Ditemukan 11069 dokumen yang sesuai dengan query
Firiyaliza Aulianisa
"Penyakit hepatitis C menjadi salah satu penyebab utama kerusakan yang fatal pada organ hati (silent epidemic). World Health Organization (WHO) memperkirakan prevalensi pasien hepatitis C kronik sebesar 1,6% dari total populasi dunia atau sekitar 115 juta jiwa dan terdapat penambahan 3-4 juta kasus baru setiap tahunnya. Pengendalian penyakit hepatitis C merupakan strategi yang efektif dan berdampak pada peningkatan kualitas hidup penderita hepatitis C. Penggunaan obat yang rasional dikatakan apabila pasien menerima obat sesuai dengan kebutuhan kliniknya, dosis yang tepat, dan waktu pemakaian terukur. Oleh karena itu pentingnya dilakukan evaluasi penggunaan obat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik pasien hepatitis C agar memastikan terapi yang diberikan sesuai. Evaluasi penggunaan obat pada pasien hepatitis C di RSUP Fatmawati dilakukan pada periode Januari sampai dengan Agustus 2023 yang diklasifikasikan berdasarkan karakteristik usia yaitu paling banyak terjadi pada kelompok usia 51 – 60 tahun sebanyak 16 kasus (32,65%), jenis kelamin yaitu paling banyak terjadi pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 30 kasus (61,22%), serta terapi kombinasi obat dan lama pemberian obat yaitu paling banyak digunakan berupa terapi kombinasi Mydekla® (Daclastavir tab 60 mg) dan Myheb® (Sofosbufir tab 400 mg) dengan lama pemberian 24 minggu sebanyak 22 kasus (44.90%).
Hepatitis C disease is one of the main causes of fatal damage to the liver (silent epidemic). The World Health Organization (WHO) estimates the prevalence of chronic hepatitis C patients at 1.6% of the total world population or around 115 million people and there are an additional 3-4 million new cases each year. Controlling hepatitis C disease is an effective strategy and has an impact on improving the quality of life of hepatitis C patients. Rational drug use is said to be when patients receive drugs according to their clinical needs, the right dose, and the time of use is measured. Therefore, it is important to evaluate drug use at Fatmawati Central General Hospital (RSUP) to obtain an overview of the characteristics of hepatitis C patients in order to ensure that the therapy provided is appropriate. Evaluation of drug use in hepatitis C patients at Fatmawati General Hospital was carried out in the period January to August 2023 which was classified based on age characteristics, namely the most prevalent in the 51-60 years age group as many as 16 cases (32.65%), gender, namely the most prevalent in male gender as many as 30 cases (61.22%), as well as drug combination therapy and duration of drug administration, namely the most widely used combination therapy of Mydekla® (Daclastavir tab 60 mg) and Myheb® (Sofosbufir tab 400 mg) with a duration of 24 weeks as many as 22 cases (44.90%). 90%)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Juise Fennia Putri
"Pemantauan Terapi Obat (PTO) merupakan suatu proses yang mencakup kegiatan untuk memastikan terapi Obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien. Tujuan PTO adalah meningkatkan efektivitas terapi dan meminimalkan risiko Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki. Pasien yang mendapatkan terapi obat mempunyai risiko mengalami masalah terkait obat. Pasien Geriatri merupakan pasien lanjut usia dengan multi penyakit dan/atau gangguan akibat penurunan fungsi organ, psikologi, sosial, ekonomi dan lingkungan yang membutuhkan pelayanan kesehatan secara terpadu. Metode yang digunakan dalam laporan ini adalah studi prospektif melalui lembar instruksi harian pasien (buku list terapi pasien), catatan rekam medik pasien, terapi farmakologi dan catatan SOAP pasien pada sistem rumah sakit (SIMRS PRIMA). Apoteker farmasi klinis memegang penting peranan dalam pemantauan terapi obat dalam rangka memaksimalkan keselamatan dan kualitas hidup pasien.
Drug Therapy Monitoring (PTO) is a process that includes activities to ensure safe, effective and rational drug therapy for patients. The goal of PTO is to increase the effectiveness of therapy and minimize the risk of Adverse Drug Reactions. Patients receiving drug therapy are at risk of experiencing drug-related problems. Geriatric patients are elderly patients with multiple diseases and/or disorders due to decreased organ, psychological, social, economic and environmental function who require integrated health services. The method used in this report is a prospective study using the patient's daily instruction sheet (patient therapy list book), patient medical records, pharmacological therapy and patient SOAP notes in the hospital system (SIMRS PRIMA). Clinical pharmacy pharmacists play an important role in monitoring drug therapy in order to maximize patient safety and quality of life."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Stella Maureen Wijaya
"Pedagang Besar Farmasi (PBF) berperan penting dalam menangani hingga mendistribusikan sediaan, termasuk sediaan yang sensitif terhadap kondisi lingkungan sekitar seperti produk Cold Chain Product (CCP). PBF harus dapat memastikan efikasi maupun kualitas produk sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku ketika didistribusikan. Kualifikasi tempat penyimpanan Produk Rantai Dingin (CCP) dilakukan untuk melihat kestabilan suhu selama penyimpanan CCP di kulkas dan data logger yang baru dikalibrasi. Kualifikasi dilakukan pada kulkas yang terisi Cold Chain Product (CCP) yang biasa disimpan di gudang MDC (Medical) dengan cara menyambungkan data logger ke aplikasi di komputer, melakukan setting pada data logger untuk merekam data suhu setiap 30 menit selama 3 hari, meletakkan data logger yang sudah terkalibrasi pada titik suhu tertinggi di kulkas, dan melakukan analisis pada data suhu yang telah direkam data logger setelah 3 hari. Diperoleh hasil bahwa kulkas tersebut dapat mempertahankan suhu 2°C hingga 8°C. Hasil pengujian pemulihan suhu pembukaan pintu kulkas menunjukkan bahwa kulkas penyimpanan CCP memiliki kinerja yang baik dikarenakan setelah pintu kulkas dibuka, suhu dapat turun kembali ke suhu yang ditentukan selama kurang dari 30 menit.
Pharmaceutical Wholesalers (PBF) play an important role in handling and distributing preparations, including preparations that are sensitive to environmental conditions such as Cold Chain Products (CCP). PBF must be able to ensure product efficacy and quality in accordance with applicable legislation when distributed. Qualification of the Cold Chain Product (CCP) storage area is carried out to see the temperature stability during CCP storage in the refrigerator and the newly calibrated data logger. Qualification was carried out on a refrigerator filled with Cold Chain Product (CCP) commonly stored in the MDC (Medical) warehouse by connecting the data logger to the application on the computer, setting the data logger to record temperature data every 30 minutes for 3 days, placing the calibrated data logger at the highest temperature point in the refrigerator, and analyzing the temperature data recorded by the data logger after 3 days. It was found that the refrigerator can maintain a temperature of 2°C to 8°C. The results of the refrigerator door opening temperature recovery test show that the CCP storage refrigerator has good performance because after the refrigerator door is opened, the temperature can drop back to the specified temperature in less than 30 minutes."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Juise Fennia Putri
"Kesesuaian obat adalah obat yang digunakan untuk pelayanan kesehatan di puskesmas diharapkan sama dengan obat yang tercantum dalam formularium nasional. Obat yang ada di puskesmas harus disesuaikan dengan kebutuhan untuk pelayanan pengobatan pada masyarakat di wilayah kerjanya. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif yaitu menggunakan data formularium puskesmas matraman tahun 2023. Persentase kesesuaian berdasarkan item obat pada formularium puskesmas di puskesmas kecamatan matraman tahun 2023 sebesar 70,28%. Ketidaksesuaian obat antara formularium nasional dengan formularium puskesmas matraman disebabkan oleh beberapa pertimbangan seperti puskesmas mempertimbangkan preferensi dan kebutuhan kesehatan masyarakat setempat, banyaknya jumlah pasien yang datang ke puskesmas yang memerlukan penggunaan obat tersebut daripada obat yang ada di fornas, pemilihan dan pertimbangan klinis oleh dokter dan petugas kesehatan berdasarkan kondisi spesifik pasien.
Drug suitability means that the drugs used for health services at community health centers are expected to be the same as the drugs listed in the national formulary. The medicines available at the community health center must be adapted to the needs of medical services for the community in the work area. Data collection was carried out retrospectively, namely using the 2023 Matraman Community Health Center formulary data. The percentage of conformity based on drug items in the health center formulary in the Matraman sub-district health center in 2023 is 70.28%. The discrepancy between medicines between the national formulary and the Matraman Community Health Center formulary is caused by several considerations, such as the Community Health Center taking into account the preferences and health needs of the local community, the large number of patients coming to the Community Health Center who require the use of these drugs rather than the drugs available at the Fornas, selection and clinical considerations by doctors and staff. health based on the patient's specific condition."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nanda Nurhayati
"Pelayanan kefarmasian di instalasi rumah sakit dilakukan sesuai standar pelayanan kefarmasian yang telah ditetapkan sebagai pedoman apoteker dalam menjalankan profesinya. Salah satunya terkait pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai dengan tujuan menganalisis kesesuaian tempat penyimpanan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan hasil observasi terhadap standar penyimpanan obat dan bahan medis habis pakai dan ditemukan hasil bahwa penyimpanan obat dan bahan medis habis pakai sudah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Sistem penyimpanan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai yang telah tepat diharapkan membantu pelayanan obat dapat dilaksanakan secara tepat guna dan hasil guna.
Pharmaceutical services in hospital installations are carried out in accordance with pharmaceutical service standards that have been set as guidelines for pharmacists in carrying out their profession. One of them is related to the management of pharmaceutical preparations and consumable medical materials with the aim of analyzing the suitability of storage places for pharmaceutical preparations and consumable medical materials. The analysis was carried out by comparing the observation results against the storage standards of medicine and consumable medical materials and found that the storage of medicine and consumable medical materials was in accordance with the standards that had been set. The right storage system for pharmaceutical preparations and consumable medical materials is expected to help medicine services be carried out appropriately and effectively."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nanda Nurhayati
"Dalam rangka mewujudkan pengelolaan obat yang optimal di puskesmas, diperlukan suatu edukasi kesehatan. Apoteker sebagai tenaga kefarmasian memiliki peran penting untuk memberikan informasi selengkapnya mengenai obat yang didapatkan salah satunya dengan mengguakan media flipchart yang berisi informasi terkait DAGUSIBU (dapatkan, gunakan, simpan, dan buang) obat secara benar dengan tujuan sebagai upaya promosi kesehatan terhadap pasien. Informasi kesehatan terkait dagusibu obat dikumpulkan melalui berbagai kepustakaan yang relevan kemudian dituangkan dalam bentuk flipchart menggunakan aplikasi canva. Flipchart yang telah dicetak dapat digunakan sebagai media promotif dan preventif di Puskesmas.
In order to realize optimal medicine management in sub-district health centers, a health education is needed. Pharmacists as pharmaceutical personnel have an important role to provide more information about the medicine obtained, one of which is by using flipchart media that contains information related to DAGUSIBU (getting, using, storing, and disposing) medicine correctly with the aim of promoting health to patients. Health information related to getting, using, storing, and disposing of medicine is collected through various relevant literature and then poured in the form of a flipchart using the canva application. Flipcharts that have been printed can be used as promotional and preventive media at sub-district health centers."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nanda Nurhayati
"Pelayanan farmasi klinik merupakan bagian penting dari komitmen apotek untuk memberikan pelayanan prima. Pengkajian resep merupakan bagian penting dalam pelayanan farmasi klinik untuk menentukan masalah terkait obat dalam resep seperti obat antihipertensi. Tujuan dari pengkajian ini adalah menilai kerasionalan resep dalam aspek administratif, farmasetik, dan klinis pada resep obat antihipertensi yang dilayani oleh Apotek Roxy Biak selama bulan April 2023. Dari seluruh resep yang masuk, dipilih dua resep untuk dikaji aspek administratif, farmasetik, dan klinisnya. Berdasarkan pengkajian dari aspek farmasetik, kedua resep tidak ada penyimpangan, namun dari aspek administratif tidak terdapat berat badan pasien dan paraf pembuat resep dan dari aspek klinis terdapat adanya duplikasi dan interaksi antar obat yang perlu dimonitor. Hal tersebut perlu dikonfirmasi kembali untuk mencegah terjadinya kesalahan pemberian obat.
Clinical pharmacy services are an important part of the pharmacy's commitment to provide excellent service. Prescription assessment is an important part of clinical pharmacy services to determine problems related to prescription drugs such as antihypertensive drugs. The purpose of this review is to assess the rationality of prescriptions in administrative, pharmaceutical, and clinical aspects of antihypertensive drug prescriptions served by Roxy Biak Pharmacy during April 2023. Of all the incoming prescriptions, two prescriptions were selected to be studied for administrative, pharmaceutical, and clinical aspects. Based on the assessment from the pharmaceutical aspect, there are no irregularities in the two prescriptions, but from the administrative aspect there is no patient weight and prescription-making paraphrasing and from the clinical aspect there is duplication and interaction between drugs that need to be monitored. This needs to be reconfirmed to prevent the occurrence of medication errors."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Juise Fennia Putri
"Kualitas mikrobiologi untuk bahan obat dan produk jadi merupakan salah satu persyaratan yang diperlukan untuk mencapai cara pembuatan obat yang baik dan benar. Salah satu hal yang dilakukan dalam pemeriksaan mikrobiologi adalah identifikasi bakteri. Dengan mengidentifikasi dan mengkarakerisasi mikroba, perusahaan farmasi dapat mengambil langkah yang diperlukan untuk mencegah kontaminasi dan menjaga produk tetap aman bagi konsumen. Tujuan dari protokol validasi adalah untuk menentukan skrip pengujian yang harus diikuti untuk menjamin bahwa proses dan peralatan siap untuk memproduksi produk akhir yang aman dan efektif. Metode pengambilan data yang dipakai dalam laporan ini adalah prospektif yang diperoleh dari PT Mahakam Beta Farma. Data tersebut berupa manual book Remel RapID System, dan buku uji biokimia dengan RapId System Laboratorium Mikrobiologi PPOMN BPOM Tahun 2014. Protokol validasi identifikasi bakteri oleh laboratorium QC mikrobiologi PT Mahakam Beta Farma dilakukan berdasarkan validasi yang telah dilakukan oleh Laboratorium Mikrobiologi Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional BPOM dengan metode uji biokimia dengan kit system menggunakan software ERIC sudah dinyatakan valid/ benar dari hasil validasi uji biokimia dengan RapID System dari 3 kali pengulangan dengan RapID system.
Microbiological quality for medicinal ingredients and finished products is one of the requirements needed to achieve good and correct drug manufacturing methods. One of the things carried out in a microbiological examination is the identification of bacteria. By identifying and characterizing microbes, pharmaceutical companies can take the necessary steps to prevent contamination and keep products safe for consumers. The purpose of a validation protocol is to determine the test script that must be followed to guarantee that the process and equipment are ready to produce a safe and effective final product. The data collection method used in this report is prospective, obtained from PT Mahakam Beta Farma. The data is in the form of a Remel RapID System manual book, and a biochemical test book with the 2014 PPOMN BPOM Microbiology Laboratory RapId System. The validation protocol for bacterial identification by the PT Mahakam Beta Farma microbiology QC laboratory was carried out based on validation carried out by the Microbiology Laboratory of the National Food and Drug Testing Center of BPOM with a biochemical test method with a kit system using ERIC software which was declared valid/correct from the results of biochemical test validation with RapID System of 3 repetitions with the RapID system."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Anfa Adnia Fatma
"Penggunaan Obat Rasional (POR) merupakan salah satu langkah untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu. Parameter dalam Penggunaan Obat Rasional (POR) di sarana pelayanan kesehatan difokuskan pada prevalensi penyakit terbanyak di Indonesia, salah satunya yaitu ISPA non pneumonia dan diare non spesifik. Kemenkes memberikan indikator POR pada 2 diagnosis penyakit yaitu ISPA non pneumonia dengan batas toleransi penggunaan antibiotik sebesar 20% dan diare non spesifik sebesar 8%. Data diambil secara retrospektif berupa resep obat pasien sebanyak 25 pasien ISPA non pneumonia dan 20 pasien diare non spesifik yang terdapat pada Puskesmas Kelurahan Dukuh. Kerasionalan penggunaan obat menggunakan obat berdasarkan dengan indikasi pada penyakit ISPA non pneumonia dan diare non spesifik. Persentase penggunaan antibiotik pada ISPA non pneumonia sebesar 0% dengan nilai batas toleransi yang ditetapkan adalah ≤ 20% dan pada diare non spesifik sebesar 5% dengan nilai batas toleransi penggunannya adalah ≤ 8%. Persentase capaian kinerja penggunaan obat rasional (POR) pada Puskesmas Kelurahan Dukuh adalah 78,94%, yang dapat disimpulkan bahwa telah memenuhi target POR Nasional yaitu lebih dari 60%.
Rational Drug Use (RDU) is one step in getting quality health services. Parameters for Rational Drug Use (RDU) in health care facilities are focused on the prevalence of the most common diseases in Indonesia, one of which is non-pneumonic ARI and non-specific diarrhea. The Ministry of Health provides RDU indicators for 2 disease diagnoses, namely non-pneumonic ARI with a tolerance limit for antibiotic use of 20% and non-specific diarrhea of ââ8%. The data was taken retrospectively in the form of patient medication prescriptions for 25 non-pneumonia ARI patients and 20 non-specific diarrhea patients at the Dukuh Village Health Center. The rationale for using drugs is using drugs based on indications for non-pneumonia ARI and non-specific diarrhea. The percentage of antibiotic use in non-pneumonic ARI is 0% with a set tolerance limit value of ≤ 20% and in non-specific diarrhea it is 5% with a tolerance limit value of ≤ 8%. The percentage of rational drug use (RDU) performance achieved at the Dukuh Village Health Center is 78.94%, which can be concluded that it has met the National RDU target of more than 60%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nur Afifah
"Hipertensi merupakan faktor risiko terhadap kerusakan organ penting seperti otak, jantung, ginjal, retina, pembuluh darah besar (aorta) dan pembuluh darah perifer (konsensus hipertensi). Oleh sebab itu seringkali pasien hipertensi menerima dua atau lebih obat (polifarmasi) sehingga terdapat kemungkinan resiko interaksi antar obat yang dapat mempengaruhi hasil terapi. Pemantauan interaksi obat perlu dilakukan pada resep pasien yang menerima terapi polifarmasi. Terapi antihipertensi dilakukan dalam jangka panjang sehingga perlu dilakukan pemantauan agar diperoleh target terapi dan mencegah terjadinya reaksi obat yang tidak diinginkan (ROTD). Apotek merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kefarmasian salah satunya adalah pengkajian dan pelayanan resep. Analisa interaksi obat pada resep hipertensi di Apotek Roxy Pondok Labu dilakukan berdasarkan informasi yang terdapat pada leaflet obat serta pengecekan interaksi pada beberapa situs drug interaction checker. Dari tiga resep yang dipilih merupakan resep yang ditebus pada bulan Maret-April 2023 ditemukan total 9 interaksi obat berdasarkan signifikansi dan 9 interaksi obat berdasarkan mekanisme kerja obat. Berdasarkan tingkat signifikansi interaksi obat yang ditemukan sebanyak 9 interaksi dimana interaksi moderate sebagai interaksi yang paling banyak muncul dengan persentase 66,67 % atau 6 dari total 9 interaksi. Berdasarkan mekanismenya, interaksi obat yang ditemukan sebanyak 9 interaksi dimana interaksi farmakodinamik yang paling banyak muncul dengan persentase 55,56 % atau 5 dari total 9 interaksi.
Hypertension is a risk factor for damage to important organs such as the brain, heart, kidneys, retina, large blood vessels (aorta) and peripheral blood vessels (hypertension consensus). Therefore, hypertension patients often receive two or more drugs (polypharmacy) so that there is a possible risk of interactions between drugs that can affect the results of therapy. Monitoring of drug interactions needs to be done on the prescriptions of patients receiving polypharmacy therapy. Antihypertensive therapy is carried out in the long term so that monitoring is necessary to obtain therapeutic targets and prevent unwanted Adverse Drug Reaction (ADR). Pharmacy is one of the health care facilities that provides pharmaceutical services, one of which is prescription assessment and service. Analysis of drug interactions in hypertension prescriptions at Roxy Pondok Labu Pharmacy was carried out based on information contained in the drug leaflet and checking interactions on several drug interaction checker sites. Of the three prescriptions selected, which were prescriptions filled in March-April 2023, a total of 9 drug interactions based on significance and 9 drug interactions based on drug mechanism of action were found. Based on the level of significance of drug interactions found as many as 9 interactions where moderate interactions as the most common interaction with a percentage of 66.67% or 6 out of a total of 9 interactions. Based on the mechanism, 9 drug interactions were found where pharmacodynamic interactions were the most common with a percentage of 55.56% or 5 out of a total of 9 interactions."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library