektif dalam mempengaruhi sektor riil baik di tingkat nasional maupun di tingkat daerah. Untuk itu, desain dari studi ini memiliki 3 tujuan utama: (i) melihat channel mekanisme transmisi yang paiing signifikan bekerja di Indonesia serta menentukan channel mekanisme transmisi yang paling terimbas oleh adanya krisis, (ii) melihat faktor apakah yang paling dominan mempengaruhi suatu mekanisme transmisi jalur kredit, (ii) menunjukkan perfomance mekanisme transmisi kebijakan moneter antar daerah. Untuk mencapai tujuan tersebut, digunakan dua pendekatan utama, yaitu ekonometri time series (dengan Ordinary Least Square dan Polynomial Distributed Lag) untuk menjawab tujuan (i) dan (ii) serta ekonometri spasial unluk menjawab (iii). Dari hasil yang ditemukan dapai dijelaskan bahwa, credit channel dan money channel bekerja dengan tingkat efektifitas yang sama sebelum krisis meskipun setelah krisis, credit channel lebih volatile. Faktor permintaan dan penawaran bekerja dengan tingkat signifikansi yang sama dalam credit channel. Di level daerah, terdapat justifikasi signifikannya hubungan spasial antar daerah. Sementara itu credit channel terlihat lebih tercluster yang mengindikasikan jalur mekanisme ini harus lebih diprioritaskan karena Iebih manageable di level daerah yang memungkinkan kebijakan moneter terserap Iebih baik."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T16988
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ubaidillah
"Krisis ekonomi yang melanda negara-negara Asia Timur termasuk beberapa negara ASEAN membuat publik memberikan perhatian pada kemampuan neraca pembayaran dan transaksi berjalan. Defisit transaksi berkepanjangan yang berkepanjangan diduga menjadi salah satu penyebab krisis karena defisit tersebut tidak sustainable dan membebani devisa. Pendekatan model intertemporal budget constrain: dapat digunakan untuk menganalisis tingkat keberlanjutan transaksi berjalan suatu negara. Pendekatan ini melihat hubungan antar waktu antara transaksi berjalan dengan net output dengan memaksimalkan discounted value utility-nya dari fungsi konsumsi yang dibangun.
Estimasi bivariat VAR dari pendekatan intertemporal menunjukkan bahwa pada semua lima Negara ASEAN, posisi defisit neraca pembayaran menghasilkan peningkatan net output pada periode berikutnya. Namun pada tahapan selanjutnya, hanya pada kasus Singapura, Indonesia dari Malaysia yang peningkatan net output-nya berpengaruh dalam memperbaiki posisi defisit transaksi berjalan dengan Singapura yang menunjukkan pengaruh paling kuat. Sementara untuk Thailand, pengaruhnya tidak konsisten dan Philipina tidak menunjukkan pengaruh signifikan. Dengan kata lain, tidak berlangsung siklus yang mulus dari posisi deficit ke peningkatan net output dan perbaikan posisi transaksi berjalan pada periode berikutnya. Meskipun demikian, kelima Negara ASEAN secara umum menunjukkan posisi transaksi berjalan yang masih sustainable pada sebagain besar periode antara 1966-2004. Posisi yang tidak aman hanya terjadi pada beberapa periode pendek di Indonesia, Malaysia, Philipina dan Thailand terutama menjelang krisis 1997/1998. Trade balance menjadi factor penting dalam menentukan keberlanjutan transaksi berjalan. Namun pelajara dari krisis menunjukkan aliran modal jangka pendek yang cenderung massif dan tinggi juga berpotensi membahayakan posisi transaksi berjalan. Posisi transaksi berjalan yang tidak sustainable sekaligus juga menjadi sinyal terjadinya krisis ekonomi terutama disektor eksternal (nilai tukar dan kewajiban luar negeri)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T16987
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luki Ahmad
"Inflation targeting adalah suatu kerangka kebijakan moneter yang dicirikan paling tidak tiga hal utama, yaitu sebagai berikut. Pertama, kebijakan moneter diarahkan secara eksplisit pada pencapaian target inflasi yang diumumkan secara jelas kepada publik. Kedua, dalam kerangka ini, kebijakan moneler dilakukan dengan merespons perkembangan inflasi ke depan. Ketiga, kebijakan moneter dilakukan secara transparan dengan akuntabilitas terukur. Inflation targeting mendorong peningkatan good governan (kepercayaan masyarakat). Salah satu karakteristik utama inflation targeting adalah kebijakan moneter dilakukan secara forward looking sehingga inflasi yang terjadi dapat dijaga agar sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Alamsyah et al (2001) mengemukakan bahwa salah satu prasyarat penting agar inflation targeting dapat dicapai adalah kemampuan untuk memforecast inflasi. Karena kemampuan ini akan dijadikan dasar dalam menentukan kebijakan moneter yang tepat untuk mengatasinya. Kemampuan mengestimasi inflasi, sangat ditentukan oleh ketersedian informasi yang ada, yang dapat memberikan signal tentang arah aktivitas perekonomian (leading economic indicator). Salah satu informasi yang penting adalah pergerakan asset prices.
Pertumbuhan jumlah dan nilai emisi saham dipasar modal Indonesia juga disertai juga dengan pertumbuhan nilai kapitalisasi pasar dikedua bursa efek nasional, Khusus di PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ). Nilai kapitalisasi pasar BEJ mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 61% setiap tahunnya dalam kurun waktu 1990 Sampai dengan 1997. Pasca krisi moneter 1997, terlihat bahwa pertumbuhan nilai kapitalisasi tersebut mengalami pelemahan hingga setidaknya akhir tahun 2001, untuk kembali mulai menguat ditahun 2002 lalu seiring dengan relatif semakin stabilnya situasi politik dan kondisi perekonomian makro di tanah air.
Dari latar belakang selanjutnya diketengahkan rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana pengaruh asset price terhadap inflasi di Indonesia, Bagaimana respon pergerakan asset price terhadap pembahan kebijakan moneter di Indonesia.
Penelitian menggunakan pendekatan metode VAR, dengan hasil penelitian antara lain: Terdapat pengaruh positif antara shock yang terjadi pada aset price (indeks harga saham gabungan) memberikan konstribusi yang positif terhadap tingkat inflasi di Indonesia. Terdapat pengaruh antara shock yang terjadi pada aset prices (harga emas) memberikan konstribusi yang positif terhadap tingkat infiasi di Indonesia. Terdapat pengaruh negatif yang nyata antara kebijakan moneter yang dikeluarkan Bank Indonesia dengan shock aset price."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17093
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rakhmat
"Beralihnya sistem nilai tukar rupiah dari sistem mengambang terkendali (managed floating exchange rate system) ke sistem nilai tukar mengambang penuh (floating exchange rate system) sejak Agustus 1997 dan pelaksanaan kebijakan inflation targeting sejak tahun 2000, telah menimbulkan berbagai perubahan pada perilaku dan hubungan antar variabel ekonomi moneter di Indonesia. Salah satu yang mendasar adalah perilaku pergerakan nilai tukar dan pengaruhnya terhadap inflasi (exchange rate pass through). Pertanyaan mendasar dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh nilai tukar terhadap inflasi baik yang diukur dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Whole Price Indeks (WPI)? Apakah penerapan floating exchange rate system telah memperbesar exchange rare pass through? Apakah penerapan inflation targeting framework berdampak pada penurunan exchange rate pass through ?
Dengan menggunakan analisis Vector Autoregression (VAR) dari model rantai distribusi harga (price distribution chain) yang dikembangkan oleh McCharthy (2000) dan Belaisch (2003), penelitian ini menganalisis besarnya pass through nilai tukar terhadap tingkat inflasi untuk periode Januari 1993 sampai dengan Desember 2003 dan implikasi dari perubahan rejim nilai tukar dan penerapan inflation targeting framework terhadap exchange rate pass through. Hasil impuls respons function (IRF) dapat digunakan untuk melacak respons saat ini dan masa depan setiap variabel analisis akibat shock nilai tukar. Sedangkan hasil analisis variance decomposition digunakan untuk memprediksi kontribusi prosentase varians setiap variabel terhadap shock pada nilai tukar.
Hasil analisis VAR menunjukkan bahwa : (1) Pengaruh depresiasi nilai tukar terhadap tingkat inflasi selama periode Januari 1993 sampai dengan Desember 2003 yang diukur dengan IHK tidak cukup besar jika dibandingkan dengan WPI. Hal ini membuktikan bahwa pengaruh langsung (direct effect) nilai tukar terhadap tingkat inflasi ditransmisikan melalui harga barang impor atau barang perdagangan, (2) Perubahan rejim nilai tukar dari managed floating rate menjadi free floating rate menunjukkan hasil pass through nilai tukar terhadap tingkat inflasi yang semakin besar, (3) Pada periode penerapan inflation targeting framework, pengaruh depresiasi nilai tukar rupiah terhadap tingkat inflasi mengalami penurunan sangat signifikan, sebagaimana ditunjukkan oleh hasil estimasi pass through yang relatif lebih rendah dari periode kebijakan free floating rate tanpa target inflasi yang jelas."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T17088
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukma Ningrum
"Penelitian ini bertujuan menganalisis (1) Tingkat pendapatan yang diperoleh dari usaha tani tebu secara privat maupun sosial. (2) Apakah usaha tani tebu lebih menguntungkan secara sosial dibandingkan dengan usaha tani komoditi lainnya. (3) Apakah Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam usaha tani tebu dibandingkan dengan impor. Penelitian ini di lakukan dengan menggunakan Policy Analysis Matrix (PAM) sebagai alas analisis. PAM adalah aplikasi dari analisis biaya dan keuntungan sosial dan konsep dasar dari teori perdagangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha tani tebu secara privat menguntungkan namun tidak menguntungkan secara sosial. Usaha tani yang tidak efisien memungkinkan petani untuk beralih ke usaha tani lain yang lebih menguntungkan seperti komoditi padi, jagung dan kedelai yang berumur pendek dalam memperoleh hasil dibandingkan dengan usaha tani tebu.
Keuntungan yang negatif pada harga sosial mengindikasikan bahwa usaha tani tebu tidak efisien dan tidak memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan pendapatan nasional. Dengan kata lain usaha tani tebu tidak memiliki keunggulan komparatif sebagai komoditi substitusi impor.
Sumberdaya lahan dan angkatan kerja yang tersedia, pengalaman industri gula dan perlindungan pemerintah ternyata belum efekif untuk menjadikan semakin dewasanya industri gula domestik, bahkan cenderung melemah karena kebijakan protektif ternyata berdampak disinsentif terhadap inovasi dan efisiensi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T17090
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Armenzano Yulianto
"Kondisi industri tekstil Indonesia yang dari tahun ke tahun semakin menurun, menggugah penulis untuk melakukan penelitian mengenai seberapa besar tingkat efisiensi dan seberapa banyak industri tekstil dan produk tekstil di Indonesia yang mampu melakukan efisiensi serta seberapa banyak perusahaan yang ada dalam industri tekstil dan produk tekstil yang mampu melakukan efisiensi. Industri tekstil dan produk tekstil di dalam penelitian ini dipecah ke dalam 3 klasiflkasi sesuai dengan ISIC yang berlaku, yakni industri tekstil (ISIC 17), industri pakaian jadi (ISIC 18) dan industri kulit dan barang dari kulit (ISIC 19). Berbeda dengan penelitian-penelitian tingkat efisiensi pada industri tekstil sebelumnya, penelitian kali ini menggunakan metode Data envelopment Analysis dengan pendekatan input. Model DEA yang digunakan adalah model variable return to scale (VRS).
Adapun pada penelitian kali ini penulis menggunakan data net (value added) output. Variabel yang mempengaruhi output tersebut ada 2, yakni, kapital (K) dan tenaga kerja (Labor). Penelitian ini menggunakan data statistik industri tekstil Indonesia skala besar dan menengah untuk tingkat perusahaan kurun waktu tahun 1999 - 2001.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa secara umum tingkat efisiensi pada industri tekstil dan produk tekstil di Indonesia masih rendah. Jumlah perusahaan yang ada di dalam suatu industri tekstil dan produk tekstil turut menentukan tingkat efisiensi industri tersebut, secara umum industri dengan jumlah perusahaan yang relatif sedikit memiliki tingkat efisiensi yang lebih baik. Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa jumlah perusahaan yang efisien dalam industri tekstil dan produk tekstil relatif sangat kecil bila dibandingkan dengan total perusahaan dalam industri tersebut, rata-rata sekitar 4% dari total perusahaan yang ada. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa secara umum perusahaan skala besar lebih efisien jika dibandingkan dengan perusahaan skala menengah.
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pihak-pihak terkait yang berkepentingan. Selain itu diharapkan pula pengukuran etisiensi ini tetap dilanjutkan dari tahun ke tahun, agar industri ini tetap terpantau jangan sampai kolaps, karena industri tekstil dahulu pernah menjadi komoditi primadona bagi pemasukan devisa negara, dan diharapkan industri ini akan bangkit kembali di masa-masa mendatang."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T17091
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tatik Windari
"Potensi pariwisata sebagai salah satu alternatif dalal upaya peningkatan perekonomian daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan suatu hal yang menarik untuk diteliti. Keberadaan pariwisata yang rentan terhadap situasi keamanan, politik, ekonomi dan lainnya membuat pariwisata pasang surut seiring pasang surutnya situasi tersebut. Keberadaan pariwisata didukung oleh sektor-sektor yang ada dalam perekonomian; artinya, pariwisata tidak muncul sebagai sektor tersendiri, tetapi lebih merupakan suatu kegiatan yang ditopang oleh berbagai sektor yang ada.
Penelitian ini berusaha mencari jawaban atas pertanyaan mengenai peran pariwisata terhadap perekonomian daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk itu, metodologi yang dipakai dalam penelitian ini meliputi analisis deskriptif, analisis input output dan analisis simulasi.
Hasil yang didapat dari analisis deskriptif adalah : (1) keberadaan pariwisata Yogyakarta terkait dengan kondusif tidaknya situasi Jakarta dan Bali. Hal itu dikarenakan secara geografis Yogyakarta terletak di antara keduanya; (2) kunjungan wisman paling banyak pada bulan Januari, Juli dan Desember, sedangkan wisnus pada bulan Juli; (3) pola belanja wisman dan wisnus berbeda, wisman mengalokasikan uangnya terbanyak untuk akomodasi dan wisnus paling banyak membelanjakan uangnya untuk transportasi; (4) pasar potensial wisman berasal dari Belanda, Jepang, Perancis, Jerman dan Amerika Serikat , sedangkan wisnus berasal dari DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan DIY sendiri.
Hasil analisis input output memperlihatkan bahwa peran pariwisata terhadap output Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2004 sebesar 5,89%, Sedangkan terhadap upah dan gaji sebesar 6,04%. Dalam hal output, sektor yang paling banyak menerima dampak dari pariwisata adalah sektor 3 (industri pengolahan) dan dalam hal upah dan gaji, sektor 12 (jasa lain) menerima dampak terbesar dari pariwisata ini. Secara umum, peran pariwisata Yogyakarta terhadap penciptaan output maupun upah dan gaji daerah masih relatif kecil.
Hasil analisis simulasi memperlihatkan bahwa kenaikan jumlah wisman 5% dan wisnus 15% lebih besar pengaruhnya terhadap upah dan gaji maupun output daerah dibandingkan dengan kenaikan belanja wisatawan yang naik masing-masing 10% ke sektor perdagangan, restoran, hotel, angkutan dan jasa lain.
Pencitraan daerah sebagai daerah tujuan wisata yang aman dan nyaman harus diwujudkan dengan kerjasama antar daerah, promosi ke negara/daerah selain pasar potensial dan peningkatan lama tinggal wisatawan merupakan bebepara implikasi kebijakan yang direkomendasikan dari hasil penelitian ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17191
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moch. Doddy Ariefianto
"Tesis ini melakukan penelitian pada keberadaan dan karakteristik ekonomi co-movement mata uang ASEAN 4. Secara lebih spesifik, penelitian ditujukan untuk menjawab tiga pertanyaan, yakni (1) apakah pergerakan bersama tersebut berarti secara statistik?, (2) jika signifikan, mekanisme fundamental apakah yang melandasinya? Studi literatur lebih lanjut menunjukkan kemungkinan teori Optiumm Currency Area (OCA) berperan sebagai penjelas dan (3) apakah fenomena co-movement ini adalah dampak faktor global (pergerakan JPY).
Untuk menjawab pertanyaan penelitian, tesis ini menggunakan model Vecfor Error Correction Model (VECM) untuk merangkum dinamika jangka pendek dan jangka panjang co-movement mata uang ASEAN 4 dan variabel karakteristik OCA. Stalistik koefisien yang melebihi nilai kritis merupakan syarat untuk menyatakan bahwa fenomena co-movement mata uang ASEAN 4 adalah berarti dan dapat dijelaskan oleh OCA. Statistik yang dianalisis ini meliputi: koelisien kointegrasi, stabilitas, dan pemenuhan persyaratan asumsi klasik. Variabel karakteristik OCA yang dipilih meliputi jumlah uang bcredar (MI), tingkat bunga deposito, inflasi dan pendapatan riil domestik. Semua variabel diukur terhadap suatu benchmark tertentu, yakni Amerika Serikat, mengingat co-movement mata uang ASEAN 4 diamati terhadap USD. Disamping itu pergerakan nilai tukar USD/JPY juga dimasudkan sebagai variabel kontrol, untuk membuka kemungkinan keberadaan faktor global lain yang berpengaruh pada co-movement ASEAN 4.
lnferensi terhadap hasil estimasi memberikan tiga kesimpulan panting, yakni:
1. Co-movement diantara mata uang ASEAN4 merupakan suatu fenomena yang kurang didukung oleh data. Hal ini bisa dilihat dari tingkat signifikansi yang rendah dari hasil estimasi persamaan jangka pendek dan jangka panjang baik pada OCA bivariat maupun model lengkap. Disamping itu tanda dari koeflsien yang diperoleh juga tidak homogen.
2. Teori OCA tidak terlihat cukup robust didalam menjelaskan fenomena co-movement yang ada. Hal ini berlaku baik pada model Iengkap maupun model bivariat. Indikasi atas hal ini dapat dilihat dari rendahnya signifikansi dari variabel eksogen didalam ECM.
3. Keberadaan OCA juga merupakan fenomena global. Hal ini terindikasi dari homogenitas tanda koefisien dan juga signifikansi parameter yangcukup baik dari variabel pengaruh JPY."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17175
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purri Andriaty Subana
"Pengaruh dimensi waktu dan ruang (spatial) baik pada skala daerah (region) ataupun negara (state) adalah dua dimensi penting dalam sebuah analisa perekonomian. Penggunaan ilmu spasial ekonometrik memungkinkan studi ini menganalisa interaksi antar variabel ekonomi dalam ruang (spatial). Hasil analisa menunjukkan bahwa terdapat pengaruh tingkat urbanisasi tenaga kerja, modal, tenaga kerja dan kualitas sumber daya manusia terhadap produksi output. Jenis spatial dependence yang terdapat dalam model adalah bentuk spatial error. Model spatial error menunjukkan adanya efek global dari hasil interaksi antar kabupaten/kota dalam kegiatan ekonomi. Ini merupakan indikator bahwa masing-masing daerah seharusnya saling bekerjasama dalam usaha untuk meningkatan pertumbuhan ekonominya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T17158
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erlly Kurniati
"Penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah akan terlaksana secara optimal apabila diikuti dengan pemberian sumber-sumber penerimaan yang cukup kepada daerah. Daerah diberikan hak untuk mendapatkan sumber keuangan yang antara lain berupa kewenangan memungut dan mendayagunakan pajak dan retribusi daerah. Untuk itu Pemerintah Kota Bekasi menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 19 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan dan Retribusi Parkir serta Terminal, sebagai upaya dalam mendapatkan pemasukan bagi Pemerintah Daerah guna membiayaan penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan.
Potensi Retribusi Terminal di Kota Bekasi sangat besar, namun pada kenyataanya realisasi penerimaan Retribusi Terminal dari tahun ke tahun sangat kecil (namun apabila dibandingkan dengan target penerimaan rata-rata mendekati 100%), sehingga kontribusinya terhadap total penerimaan retribusi juga kecil. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan Retribusi Terminal di Kota Bekasi, mengkaji kendala-kendala yang dihadapi dan mengetahui proyeksi penerimaan Retribusi Terminal di rasa yang akan datang.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa Kontribusi Retribusi Terminal terhadap penerimaan retribusi daerah saat ini masih relatif kecil, rata-rata sebesar 4,30% per tahunnya. Pemberi kontribusi terbesar bagi penerimaan Retribusi Terminal berasal dari penerimaan Retribusi Parkir Kendaraan Umum di Dalam Terminal yang mencapai 90,35% dari total penerimaan Retribusi Terminal. Dilihat dari pertumbuhannya sangat bervariasi; namun cenderung menurun. Nilai elastisitas Retribusi Terminal lebih besar dari satu, dan nilai AER yang meningkat pada tahun berikutnya, maka Retribusi Terminal cukup potensial untuk dikembangkan dan dijadikan sebagai salah satu sumber penerimaan bagi Pemerintah Kota Bekasi.
Hasil analisis proyeksi untuk lima tahun ke depan menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Namun hal yang perlu diperhatikan pula adalah pertama melihat potensi yang masih sangat besar, maka sebaiknya dalam penetapan target penerimaan Retribusi Terminal harus disesuaikan dengan potensi yang ada. Kedua, kendala di lapangan cukup berat/serius, antara lain, kondisi terminal yang ada di Bekasi, saat ini jauh dari memadai dan jumlah petugas retribusi masih kurang, baik dalam kualitas dan kuantitasnya, sehingga perlu segera diadakan pembenahan terminal dan peningkatan kuantitas dan kualitas petugas."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17219
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library