Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budi Hartono
"Ikan manyung termasuk dalam suku Aridae dan merupakan salah satu ikan dasar (damersal). Berdasarkan data menunjukkan jumlah pemanfaatan ikan untuk dijadikan produk ikan asin mencapai 45.795,13 ton, sedangkan unit pengolahan ikan asin pada tahun 2010 mencapai 23.876 unit. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan status dan strategi keberlanjutan usaha ikan asin di Kabupaten Indramayu. Metode yang dilakukan meliputi aspek biologi dengan metode surplus produksi, status keberlanjutan menggunakan metode rapfish dan strategi keberlanjutan dengan metode AHP
Aspek biologi ikan manyung di Kabupaten Indramayu menunjukkan bahwa pertumbuhan ikan yang tertangkap dan didaratkan adalah alometrik negatif. Nisbah kelamin menunjukkan bahwa ikan manyung betina lebih banyak dengan perbandingan 1:1,2 dan 1:1,1. Berdasarkan TKG diketahui bahwa ikan manyung yang tertangkap kebayakan pada TKG 2 dengan prosentase sebesar 31%, sehingga banyak ikan manyung yang tertangkap dalam kondisi belum matang gonad. Hasil analisis potensial lestari (MSY) sumberdaya ikan Manyung di Kabupaten Indramayu menunjukkan nilai sebesar 1.803.561 kg/tahun, dalam hal ini tingkat pemanfaatan ikan manyung di Kabupaten Indramayu pada tahun 2011 telah melebihi nilai MSY.
Status keberlanjutan usaha ikan asin di lokasi penelitian dengan indeks keberlanjutan multidimensi diperoleh nilai sebesar 50,60 dengan urutan prioritas strategi yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut penguatan pola usaha dan peningkatan akses pemasaran, bimbingan dalam melakukan penanganan dan penyimpanan produk akhir serta peningkatan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan pengolahan hasil perikanan, sosialisasi terhadap peranan sektor pengolahan, peningkatan kesempatan lapangan kerja, pengembangan usaha pengolahan dalam menghasilkan pendapatan, penentuan ukuran ikan manyung yang boleh di tangkap dan pengaturan dalam melakukan eksploitasi ikan manyung

Fish giant catfish (Aridae) is one of endemic fish (demersal). Based on data showing the amount of utilization of fish to be used as salted fish products reached 45,795.13 tons and the salted fish processing units reached 23,876 units. This research aimed to determine the status and sustainability strategies salted fish business in the regency of Indramayu. Methods that include on the biological aspects with method surplus production, sustainability using rapfish and sustainability strategies with the method of AHP
The biological aspect of caught and landed giant catfishin Indramayu District hasnegative allometric growth. Sex ratio shows that the number of female giant catfish is more than the male, with ratio of 1:1,2 and 1:1,1. Based on gonad maturation stage, 31% of the caught giant catfish were suspected in second stageor immature gonads. The maximum sustainable yield (MSY) analysis for giant catfish in Indramayu regency in 2011 shows value of 1.803.561 kg/tahun, it means the utilization levels of giant catfish in Indramayu regency in 2011 have exceeded MSY.
The multidimensional sustainability index of salted fish processing business place of research shows the value of 50.60 with strategic priorities that need to be done is strengthening the salted fish processing business, improving the market access, intensifying the training, educating and counseling in fish handling,fish processing and fish product keeping,disseminating information about the role of the salted fish processing sector, increasingthe employment opportunities in salted fish processing sector, supporting the salted fish processing business to generate their income, determining the size of giant sea catfish which allowed to catch and regulating the exploitation of giant catfish."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T32138
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Hartono
"PT. ABC merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pengiriman cepat dan logistik (delivery express and logistics). Persaingan yang sangat ketat, tingkat turn-over sumber daya manusia serta perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat membuat PT. ABC merasa perlu memiliki strategi yang tepat dalam menjaga kelangsungan operasi bisnisnya saat ini maupun di masa mendatang.
Salah satunya adalah strategi dalam pengelolaan sunlber daya manusia, di mana disadari bahwa ABC tidak cukup siap dalam pengadaan talenta yang dapat disiapkan dalam proses suksesi, balk saat ini manpun 1-2 tahun ke depan. Minimnya jumlah potential successor, di mana kurang dari 2% dari kelompok Junior Manager yang dinilai siap menduduki posisi yang lebih tinggi.
Melalui berbagai riset atau survey internal, serta workshop yang dilakukan, disadari bahwa ABC saat ini belum memiliki perangkat yang memadai untuk. mengantisipasi situasi tersebut. ABC tidak cukup terstruktur dalam mengenali talenta-talenta dari karyawan yang ada, dalam mengidentifikasi arah pengembangan karir karyawan potensial manpun dalam menyalurkan aspirasi karir dari para karyawannya.
Terbukti sebanyak 36% dari karyawan yang mengundurkan diri tahun 2003 menyatakan bahwa alasan rnereka meninggalkan perusahaan karena mereka merasa mendapatkan kesempatan karir yang lebih baik di perusahaan baru. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa dari 20.000 kasus voluntarily termination yang diteliti, sebanyak 80% di antaranya diakibatkan 3 faktor utama, yaitu masalah dengan atasan, kondisi kerja serta tidak adanya kesempatan karir.
Beberapa alternatif dicoba dianalisis untuk bisa memecahkan permasalahan yang dihadapi ABC. Berbagai perangkat/sistem pengelolaan sumber daya manusia yang ada dicoba ditelaah, seperti system dan strategi rekrutmen, strategi Compensation & Benefit serta sistem pengembangan karir itu sendiri.
Di antara pemikiran solusi tersebut, hal yang paling dibutuhkan saat ini dan paling feasible atau memungkinkan untuk segera dilakukan adalah pengembangan sistem Career & Talent Management, yang diakui oleh sebagian besar peserta workshop memang belum dimiliki ABC. Sebagai sebuah proses yang kelak akan berjalan sepanjang tahun, solusi ini diperkirakan akan membutuhkan investasi sebesar Rp. 176.300.000,- di mana biaya ini masih akan lebih kecil dibandingkan biaya yang harus dikeluarkan untuk merekrut, melakukan re-training, efek intangible akibat demotivasi yang terjadi pada karyawan yang ada."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38177
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Budi Hartono
"ABSTRAK
Diare menempati urutan kelima dalam 10 penyakit penyebab kematian di dunia dan
diperkirakan 4 milyar kasus diare terjadi di dunia pada tahun 2007 serta 2,2 juta
diantaranya meninggal. Kejadian diare di Kabupaten Lampung Tengah meningkat
pada tahun 2015 tetapi mengalami penurunan pada tahun 2016, begitu juga kejadian
diare di Puskesmas Kotagajah meningkat pada tahun 2015 dan menurun secara
drastis pada tahun 2016. Salah satu upaya dalam menurunkan kejadian diare adalah
dengan melaksanakan Open Defecation Free/ODF pada masyarakat. Penelitian ini
bertujuan menganalisis perbedaan kejadian diare dan faktor-faktor yang berhubungan
terhadap kejadian diare pada Puskesmas belum ODF (Puskesmas Simbarwaringin)
dan Puskesmas ODF (Puskesmas Kotagajah). Desain penelitian yang digunakan
cross sectional, bersifat observasi deskriptif dan merupakan studi komparatif
terhadap kejadian diare pada Puskesmas belum ODF dan puskesmas ODF dengan
jumlah 100 sampel. Hasil analisis bivariat proporsi perbedaan terhadap kejadian
diare pada Puskesmas belum ODF dan Puskesmas ODF berhubungan signifikan
(p=0,001), OR=5,31 (95% CI:1,913-14,745). Hasil analisis multivariat menunjukkan
kondisi fisik SAB (p=0,000) dan OR=42,25 (95% CI:11,810-189,034) setelah
dikontrol variabel tingkat pendidikan, tingkat penghasilan, CTPS setelah BAB,
memotong kuku, kondisi fisik jamban, TPS dan SPAL. Kesimpulannya proporsi
kejadian diare pada Puskesmas belum ODF mempunyai peluang 5,31 kali lebih besar
dibandingkan pada Puskesmas ODF. Sebaiknya dilakukan peningkatan pengetahuan
pada masyarakat dan perilaku ODF selalu diterapkan oleh masyarakat sebagai salah
satu cara pencegahan kejadian diare dan upaya menuju sanitasi total.

ABSTRACT
Diarrhea ranks the fifth in 10 causes of death in the world and was estimated 4
billion cases of diarrhea occured in the world in 2007 and 2.2 million of them were
died. The incidence of diarrhea in Central Lampung increased in 2015 but decreased
in 2016, as well as the incidence of diarrhea in Kotagajah Puskesmas increased in
2015 and decreased drastically in 2016. Effort in reducing the incidence of diarrhea
is by implementing Open Defecation Free/ODF to the community. This research is
aimed to analyze the differences of diarrhea incidence and the related factors to the
occurrences of diarrhea at non ODF Puskesmas (Puskesmas Simbarwaringin) and
ODF Puskesmas (Puskesmas Kotagajah). This research is using cross sectional
design, descriptive observation and comparative study on the incidence of diarrhea at
non ODF Puskesmas and ODF Puskesmas which consisted 100 samples. Bivariate
analysis of the proportion of the difference to the incidence of diarrhea at non ODF
Puskesmas and ODF Puskesmas has significant correlation (p = 0,001), OR = 5,31
(95% CI: 1,913-14,745). Multivariate analysis showed physical condition of SAB (p
= 0,000) and OR = 42,25 (95% CI: 11,810-189,034) after controlled by variable of
education level, income level, CTPS after defecate, nail cut, physical condition of
toilet, TPS and SPAL. In conclusion, the proportion of diarrhea occurrences at the
non ODF Puskesmas is 5.31 times greater than in ODF Puskesmas. It is better to
increase knowledge on the community and the behavior of ODF is always applied by
the community as a way to prevent the occurrences of diarrhea and efforts towards
total sanitation."
2017
T48424
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Budi Hartono
"Kepemimpinan paternalistik merupakan konsep kepemimpinan yang berasal dari negara yang menganut sistem kolektivis dipandang mempunyai kecocokan untuk diimplementasikan pada budaya Indonesia yang mengutamakan budaya kekeluargaan dan kebapakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan paternalistik terhadap kinerja Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (Ditjen PPI) pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) dan peran mediasi kepercayaan (affective-based trust dan cognitive-based trust). Responden pada penelitian ini adalah seluruh ASN di Ditjen PPI baik jabatan struktural maupun fungsional. Proses analisis data pada penelitian ini menggunakan metode SEM-PLS untuk melihat hubungan antar variabel untuk melihat hubungan pada variabel-variabel penelitian, dengan menggunakan aplikasi SmartPLS. Hasil penelitian ini menemukan bahwa dimensi variabel kepercayaan mempunyai memediasi hubungan antara variabel kepemimpinan paternalistik dan kinerja.

Paternalistic leadership is a concept of leadership originating from a country that adheres to a collectivist system deemed to have a suitability to be implemented in Indonesian culture that prioritizes a culture of kinship and fatherhood. The purpose of this study was to analyze the influence of paternalistic leadership on the in-role performance of the State Civil Apparatus (ASN) in the Directorate General of Post and Information Technology (Ditjen PPI) at the Ministry of Communication and Information Technology (Kemkominfo) and the role mediation of trust (affective based and cognitive based). Respondens of this research is all ASN in DG PPI both structural and functional positions. The process of data analysis is to use the SEM-PLS method to see the relationship between variables to see the relationship to the research variables, using the SmartPLS application. The results revealed that the dimensions of trust variable had a positive mediating effect on performance and performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Budi Hartono
"This thesis discusses the Spatial Analysis of the 2020 Depok City Regional Head Election. The source of the data was taken from the results of the 2020 Depok City Regional Head Election in the form of the number 2 contestant vote, population demographic data in the same year. This research uses quantitative methods with GeoDa applications. The purpose of this study analyzes the spatial distribution in each village, demographic factors and voter behavior and to determine the spatial influence on each contestant. The results of this study showed that contestant number 2 only had 30 village bases, but won absolutely in 53 villages. The factor of novice voters and voters with high school education level and above, affects the victory of contestant number 2. Other factors that influence victory are the quality of voters and the contestant's capabilities, the candidate's vision and mission, work program, government experience, contestant's level of education. Further research can be deepened by testing other demographic variables such as gender, socioeconomics, characteristics of commuter workers, both qualitatively and quantitatively.

This thesis discusses the Spatial Analysis of the 2020 Depok City Regional Head Election. Data sources are taken from the results of the 2020 Depok City Regional Head Election in the form of the vote acquisition of contestant number 2, population demographic data in the same year. This research uses quantitative methods with the GeoDa application. The purpose of this research is to analyze the spatial distribution in each village, demographic factors and voter behavior and to determine the spatial influence on each contestant. The results of this study show that contestant number 2 only has 30 base villages, but won absolutely in 53 villages. The factor of novice voters and voters with a high school education level and above, influenced the victory of contestant number 2. The other factors that influence victory are the quality of voters and contestant capabilities, candidates' vision and mission, work programs, government experience, and contestant education levels. Further research can be deepened by testing other demographic variables such as gender, socio-economic, characteristics of commuter workers, both qualitatively and quantitatively."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Hartono
Jakarta: Grafiti Press, 2009
332.1 Har p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Rianto Budi Hartono
"Pada saat krisis sektor agribisnis justru masih tetap eksist, yang terus berkembang dan masih mampu menyumbang devisa dengan nilai eksport sebesar US $ 13 milliar Nilai eksport anggrek secara keseluruhan selama lima tahun terakhir dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2001 mengalami pasang surut, yaitu kalau pada tahun 1997 sebesar US $ 38,3 ribu meningkat menjadi US $ 2,95 juta pada tahun 1999. Namun pada tahun 2000 justru mengalami penurunan hingga hanya sebesar US $ 1,1 juta, tetapi hal itu hanya berlangsung sesaat dan kembali mengalami kenaikan sebesar US $1,4 juta pada tahun 2001 (Departemen Pertanian, 2002).
Agribisnis bunga khususnya anggrek merupakan salah satu komoditi yang sangat potensial untuk ditumbuhkembangkan khususnya di kota-kota besar di Indonesia karena selain memiliki spesies terlengkap, unggul juga terbesar di dunia, dari seluruh jenis anggrek bulan yang ada 65 % di antaranya berasal dan asli dari Indonesia (Haryani & Bambang Sayaka, 1991), 40 % anggrek jenis Cattleya dan 80 % anggrek jenis Dendrobium terdapat di Indonesia (Supramana & Gede Suatika, 1995). Di samping itu pengusahaan agribisnis anggrek masih dapat dilakukan pada lahan-lahan yang terbatas luasnya. Oleh karena itu komoditas anggrek merupakan salah satu produk unggulan yang menjadi prioritas utama untuk dapat ditumbuhkembangkan di Propinsi DKI Jakarta.
Pengembangan agribisnis anggrek, jika dilakukan secara terintegrasi dan berkelanjutan akan dapat menjadi komoditas andalan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan sekaligus dapat meningkatkan pendapatan masyarakat serta meningkatkan penerimaan pendapatan daerah. Untuk itu diperlukan adanya upaya untuk mengidentifikasikan suatu subsistem agribisnis anggrek yang terbaik untuk dikembangkan di kota-kota besar khususnya di DKI Jakarta sehingga akan mampu tumbuh dan berkembang seiring dengan pertumbuhan sektor industri. Salah satu langkah awal yang nyata dapat dilakukan dengan Cara mengidentifikasikan karakteristik dari agribisnis anggrek. Sehingga nantinya akan dapat diperoleh suatu karakter berdasarkan atas besar kecilnya usaha dalam setiap sub sistem agribisnis anggrek yang paling besar potensinya untuk dapat dikembangkan di Propinsi DKI Jakarta.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi karakteristik secara umum agribisnis anggrek di Propinsi DKI Jakarta, kemudian dilakukan pengidentifikasian kondisi agribisnis anggrek berdasarkan aspek-aspek keuangannya. Selain itu dilakukan pula pengidentiftasian kebutuhan layanan yang diperlukan para pengusaha agribisnis anggrek serta menelaah peranan Dinas Pertanian dan Kehutanan Propinsi DKI Jakarta dalam rangka mengembangkan usahanya.
Penelitian ini bersifat kuantitatif dan kualitatif, dengan menggunakan analisis kluster untuk mengidentifikasikan dari setiap karakter agribisnis yang ada di Propinsi DKI Jakarta. Dari hasil pengidentifikasien tersebut, maka untuk mengetahui penyebab perbedaan antara masing-masing karakter tersebut dilanjutkan dengan analisis diskriminan (Multiple Discriminant Analysis Method) Sistem pengambilan sampel dilakukan dengan cara stratified random sampling dengan sistem proporsional. Dimana penelitian dilakukan di tiga wilayah, yaitu wilayah barat, selatan dan timur, dari masing masing wilayah diambil sampel secara proporsional sebesar 25 % dari total populasi yang ada di tiap wilayah. Sehingga masing-masing sampel yang diambil di Wilayah Jakarta Barat sebanyak 40 sampel, Jakarta Selatan 46 sampel dan Jakarta Timur sebanyak 44 sampel.
Dari serangkaian penelitian diperoleh temuan bahwa pertama ; Agribisnis anggrek di wilayah Propinsi DKI Jakarta terbagi dalam empat subsistem, yakni subsistem penyedaan bibit tanaman, subsistem tanaman pot, subsistem bunga potong serta subsistem jasa pemasaran. Dan keempat subsistem ini masing-masing diperoleh tiga kelompok besar, yaitu kelompok agribisnis yang belum mampu berkembang, kelompok agribisnis yang bare berkembang dan kelompok agribisnis maju.;1) Wilayah Jakarta Barat : a) Agribisnis yang belum mampu berkembang sebanyak 67,5 %, b) Agribisnis yang baru berkembang sebanyak 10 %, c) Agribisnis yang telah maju sebanyak 22,5 %, 2) Wilayah Jakarta Selatan : a) Agribisnis yang belum mampu berkembang sebanyak 58,7 %, b) Agribisnis yang baru berkembang sebanyak 21,7 %, c) Agribisnis yang telah maju sebanyak 19,6 %, 3) Wilayah Jakarta Timur ; a) Agribisnis yang belum mampu berkembang sebanyak 75 %, b) Agribisnis yang baru berkembang sebanyak 15,9 %, c) Agribisnis yang telah maju sebanyak 9,1 %. Kedua ; dengan menggunakan analisis diskriminan temyata dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap tiap-tiap kelompok adalah, a) Aspek tenaga kerja ; jumlah tenaga kerja, b) Aspek produksi ; luas lahan usaha, c) Aspek Keuangan ; biaya total, total penerimaan, biaya variabel, tingkat keuntungan, RIC ratio, reinvestasi labs, d) Aspek pemasaran ; kemampuan meningkatkan daya saing produk, e) Aspek pengembangan usaha; kondisi modal kerja. Ketiga ; berdasarkan atas temuan di lapangan dan karaktenstik dari setiap tahapan pengembangan agribisnis maka pengembangan agribisnis anggrek di Propinsi DKI Jakarta sebaiknya lebih diprioritaskan pada subsistem penyedaan bibit, tanaman pot dan jasa perdagangan mengingat berbagai permasalahan yang ada di tiap-tiap subsistem. Untuk itu diperlukan adanya sentra-sentra pemasaran baik berupa pasar bunga maupun tempat pelelangan khusus bunga. Selanjutnya untuk mengatasi permasalahan aspek keuangan khususnya dalam hal kesulitan akses ke lembaga keuangan formal (Bank) maka diperlukan adanya lembaga keuangan mikro (micro-financing) mengingat karakter dari usaha agribisnis ini sangat,berbeda dengan usaha lain, baik dalam hal kepastian usaha maupun tingkat resiko yang dihadapi.
Dalam hal struktur organisasi maka peranan Dinas Pertanian dan Kehutanan sudah cukup baik, tetapi di sisi lain jika dilihat dari segi program kerja dan alokasi anggaran maka peranan dinas belum mampu menyentuh langsung pada masyarakat bisnis, sehingga keberadaannya kurang dapat dirasakan oleh masyarakat agribisnis anggrek.
Peranan Dinas Pertanian dan Kehutanan perlu ditingkatkan lagi baik dari segi program kerja maupun pengalokasian anggaran yang ada, sehingga mampu mendorong perkembangan agribisnis anggrek di wilayah Propinsi DKI Jakarta. Dengan demikian secara tidak langsung juga akan memperbaiki struktur ekonomi mikro dan akan meningkatkan penerimaan pendapatan asli daerah."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12416
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 >>