Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 430 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gabby Evitho
"Penelitian ini menguji pengaruh e-service quality dan sales promotion terhadap perceived quality dan attitude dapat mempengaruhi purchase intention asuransi kendaraan digital di Indonesia. Penelitian ini secara empiris mengacu pada asuransi kendaraan yang berbasis digital dalam layanannya dan diolah dengan metode SEM (Structural Equation Modeling). Dari 216 responden yang belum memiliki asuransi kendaraan digital didapatkan informasi bahwa dimensi dari e-service quality (efficiency, privacy, contact) berpengaruh secara positif terhadap perceived quality, namun tidak untuk dimensi lainnya (fulfilment dan availability). Monetary promotion berpengaruh seacara positif terhadap perceived quality namun tidak memiliki pengaruh langsung terhadap purchase intention. Selain itu, perceived quality terhadap asuransi kendaraan digital berpengaruh positif terhadap attitude sehingga mendorong purchase intention asuransi kendaraan digital. Penelitian ini akan memberikan saran kepada perusahaan asuransi kendaraan untuk mengetahui pengalaman layanan digital yang diinginkan dan mengetahui strategi pemasaran yang sesuai untuk meningkatkan purchase intention.

This study examines the effect of e-service quality and sales promotion on perceived quality and attitude drive favorable purchase intention on digital car insurance in Indonesia. This research empirically refers to digital-based car insurance in its services and processed by the SEM (Structural Equation Modeling) method. The data were collected from 216 respondents who do not have digital car insurance. The results show that the dimensions of e-service quality (efficiency, privacy, contact) positively influence the perceived quality of digital car insurance but the others dimension (fulfilment and availability) do not have positive effect. Monetary promotion also positively builds perceived quality but does not have a direct impact on purchase intention. The results also confirm that perceived quality on digital car insurance have positive impact on the attitude and also their attitude drives favorable purchase intention on digital car insurance. This study will provide insights for car insurance companies to know the desired experience in the digital touchpoints and what marketing techniques are suitable for driving purchase intention.
"
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rendi Tegar Pratama
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menentukan perilaku konsumen produk makanan anjing dan kucing berdasarkan Theory of Planned Behaviour. Berdasarkan teori, peneliti menggunakan model teoritis yang terdiri dari variabel attitude, subjective norms, perceived behavioural control (PBC), intention, behaviour dan diperluas dengan dimasukkannya variabel self-identity dan social norms. Survei dilakukan terhadap 300 pemilik anjing dan kucing melalui penyebaran kuesioner menggunakan platform online. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) menggunakan software LISREL 8.8 Full Version dan hasilnya menunjukkan bahwa intention cenderung dipengaruhi oleh attitude, subjective norms, perceived behavioural control (PBC), self-identity dan social norms. Selain itu, niat untuk membeli produk makanan anjing dan kucing cenderung mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Studi ini mendukung keselarasan Theory of Planned Behaviour dengan pemasaran produk makanan anjing dan kucing serta memperluas pemahaman tentang perilaku konsumen makanan anjing dan kucing.

The purpose of this research study was to identify the factors that determine the consumer behaviour of dog and cat food products based on the theory of planned behaviour. According to the theory, researchers propose a theoretical model consisting of the constructs of attitude, subjective norms, perceived behavioural control (PBC), intention, behaviour, and expanded with the inclusion of the self-identity and social norms construct. The survey was conducted with 300 dog and cat owners through a questionnaire distribution using an online platform. Data obtained were analyzed using structural equation model using LISREL 8.8 Full Version software and the results indicate that the intention tends to be influenced by the attitude, subjective norms, perceived behavioural control, self-identity and social norms constructs. Furthermore, the intention to purchase dog and cat food products tend to influence consumer purchasing behaviour. The study supports the alignment of the theory of planned behaviour (TPB) adherence to the marketing of dog and cat food products, extending the understanding of the behaviour of the dog and cat food consumers."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Nugroho
"Kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri atas lima pulau besar dan ribuan pulau kecil memicu munculnya aglomerasi serta isu disparitas antar wilayah. Aglomerasi dapat di lihat dengan munculnya kota sebagai sentra aktivitas ekonomi. Terjadinya disparitas bisa dilihat dari indikator jumlah PAD pada APBD di masing-masing propinsi. Disparitas dalam Ilmu Ekonomi Regional dapat diukur dengan indikator PDRB antar propinsi. Isu disparitas antar propinsi juga disebabkan karena faktor ketersediaan sumber daya dan fasilitas infrastuktur. Isu disparitas merupakan tantangan bagi efektivitas implementasi otonomi daerah dan desentralisasi fiskal di Indonesia The geographical condition of Indonesia which consist of five large islands and thousands of small islands, triggers agglomeration and disparity issue. Agglomeration can be seen with the emergence of cities as centers of economic activity. The disparity can be
seen from the indicator of the amount of PAD in the APBD in each province. Disparity in Regional Economics can be measured by inter-provincial GRDP indicators. The disparity issue is also due to the availability of resources and infrastructure facilities. The disparity issue is a challenge for the effectiveness of the implementation of regional autonomy and fiscal decentralization in Indonesia."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T53651
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roberta Fifin Amandaningrum
"Persaingan di industri kesehatan, pertumbuhan pelayanan Endoskopi dan rendahnya tarif BPJS dibandingkan dengan tarif rumah sakit, mendorong Rumah Sakit XYZ untuk mengevaluasi perhitungan biaya pelayanannya secara lebih
mendalam. Manajemen kendali mutu dan kendali biaya merupakan kunci sukses dalam menerapkan strategi pelayanan kesehatan berbasis nilai (Value-based healthcare). Time-Driven Activity Based Costing (TDABC) adalah metode
akuntansi biaya yang memberikan perkiraan biaya secara lebih akurat dibandingkan dengan metode biaya tradisional. TDABC menunjukkan kapasitas tidak terpakai (unused capacity) dari sumber daya yang dimiliki sehingga membantu pengelolaan sumber daya agar lebih efisien dan efektif. Tujuan penelitian ini adalah untuk menunjukkan bagaimana penerapan metode TDABC di unit Endoskopi Rumah Sakit XYZ melalui pemahaman tentang berbagai kelompok sumber daya (resource group) yang digunakan dalam proses pelayanan dan bagaimana melakukan alokasi biaya tidak langsung (indirect cost) dengan menggunakan waktu sebagai pemicu biaya utama (cost driver) sehingga dapat diketahui unused capacity dan disusun capacity-based income statement. Jenis penelitian ini adalah studi kasus deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif melalui analisa biaya dan profitabilitas di unit Endoskopi. Pengumpulan data berdasarkan data Rumah Sakit XYZ periode Januari-Desember 2017 serta hasil wawancara dan observasi langsung yang
dilakukan pada Oktober dan November 2018. Hasil studi kasus ini menyimpulkan bahwa dengan metode TDABC, biaya dan profitabilitas setiap jenis tindakan Endoskopi dianalisa secara lebih rinci dan akurat dimana indirect cost dialokasikan sesuai dengan sumber daya aktual yang digunakan sehingga dapat diketahui unused capacity dari setiap resource group. Melalui capacity-based income statement yang disusun, tingkat efisiensi menjadi lebih jelas dan terukur. Peninjauan kembali secara periodik terkait manajemen biaya dan tarif rumah sakit perlu dilakukan agar tetap selaras dengan perubahan lingkungan bisnis Rumah Sakit XYZ.

Competition in the healthcare industry, the growth of endoscopy procedures and the low rate of BPJS for endoscopy compared with the regular tariff, prompted XYZ
Hospital to evaluate the cost of its services. Management of quality and cost control are key to success in applying Value-based healthcare strategy. Time-Driven Activity Based Costing (TDABC) is a cost accounting method that can provide more accurate cost estimation than traditional costing method. TDABC can reveal the unused capacity of its resources that help hospital resource management runs
efficiently and effectively. The purpose of this case study is to demonstrate how TDABC method is applied in Endoscopy unit of XYZ Hospital by understanding the various resource groups used in the service processes and the indirect cost allocation using time as the main cost driver so that unused capacity can be identified, and capacity-based income statement can be prepared. This is a
descriptive case study with qualitative and quantitative approaches through cost and profitability analysis in the Endoscopy unit. Data collection based on XYZ Hospital database from January to December 2017 and the results of interviews and a direct observation conducted in October and November 2018. The result of this case study concludes that through TDABC, the cost and the profitability of
endoscopy procedures can be analyzed in more detail and accurate where indirect costs are allocated according to the actual usage of resources, therefore the unused capacity can be identified for each resource group. Through the capacity-based income statement, the efficiency level can be clearly defined and more measurable. Periodically, a review of the company's cost management and tariff is needed in order to stay in line with the company's business and environments.
"
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Edhi Kusumaningtias
"ABSTRAK
Karya Akhir ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana penerapan dan P/E
ratio dalam menilai harga dari suatu saham di bursa dan untuk melihat seberapa besar
pengaruh dan signifikansi dari variabel-variabel pembentuk nilai P/E ratio yaitu :
dividend payout ratio, earnings growth, serta standar deviasi dan tingkat pertumbuhan
rata-rata. Jumlah sampel diambil dari populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Jakarta terdiri dari 42 perusahaan dan dapat dikelompokkan berdasarkan
3 sub industri, yaitu : consumer goods industry, basic & chemical industry dan
miscellaneous industry. Periode pengambilan data dan tahun 1991 sampai tahun 1996
digunakan untuk membentuk persamaan regresi linier berganda P/E ratio tahun 1995.
Hasil penelitian dari ketiga kelompok industri secara umum menunjukkan
bahwa variabel bebas (dividend payout ratio, tingkat pertumbuhan EPS, dan standar
deviasi) dalam persamaan regresi berganda memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap nilai P/E ratio. Ditemukan pula bahwa dari hasil persamaan regresi tanda
minus maupun plus dari masing-masing variabel bebas yang menunjukkan hubungan
linier antara variabel tersebut dengan nilai P/E ratio tidak sesuai dengan dugaan awal,
kecuali untuk miscellaneous industry.
Dengan menggunakan persamaan P/E ratio basil regresi dapat diketahui apakah
suatu saham dalam kondisi undervalued ataupun overvalued. Kemudian dilakukan
pembuktian melalui analisis return yaitu dengan membandingkan return tahun 1995
dengan return tahun 1996. Hasil yang diperoleh dan analisis di atas secara
keseluruhan menunjukkan bahwa return saham undervalue lebih besar dibandingkan
dengan return saham yang overvalue.
"
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T3794
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrianto Daru Kurniawan
"ABSTRAK
Dalam manajemen risiko, pengukuran risiko suatu portofolio dapat dilakukan
dengan mengkuantifikasi risiko portofolio tersebut. Salah satu penerapan kuantifikasi
risiko adalah dengan melakukan estimasi Value at Risk (VAR) dari risiko suatu portfolio.
FAR merangkurn risiko suatu portfolio dalam satu bilangan yang pada periode serta
selang kepercayaan tertentu merupakan kemungkinan kerugian terbesar.
Pada Karya Akhir ini dipaparkan implementasi salah satu metode estimasi VAR,
yaitu metode varian-kovarian, yang diterapkan pada portofolio aset tunggal FX forward
USD/IDR satu bulan, dimana portofolio ini merupakan portofolio derivatif linier.
VAR pada dasarnya adalah volatilitas perubahan nilai portfolio. Pada metode
varian-kovarian ini VAR dihitung dengan terlebih dahulu melakukan dekomposisi
portfolio menjadi gabungan beberapa portfolio baru disebut posisi standar, yang
volatilitasnya langsung dapat diestimasi dengan menggunakan data historis yang tersedia.
Posisi-posisi standar itu ditentukan sedemikian sehingga gabungan dari semua posisi
standar mempunyai risiko yang sama dengan risiko portfolio asal. VAR pada metode ini
adalah penjumlahan volatilitas dan semua posisi-posisi standar (tentu saja dengan
memperhatikan juga korelasi antar posisi standar) setelah dikalikan dengan kuantil
distribusi normal sesuai selang kepercayaan yang dipilih.
Estimasi volatilitas posisi standar, selain dilakukan dengan estimator sederhana,
juga dilakukan dengan estimator EWMA. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah
forecasting volatilitas posisi standar berpengaruh terhadap validitas VAR yang dihasilkan.
"
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T3793
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransiska Koswijaya
"Suatu perusahaan yang ingin melakukan investasi perlu menetapkan terlebih dahulu cost of capital dari proyek tersebut. Cost of capital ini akan menjadi faktor diskonto bagi proyeksi cash flow dalam rangka menentukan net present value proyek. Untuk mengetahui nilai cost of capital perlu juga mengetahui komponen komponen yang membentuk cost of capital, yaìtu cost of debt dan cost of equity. Cost of debt lebih mudah ditentukan karena tingkat suku bunga yang tetap namun penetapan nilai cost of equity memerlukan suatu perhitungan karena cost of equity merupakan cerminan dan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh para pemegang saham. Metode perhitungan cost of equity biasa digunakan adalah Capital Asset Pricing Models (CAPM).
Karya akhir ini melakukan penelitian dengan menggunakan suatu konsep baru yaitu konsep value based, yang relatif lebih mudah dibandingican CAPM karena hanya membutuhkan data-data yang sederhana dan dapat diperoleh dan laporan keuangan perusahaan dan perusahaan-perusahaan sekuritas, antara lain prediksi nilai EPS, prediksi nilai ROE, nilai buku per saham, dividend payout ratio, dan harga saham. Penelitian dilakukan terhadap 21 perusahaan publik yang dikategorikan menjadi sembilan ketompok industri. Diharapkan hasil yang diperoleh dapat menjadi landasan dalam penentuan cost of capital proyek yang selanjutnya berguna sebagai dasar dalam keputusan capital budgetingnya.
Hasil penelitian menunjukkan ternyata bahwa kelompok industri consumer goods mempunyai cost of equity yang paling tinggi, yaitu sekitar 15-19%, dilkuti dengan kelompok industri telekomunikasi, semen, dan pulp & kertas sebesar 10-14%. Yang terakhir adalah resources based industry sebesar 14%. Perbedaan nilai cost of equity ini terutama disebabkan oleh estimasi misi ROE dan misi PIB rasio yang berbeda pula, baik untuk antar kelompok industri maupun antar perusahaan dalam satu kelompok industri yang sama.
Dalam aplikasi selanjutnya untuk mengetahui intrinsic value dan saham masing masing perusahaan, dilakukan analisis sensitivitas untuk membandingkan pengaruh nilai cost of equity dengan pengaruh nilai ROE, yang memberikan hasil bahwa ternyata harga saham Iebih dipengaruhi oleh nilai cost of equity-nya."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T3792
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wening Kusharjani
"Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1995 tentang Pasar Modal telah menetapkan adanya suatu lembaga yang wajib menjamin penyelesaian transaksi bursa yaitu Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) yang saat ini dilaksanakan oleh PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI). Proses penjaminan penyelesaian transaksi bursa mengandung risiko yang besar baik bagi keberhasilan proses penyelesaian transaksi bursa maupun bagi keberlangsungan KPEI. Studi ini inencoba melakukan analisis dan evaluasi atas sistem proteksi yang telah dilaksanakan maupun yang direncanakan oleh KPEI.
Analisis dan evaluasi atas sistem proteksi dilakukan pada kegiatan penanggulangan kegagalan penyelesaian transaksi bursa pada era perdagangan dengan warkat (DW) yang berlangsung saat ini dan pada rencana penjaminan pada era perdagangan tanpa warkat (TW) atau scripless trading yang saat ini sedang lahap persiapan. Sistem proteksi terlihat pada peraturan, pelaksanaan peraturan dan spesifikasi bisnis yang telah ditetapkan. Elemen sistem proteksi yang dijadikan dasar bagi evaluasi berjumlah 5 elemen yaitu risk exposure/evaluation risk control/credit control, risk finance, debt collection dan administration.
Berdasarkan hasil evaluasi atas sistem proteksi pada era perdagangan DW, KPEI dan atau pembuat kebijakan di Pasar Modal lainnya perlu mempertegas ruang lingkup penjaminan KPEI yang diberikan pada era perdagangan DW dalam suatu perangkat hukum yang jelas. Di samping itu, beberapa perangkat operasionalisasi atas peraturan yang telah ada perlu diadakan, mendapat pengesahan secara hukum dan bersifat mengikat para pihak serta dilaksanakan. Hal ini diperlukan agar peraturan yang0 merupakan suatu sistem proteksi dapat berfungsi sebagal sistem proteksi yang efektif.
Berdasarkan hasil evaluasi atas sistem proteksi pada era perdagangan TW, terdapat tiga hal penting yang dapat dijadikan catatan. Pertama, sistem yang sungguh sungguh terintegrasi yang dimulai dan pemantauan risiko sebelum perdagangan, perdangangan dilaksanakan, penyelesaian hingga penyimpanan di kustodian sentral merupakan hal yang mutlak. Koordinasi yang kuat dalam penetapan kebijakan juga mutlak diperlukan. Kedua, alternatif penghindaran ?gagal serah saham? menjadi "serah uang" masih menimbuikan masalah terkait dengan ketidakpastian memperoleh saham di Bursa. Ketiga, perangkat operasionalisasi peraturan yang belum lengkap perlu disiapkan dan mendapat pengesahan pemberlakuannya."
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T3543
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewiyanti Krisdjoko
"ABSTRAK
Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan Laba dipengaruhi oleh faktor-faktor
yang bersifat systematic dan unsystematic, sedangkan fluktuasi harga saham dalam batas-
batas tertentu juga dipenganruhi oleh faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor yang bersifat
systematic merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi semua perusahaan atau industri,
sedangkan faktor-faktor yang bersifat unsystematic adalah spesifik dan hanya
mempengaruhi perusahaan atau industri tertentu saja
Risiko sistematis ditentukan oleh besar kecilnya koefisien beta yang menunjukkan
tingkat kepekaan harga suatu saham terhadap harga saham secara keseluruhan di pasar.
Risiko ini berkaitan dengan risiko ekonomi secara keseluruhan. Semua perusahaan di
Indonesia pasti dipengaruhi oleh situasi ekonomi nasional, walaupun pada tingkat yang
berbeda-beda. Faktor- faktor tersebut adalah pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga,
tingkat inflasi, nilai tukar valuta asing dan kebijaksanaan pemerintah di bidang ekonomi.
Selanjutnya risiko tidak sistematis merupakan risiko yang timbul karena faktor-faktor milcro
yang dijumpai pada perusahaan atau industri tertentu. Faktor-faktor tersebut antara lain
struktur modal, struktur alctiva, dan tingkat likuiditas perusahaan.
Setiap perusahaan mempunyai daya tahan yang berbeda terhadap pengaruh yang
bersifat ekstemal. Artinya tingkat sensitivitas setiap perusahaan (saham) terhadap pengaruh
pasar/ekonomi sangat berbeda. Bagi suatu perusahaan yang sangat sensitif terhadap
pengaruh pasar/ekonomi mempunyai risiko pasar yang sangat tinggi dan sebaliknya.
Dalam karya akhir ini, fokus penelitian adalah pada analisis fundamental khususnya
berkenaan dengan dampak dan kondisi makroekonomi sebagai pengaruh eksternaI yang
mempengaruhi risiko sistematis terhadap fiuktuasi return saham di pasar modal. Pengujian
dilakukan pada saham-saham yang berada pada faktor yang berbasis sumberdaya alam.
Hasil penelitian dengan menggunakan APT theory menunjukkan bahwa faktor
makroekonomi kurang mampu mejelaskan return saham dengan baik. Excess faktor
makroekonomi bukanlah faktor yang secara signifìkan mempengaruhi return saham
perusahan terutama pada sektor dengan basis sumberdaya alam di bursa Indonesia.
Berdasarkan 15 model APT yang diestimasi dapat disimpulkan bahwa excess faktor
makroekonomi yang berpengaruh terhadap seluruh model saham adalah excess faktor kurs,
dan pengaruh signifikan berikutnya terhadap model adalah faktor tingkat sukubunga.
Sebagai saran adalah bahwa data excess faktor makroekonomi dapat dimanfaatkan
sebagai data pendukung dalam analisis pemilihan saham karena kondisi pasar modal
Indonesia yang belum efisien. Perlu dicoba mencari faktor lain selain excess makroekonomi
berupa kurs, Jibor rate, inflasi, GDP yang telah digunakan dalam variabel penelitian, untuk
membangun model APT yang lebih baik. Faktor tambahan yang disarankan untuk dipakai
adalah Market Index (indeks pasar BEl).
"
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T3542
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ella Kartika
"Karya akhir ini memberikan penjelasan mengenai penerapan strategi cornerstone growth, modifikasi cornerstone value dan kombinasi kedua strategi, pada transaksi saham di Bursa Efek Jakarta. Strategi cornerstone growth dan strategi cornerstone value telah diuji pada transakai saham di New York Stock Exchange oleh James P. O?Shaughnessy dan ternyata kombinasi kedua strategi menghasilkan portofolio dengan return yang lebih tinggi dari return pasar dan risiko yang lebih rendah dari risiko pasar.
Analisis tethadap penerapan strategi tersebut di Bursa Efek Jakarta dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut:
1. Tahap pertama adalah pemilihan saham dengan strategi cornerstone growth. Dilakukan dengan kriteria: (1) dipilih dari seluruh saham yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta yang mempunyai minimal 52 hari perdagangan dalam satu tahun, (2) earning bertumbuh secara konsisten dalam tiga tahun terakhir, (3) Price-to-Sales Ratio di bawah 1,5, (4) harga saham berkinerja bagus dalam satu tahun terakhir. Terbentuk 3 portofolio daiam tiga periode penelitian.
2. Tahap kedua adalah pemilihan saham dengan strategi modifikasi cornerstone value. Dilakukan dengan kriteria: (1) mempunyai nilai kapitalisasi pasar di atas rata-rata pasar, (2) jumlah common stock outstanding di atas rata-rata pasar, (3) cash flow per share 75% terbes dan seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, (4) nilai penjualan 1,5 kali rata-rata pasar, (5) dividend yield dalam peningkat 100 perusahaan terbaik (modifikasi A) dan 150 perusahaan terbaik (modifikasi B). Terbentuk 3 portofolio sirategi cornerstone value modifikasi A untuk tiga periode dan 2 portofollo strategi cornerstone value modifikasi B untuk periode 1 dan periode 2. (Portofolio periode tiga modifikasi B sama dengan modifikasi A).
3. Tahap ketiga dibuat kombinasi masing-masing 50% antara strategi cornerstone growth dan modifikasi cornerstone value, terbentuk 5 portofolio kombinasi.
4. Tahap keempat adalah mengukur kinerja setiap portofolio yang terbentuk. Return diukur dengan arithmetic mean of return, risiko diukur dengan deviasi standar, risk adjusted return diukur dengan sharpe index dan treynor índex dibandingkan dengan IHSG dan LQ45 sebagai ukuran kinerja pasar, terakhir dihitung market adjusted return, yaitu; return yang sudah dikurangi return pasar.
Periode pengujian dibagi dalam tiga periode, ynitu periode 1 sebelum krisis (1 Januari 1996 - 30 Juni 1997), periode 2 dimasa krisis (1 Juli 1999 - 31 Desember 1998) dan periode 3 setelah krisis (1 Januari 1999 - 30 Juni 2000).
Hasil penelitian pada periode satu dan tiga menunjukkan bahwa portofolio yang terbentuk dengan strategi cornerstone growth dapat mengalahkan kinerja pasar secara significant. Kinerja portofolio yang terbentuk dengan strategi modifikasi cornerstone value hanya sedikit di atas kinerja pasar. Dan penggabungan kedua strategi akan memperburuk kinerja portofolio strategi cornerstone growth tapi meningkatkan kinerja portofolio sirategi modifikasi cornerstone value.
Hasil penelitian pada periode dua (di masa krisis) menunjukan bahwa arithmetic mean of return semua portofolio yang terbentuk termasuk arithmetic mean of return pasar adalah bilangan negatif dengan nilah terkecil adalah return pasar, walaupun secara risiko portofolio dengan strategi cornerstone growth Growth mempunyai risiko yang Iebih kecil dari resiko pasar. Jelas bahwa dalam masa krisis penerapan kedua strategi akan menyebabkan kerugian. Hal ini menunjukkan bahwa penting bagi investor untuk mengetahui dengan jelas keadaan perekonomian sebelum melakukan investasi.
Berdasarkan hasil penelitian penulis menyimpulkan bahwa di luar masa krisis ekonomi sebaiknya dipilih strategi cornerstone growth untuk investasi saham di Bursa Efek Jakarta"
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T3536
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>